Setelah beristirahat semalaman, akhirnya aku pulih dari rasa lelah dan pegal di tubuhku. Hari ini aku akan berangkat ke Kota Leben bersama rombongan petani Desa Erste yang hendak menjual hasil panen mereka.
Rombongan ini terdiri dari dua gerbong kereta kuda, kereta pertama mengangkut hasil panen dan kereta ke dua mengangkut orang-orang yang bertanggung jawab untuk mengurus penjualannya di kota nanti. Orang-orang itu sendiri adalah kepala desa dan beberapa laki-laki yang terlihat seperti penjaga gerbang kemarin.
Aku tidak banyak bicara dengan mereka karena kurangnya topik yang bisa ku bahas, sehingga aku memutuskan untuk menikmati pemandangan sekitar. Ladang gandum berjejer disepanjang mata memandang, ini sangat berbeda dengan apa yang biasanya ku lihat di kehidupanku di bumi. Aku yang berasal dari benua Asia Timur terbiasa melihat padi ataupun tanaman eksotis lainnya, jadi melihat ladang gandum seperti ini merupakan suatu hal baru bagiku.
Kami juga melewati beberapa desa di sepanjang perjalanan, sama seperti Desa Erste desa-desa itu tidaklah begitu luas. Setiap kali sore hari tiba, kami selalu menumpang beristirahat di desa yang kami lewati, meskipun sebenarnya kami tetap tidur di gerbong kereta kuda.
Setelah hari ketiga, akhirnya kami sampai ke Kota Leben. Benteng raksasa adalah kesan pertamaku setelah melihat Kota Leben ini. Ini benar-benar seperti bangunan di abad pertengahan, benteng besar dan tinggi yang mengelilingi kota. Segera setelah menyelesaikan pemeriksaan administratif, akhirnya kami pun masuk ke kota Leben.
Kota yang cukup hidup jika harus kukatakan. Tata letak bangunan dan jalanannya cukup rapi, berbeda dengan Desa Erste bangunan disini seperti terbuat dari batu bata dan campuran kayu.
Setelah sampai di pusat perdagangan kota, aku pun berpamitan dan berterima kasih kepada kepala Desa Erste yang sudah mengizinkanku mengikuti rombongannya sampai ke Kota Leben. Berkatnya juga aku tidak dicurigai oleh penjaga gerbang kota, sehingga dapat izin masuk dengan mudah.
Nah, sekarang kupikir aku harus pergi ke toko pakaian untuk membeli beberapa pasang baju dan celana untuk saat ini. Hal itu karena sepertinya pakaianku dari bumi benar-benar mencolok dibandingkan standar pakaian disini. Kupikir harusnya harga jual pakaian yang kumiliki saat ini akan cukup tinggi mengingat apa yang pernah kepala Desa Erste katakan.
Toko pakaian... Toko pakaian...
Aku pergi berkeliling sekitar 30 menit tetapi tidak menemukan satu toko pakaian pun disini. Tunggu dulu, apa penjual pakaian memang begitu langka di dunia ini atau bagaimana?
Akhirnya setelah mencapai kebuntuan aku memutuskan untuk bertanya pada penduduk sekitar. Dari jawaban mereka sepertinya toko pakaian berada di wilayah atau distrik yang berbeda dari sini.
Sepertinya aku harus pergi mencari informasi mengenai kota ini setelah mendapatkan uang, akan lebih baik jika ada perpustakaan di kota ini.
Setelah 15 menit berjalan akhirnya aku menemukan bangunan dengan gambar pakaian yang terukir di papan kayu yang digantung. Bagian depan tokonya sendiri tidak menggunakan kaca. Padahal akan lebih menarik pelanggan jika toko nya bisa dilihat dari luar agar Pengunjung bisa melihat barang-barangnya dari luar.
Tapi, mungkinkah kaca belum ditemukan disini? Tidak mungkin, bahkan di bumi kaca diperkirakan ditemukan lebih dari 1000 sebelum masehi. Atau bisa juga kaca di jaman ini masihlah sangat mahal, kupikir jaman dahulu hanya anggota kerajaan yang memiliki barang-barang dari kaca. Jika seperti itu maka masuk akal.
Aku lanjut berjalan mendekati pintu.
Tunggu dulu! Jika kaca saja sudah mahal bagaimana dengan pengetahuan? Maksudku buku-buku yang berisi pengetahuan pasti akan sangat mahalkan?
Sekilas banyak hal melintas dalam benakku, tapi segera aku sadar kembali dan fokus untuk tujuan saat ini. Mengumpulkan sejumlah uang untuk modal bertahan hidup disini.
Baiklah mari bersiap untuk tawar menawar.
~~~ bersambung...

KAMU SEDANG MEMBACA
Journey Of The Weiss
FantasiaKetika dunia dipenuhi peperangan apakah mungkin untuk menemukan kedamaian di dalamnya. Aku hanya ingin hidup dengan tenang, akan tetapi sepertinya itu tidak akan terjadi dengan cepat.