Pernahkah kalian merasa frustasi seperti saat bermain game strategy dengan kesulitan tinggi tetapi harus menyelesaikannya dengan karakter seadanya yang bahkan pemula miliki?
Ya, situasi ini mungkin bisa digambarkan seperti itu.
Aku Weiss manusia biasa pada umumnya, tidak ada yang spesial dariku. Laki-laki usia 25 tahun pekerjaan sebagai senior programmer, tidak memiliki pacar dan belum menikah. Rambut hitam dengan tubuh dan wajah khas orang Asia Timur, tinggi 172 cm berat badan 65 kg.
Sabtu, 31 Desember adalah hari libur ku. Sebenarnya aku berencana untuk bermalas-malasan seharian di rumah sembari menyelesaikan event di game yang kumainkan. Akan tetapi, orang tua ku meminta ku pulang ke desa karena ada acara keluarga yang harus dihadiri.
Karena harus menginap untuk 4 hari aku memutuskan untuk membawa beberapa baju ganti dan beberapa camilan untuk dibawa di perjalanan.
Sebenarnya jarak rumahku dan rumah orang tua ku tidak begitu jauh, sekitar 200 Km. Bisa ditempuh dengan perjalanan darat karena tidak perlu melintasi laut.
Menimbang hari ini akhir tahun, jalan tol pasti akan macet, oleh karena itu aku memutuskan menaiki kereta.
Seharusnya itu yang terjadi dan harusnya aku masih ada di dalam kereta. Tapi setelah tertidur sejenak tiba-tiba aku terbangun di sebuah ruangan yang gelap.
Aku yakin ini bukan di kereta karena aku sudah tidak berada di kursi penumpang lagi. Dibawah pantatku ini pasti tanah. Tidak salah lagi, aku meraba sekitar dan menemukan kerikil-kerikil kecil. Dengan ini aku yakin saat ini aku benar-benar tidak ada di kereta lagi.
Tas dan barang bawaanku masih aman, aku meraba saku dan meraih handphone untuk menyalakan flash. Tanggal nya masih tertulis 31 Desember, jam 14:50.
Aku mengamati sekitar, tempat ini cukup besar di kiri dan kanan nya terdapat dinding dari batu dan tanah liat. Bagian atasnya juga sepertinya batu dan tanah liat.
Apa ini? Apa aku berada di dalam gua? Apa aku sudah mati dan ini di dalam kubur?
Pikiran seperti itu sempat terlintas tetapi aku tetap mencoba tenang dan berpikir dengan kritis.
Aku tidak akan mendapatkan informasi apapun jika aku tetap disini. Mungkin sebaiknya solusi terbaik situasi saat ini adalah keluar dari ruangan ini dan menilai keadaan diluar, dengan begitu mungkin aku bisa tau ada dimana sekarang.
Bukan berarti aku tidak mencoba melihat peta pada gps, akan tetapi handphone ku tidak mendapatkan sinyal sedikitpun. Jadi kurasa sia-sia untuk mengandalkan HP untuk saat ini.
Dengan perlahan tapi pasti aku menjelajahi lorong gua dengan hati-hati. Penerangan dari lampu Hp jadi satu-satunya sumber pencahayaan ku, kuharap daya baterainya mampu bertahan sampai aku keluar dari sini.
Aku mendengar suara air tidak jauh dari sini, benar saja aku menemukan aliran sungai kecil yang mengalir di dalam gua. Aku tidak yakin dimana sumbernya, tapi terbersit di pikiranku untuk mengikuti arus air tersebut. Semoga saja air tersebut mengalir ke pintu keluar gua.
Sudah sekitar satu setengah jam aku mencari. Kondisi fisik ku masih cukup baik, tapi jujur saja mentalku cukup terpukul karena belum menemukan pintu keluar. Ini benar-benar membuat frustasi, tanpa peta menjelajahi gua untuk seorang pemula hampir sama seperti bunuh diri, masih lumayan jika dia datang dari pintu depan, setidaknya dia bisa memberi tanda tempat yang telah dia lalui. Tapi jika tiba-tiba ada di tengah-tengah gua? Mati saja sialan ini mustahil.
Jika ditanya kenapa kondisi fisik ku masih lumayan baik setelah berjalan beberapa jam, sebenarnya alasannya cukup sederhana. Sejak kecil aku bukan dari kalangan orang yang berada. Hidupku serba pas-pasan. Jalan kaki berangkat ke sekolah 2km di pagi hari menjadi kebiasaan, setelah masuk smp membantu orang tuaku di sawah, ketika sma mulai membantu mengurus kandang ayam yang diurus orang tua ku. Jadi mungkin sejak kecil fisikku sudah cukup terlatih, ditambah jika kalian tau membantu mengurus peternakan ayam tidak semudah yang kalian tau. Menggendong karung pakan seberat 50kg bolak-balik 10 kali dalam sehari sudah seperti olahraga berat bagi ku. Oleh karena itu bisa dibilang tubuhku cukup kuat.
Kembali ke saat ini, jam di Hp ku sudah menunjukkan pukul 16:30, aku beristirahat dan mengambil makanan dari ransel ku. Untung saja aku membawa bekal untuk perjalanan. Aku tidak yakin, tapi semoga cukup untuk dua hari jika hal yang lebih buruk benar-benar terjadi.
Setelah beristirahat sejenak aku kembali mencoba berjalan menyusuri aliran sungai kecil ini. Tak berselang lama aku mulai melihat ada sedikit cahaya, aku mencoba mematikan lampu Hp ku, benar saja ada cahaya dari tikungan di depan.
Aku selamat! Itulah pikir ku ketika melihat pintu masuk gua. Tetapi dibuat kembali frustasi dengan apa yang kulihat selanjutnya.
Pepohonan, banyak sekali pohon di hadapanku. Apa yang harus kulakukan sekarang. Hari sudah mulai sore, jadi kupikir tidak akan bijak masuk ke hutan yang belum pernah kau jelajahi.
Aku kembali mengecek Hp ku, tapi tetap sama, tidak ada sinyal. Setelah kupikirkan dengan seksama sepertinya pilihan terbaik adalah beristirahat di sekitar mulut gua untuk saat ini. Aku tidak tau ada binatang apa saja di hutan. Apalagi hewan karnivora biasanya aktif dimalam hari.
Ya, untuk sekarang pilihan ini yang terbaik, akan ku lanjutkan besok pagi. Tapi sebenarnya dimana ini. Sial!
~~Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey Of The Weiss
FantasyKetika dunia dipenuhi peperangan apakah mungkin untuk menemukan kedamaian di dalamnya. Aku hanya ingin hidup dengan tenang, akan tetapi sepertinya itu tidak akan terjadi dengan cepat.