Desa Erste... (2)

19 1 0
                                    

* tok tok tok

"Permisi."

Aku mencoba mengetuk pintu rumah yang ditunjukkan oleh kedua penjaga tadi. Rumah yang satu ini masih sama seperti yang lain, hanya saja detailnya lebih halus dan terasa agak mewah jika dibandingkan dengan rumah lainnya. Benar-benar rumah kepala desa ya.

"Ya tunggu sebentar. "

Terdengar suara dari dalam rumah. Jika dari suaranya sepertinya pria paruh baya berusia 40-50 tahunan.

Pintu terbuka dan sesosok laki-laki paruh baya benar-benar muncul dari dalam.

"Siapa kamu?" Dia bertanya.

"Saya Weiss seorang putra pedagang di wilayah timur, kereta kuda saya diserang oleh binatang buas di hutan dekat sini, jika boleh saya ingin beristirahat di desa ini. "

"Hmm begitu, dilihat dari pakaian dan wajah mu sepertinya kamu bukan orang wilayah sini ya. "

"Itu benar."

"Kalau begitu masuk lah terlebih dahulu, mari kita berbincang sebentar. "

"Baiklah permisi. "

Sekitar 15 menit berlalu sejak kepala desa menanyai tujuan dan asalku. Aku mengatakan bahwa aku berasal dari wilayah timur dan tidak tidak terlalu menghafal nama wilayah karena semua sudah diurus oleh tangan kananku, akan tetapi tangan kananku tewas untuk melindungi ku dari binatang buas. Tentu saja itu bohong, tapi ada beberapa kebenaran di dalamnya.

Setelah mengobrol dengan kepala desa akhirnya aku mengetahui makhluk yang menyerang ku kemarin malam. Ternyata itu disebut sebagai goblin, entah mengapa makhluk fantasy benar-benar ada di dunia ini.

Selain goblin ternyata ada makhluk fantasi lain seperti elf dan dwarf. Itu yang di ceritakan oleh kepala desa. Selain itu kepala desa juga berkata akan memberiku tumpangan sampai ke kota leben besok hari, ternyata dia hendak menjual hasil panen gandum nya ke kota. Jika kau tanya kenapa dia bersikap begitu baik padaku, sebenarnya karena aku memberinya sepasang baju dan celana yang ku bawa, karena kupikir dunia ini agak berada jauh dari zamanku seharusnya berasal, pakaian adalah sebuah kemewahan tersendiri, apalagi jika dibandingkan dengan pakaian zaman ini pakaian ku jauh lebih halus dan nyaman.

Awalnya aku menunjukkan pakaian dalam ranselku pada nya dan hendak memberikan pada kepala desa sebagai imbalan. Tetapi aku mendengar beberapa kata penting disana.

"Apa kamu yakin, setidaknya pakaian dengan kualitas seperti ini bernilai puluhan koin emas. "

Aku tidak yakin berapa nilai 1 koin emas untuk saat ini dan aku tidak memiliki mata uang dunia ini. Tapi jika ada mata uang emas harusnya ada perak ataupun perunggu disini, oleh karena itu...

"Kalau begitu bagaimana jika anggap saja saya memberikan diskon untuk anda. Cukup berikan saya 10 koin perak dan pakaian ini akan kuberikan kepada anda. "

Kepala desa diam sejenak kemudian mengangguk setuju.

Jika 10 koin perak saja bisa membuatnya berpikir sejenak, maka seharusnya nilai nya cukup banyak, kuharap sih begitu.

Malam harinya, aku di tunjukkan sebuah bangunan tempat penyimpanan atau gudang untuk tempat ku beristirahat, ya walau tidak mewah setidaknya aku tidak akan diganggu oleh makhluk aneh lagi. Tidak ada kasur, sebenarnya ada hanya saja itu hanyalah tumpukan jerami yang disusun menjadi kotak lalu diikat. Aku yakin akan gatal, tapi setidaknya lebih baik daripada tidak sama sekali.

Kutaruh ransel ku dan berbaring sejenak. Aku mengecek ponsel dan tertulis tanggal 1 Januari pukul 20:00. Seharusnya begitu, tapi aku tidak yakin apa waktu di dunia ini sama seperti di dunia asli ku. Desa asing dan kota yang belum pernah kudengar sama sekali, makhluk-makhluk fantasi. Kepala ku pusing dipenuhi oleh hal-hal seperti itu.

Sepertinya untuk saat ini aku harus berjuang benar-benar dari awal ya. Ayah, ibu, tolong maafkan aku tidak bisa pulang untuk sementara ini. Ah bosku pasti juga akan marah-marah karena aku tidak masuk kerja tanpa pemberitahuan sebelumnya.

Sebaiknya aku tidur dulu untuk mempersiapkan perjalanan besok ke kota Leben.Hari yang panjang, tapi setidaknya di sini aman.Berjalan kaki sangat melelahkan!

~~Bersambung...

Journey Of The WeissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang