Singgah di Bandung

163 13 4
                                    

"Mas boleh ngga sih mampir dulu kemana gitu?" Aneesha bergumam kecil.

Faris mengernyit. "Mau kemana?" tanya laki-laki itu.

"Eumh ke mana ya? Bandung boleh ngga sih?" Aneesha meminta persetujuan suaminya.

Faris mengangguk, menyetujui permintaan Aneesha. Laki-laki mengeluarkan ponselnya dari saku, dan memberikannya pada istrinya.

Aneesha menerima ponsel itu meskipun hinggap beberapa pertanyaan yang ingin sekali dia lontarkan pada suaminya.

"Hubungi abi, bilang jika kita akan menginap beberapa hari di Bandung."

Barulah Aneesha mengerti, wanita itu dengan semangat langsung mengubungi abinya. Faris geleng-geleng kepala melihat ke antusiasan istrinya.

"Kamu seneng?" tanya Faris, menyunggingkan senyuman tipis.

"Ya, aku senang sekali mas!" ucap Aneesha sembari mengeluarkan tawa kecilnya, membuat Faris juga ikut tertawa.

"Baiklah, demi istri dan anakku apapun aku lakukan."

Aneesha mengulum bibirnya ke dalam, menahan gejolak rasa yang begitu membuncah dalam hati. Aneesha memalingkan wajahnya agar Faris tak dapat melihat pipinya yang mungkin memerah saat ini. Namun sayangnya, dia lupa jika kelebihan suaminya itu adalah peka terhadap keadaan.

"Salting ya?" tanya Faris dengan tatapan polosnya.

"Apa sih, engga ya!" bantah Aneesha dengan nada yang sengaja dia kecilkan.

"Ya terus? Buktinya aja pipimu merah gitu kok. Udah, gausah nyangkal gitu dong, dek!" Ini pertama kalinya Faris memanggil Aneesha dengan panggilan adek membuat Aneesha semakin merasa senang.

"Apa boleh sekalian adek yang pilih destinasinya? Adek pengen lihat pemandangan yang bagus."

"Terserah kamu saja sayang."

---

Braga, Bandung.

Setelah melalui beberapa jam perjalanan, kini mereka berdua telah memasuki kawasan yang Aneesha inginkan tadi. Tempat yang begitu indah membuat Aneesha terpukau begitu juga dengan Faris yang menikmati pemandangan kota yang ramai dengan pengujung yang sedang berjalan kaki di samping kiri dan kanan mereka berdua.

"Masih lama mas?" tanya Aneesha yang sudah tak sabar ingin melihat hotel yang tadi ia pilih sendiri.

"Sebentar lagi sayang," balas Faris, tersenyum singkat.

Aneesha manggut-manggut, wanita itu memilih untuk menempelkan keningnya pada kaca mobil. Membuat Faris kembali menarik tangan istrinya itu, dan Aneesha langsung memasang wajah yang muram.

"Ihh apa sih tarik tarik Anes!" sentaknya, sembari mengerucutkan bibirnya lucu. Tangannya ia tautkan ke atas dadanya, kemudian wajahnya memaling ke arah lain, tak ingin menatap wajah suaminya.

"Yaudah ga jadi nginep di Bandung deh."

Aneesha melotot, sontak wanita itu kembali melihat ke arah suaminya, dan memasang wajah murung. Membuat Faris sedikit terhibur dengan tingkah laku istrinya yang gemar sekali merajuk.

"Katanya tadi iya! Lagipula kan kita udah izin ke abi, jadi ngga bisa deh di batalin, wlee!" Aneesha menjulurkan lidahnya di depan wajah Faris.

Laki-laki itu menyeringai kecil. "Kata siapa? Tinggal bilang aja istri kecilku ini sudah berubah pikiran." Faris menjawab dengan tenang.

"Kok aku mulu sih yang di jadiin sasaran?" tanya Aneesha sebal.

"Ya kan kamu yang ngambek?"

Tak sadar mobil yang mereka tumpangi telah memasuki perkarangan hotel yang Aneesha pilih. Faris memilih tempat parkir yang tak jauh dari lobby, supaya istrinya itu tidak merasa kelelahan meski Aneesha sendiri menginginkan berjalan kaki menikmati pemandangan di sekitar hotel itu.

Living With Mas Santri [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang