Gak mau!

241 22 3
                                    

Beberapa bulan berlalu, kini mereka semua telah berdamai dengan keadaan dan begitu juga dengan hubungan Aqila dan Bara semakin maju. Seakan mereka semua telah merelakan apa yang terjadi di waktu lalu dan mulai menerimanya sebagai takdir.

Aneesha termenung sembari memegangi ponselnya yang masih menyala. Wanita itu sedari tadi menonton sosial medianya, dan dirinya menemukan dance yang bagus menurut Aneesha sendiri. Sehingga pelan pelan tangan wanita mengikuti tata cara yang memang di ajarkan oleh si pembuat dance tersebut.

"Aduh susah kali sih," keluh Aneesha sembari peperangan gaya tersebut.

Dengan perut Aneesha yang semakin membesar karena sebentar lagi akan memasuki 7 bulan, Aneesha semakin bersemangat hingga melupakan jika ada sosok lain di dalam perutnya.

Beberapa menit hingga dirinya telah menghafal gerakannya, Aneesha tersenyum senang.

"Alhamdulillah, ternyata mudah ya." Aneesha menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Wanita itu meletakkan ponselnya di atas meja setelah menekan tombol play, Aneesha segera berlari menjauhi ponselnya. Tanpa sadar jika suaminya telah pulang dan menabrak tubuh Faris yang ada di belakang badannya.

Bruk!

Aneesha terhuyung ke depan, dengan sigap Faris menahan tubuh istrinya yang sedikit lebih berat dari sebelum Aneesha hamil.

"Astaghfirullah, Humaira!" Faris geleng-geleng kepala.

Aneesh nyengir, dia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Bibirnya sedikit manyun karena merasa terganggu dengan kehadiran Faris yang tiba-tiba saja muncul.

"Ihh minggir dulu!" Aneesha mendorong tubuh Faris, membuat laki-laki itu sedikit terhuyung ke kebelakang.

"Memangnya kenapa sih Humaira?" tanya Faris penasaran.

"Mau bikin vt tiktok he he." Aneesha tersenyum lebar.

Faris melotot, dia menggeleng dengan cepat. Dirinya segera berlari ke arah nakas dan mengambil ponsel Aneesha dengan cepat. Di sana Faris melihat video apa yang di maksud oleh istrinya. Seketika kakinya terasa lemas dengan apa yang di lihatnya itu.

"Kamu mau bikin kaya ginian?" tanya Faris dengan lembut.

Aneesha mengangguk polos, "Iya, mau bikin gituan. Kayanya asik tuh," balas Aya yang masih menyunggingkan senyumannya. Merasa jika Faris akan memperbolehkannya.

"Gak boleh ya Humaira," ucap Faris yang masih melembutkan suaranya.

Aneesha mengernyit heran, raut wajahnya seakan ingin protes tetapi dia tahan.

"Kenapa kok gak boleh? Kan aku pake cadarnya." Faris menghela napasnya pelan, dia berjalan mendekati kasur dan duduk di sana.

"Sini, duduk dulu sambil aku jelasin." Faris menepuk-nepuk bagian kosong yang ada di depannya.

Meskipun cemberut, Aneesha tetap menuruti perintah dari Faris. Wanita itu duduk di hadapan sang suami, dengan wajah yang sengaja ia tekuk ke bawah.

Pria itu tersenyum kecil, "Kenapa kok mau ikutan joget joget kaya gitu hm?" tanya Faris dengan lembut.

"Soalnya asik ihh, lagipula loh banyak Anes aja yang ngikutin trend itu. Banyak kok, bahkan banyak juga tuh yang bercadar seperti Anes ini!" protesnya lucu.

Faris terkekeh sebentar, "Kalau orang bercadarnya jatuh ke sumur, kamu juga akan ikutan?" tanya Faris lagi, masih menggunakan nada lembut.

Aneesha menggeleng polos, "Ngga, kan Anes masih punya dede. Kalau Anes nyemplung sumur, dede gimana?" tanya Aneesha dengan raut wajah yang terlihat menggemaskan.

Faris menghela napasnya pelan, "Terus kenapa mau ikutan cewek bercadar di luaran sana yang ikut trend gituan?"

Aneesha berpikir sejenak, dirinya masih merasa jika pikirannya adalah benar. Lagipula dancenya sebenarnya tidak yang aneh aneh tetapi hanya rumit saja.

"Memangnya ga boleh?" Aneesha justru bertanya.

"Gak boleh!"

"Haa, kenapa?" tanya Aneesha dengan heran.

"Tabarruj sayang! Masih inget ngga sama tabarruj yang waktu aku bilang ke kamu dulu?"

Aneesha menggeleng polos, membuat Faris benar benar merasa gemas. Laki-laki itu mencubit pipi istrinya, membuat sang empu mengaduh kesakitan.

"Tabarruj itu menampakkan diri dengan bersolek atau berhias yang di lakukan oleh wanita untuk mempercantik diri dan memamerkan kecantikannya atau keelokan tubuhnya sehingga menimbulkan daya tarik lawan jenis dan fitnah bagi keduanya."

"Bukan hanya itu, tabarruj sebenarnya bisa di katakan juga dengan "ingin di lihat."

Aneesha termenung, dia juga baru ingat tentang awal pertemuannya dengan Faris yang dimana laki-laki itu memberitahu dirinya tentang tabarruj dan zina mata. Kenapa dirinya dengan muda melupakan hal itu ya? Aneesha menepuk keningnya dengan pelan.

"Lupa he he. Maaf ya Hubbie," ucap Aneesha, memeluk lengan Faris.

"Jangan di ulang ya! Kalau mau joget di depan aku saja." Faris justru menggoda Aneesha, membuat wanitanya itu langsung merona.

"Ihh apa sih! Ga jadi!" Aneesha menutupi mukanya yang mulai memerah.

"Dih tadi aja marah. Udah hafalan lagi aja, daripada ikutan trend joget joget gitu."

"IHH GAK MAUU!"

Faris tertawa kecil melihat istrinya yang kesal. Lama tinggal dengan dirinya, laki-laki itu juga merasa jika istrinya kerap kali merasa tertekan ketika dia menyuruh Aneesha untuk menghafal ayat-ayat yang begitu panjang.

---


Living With Mas Santri [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang