"Jadi, bagaimana, Tuan Dottore? Kamu mau 'kan ikut akan rayakan tahun baru?"
Dottore memijat pelipisnya, sudah memasuki hari ketiga sejak (Name) merusuhi laboratorium miliknya, dengan mendobrak paksa pintu itu walaupun sudah ia kunci, bahkan ia pasang mekanisme tertentu supaya wanita gila itu takkan bisa memasuki laboratorium. Namun, julukan (Name) yang selalu dia sebut-sebut sebagai wanita gila bukanlah gelar semata; melainkan satu fakta, ia benar-benar gila.
Jika pintunya terkunci, ia akan melompat masuk melalui loteng. Jika akses melewati loteng sudah Dottore tutup, wanita itu menyelinap masuk dari ruangan bawah tanah. Bahkan jika sudah tidak ada akses sama sekali selain pintu masuk yang ia beri mekanisme rumit, maka dengan senang hati (Name) akan menghancurkan pintu yang malang itu.
"Wanita gila ... meski wujudmu sudah dewasa begitu, kebrutalanmu bukannya berkurang malah semakin jadi, ya," komentar Dottore. Ia masih ingat saat pertama kalinya bertemu dengan (Name) yang masih sangat kecil, sifatnya sudah brutal. Ketika ia beranjak dewasa, fisiknya jauh lebih matang; tetapi sialnya tiada perubahan signifikan pada kegilaannya. "Hah ... dosa apa aku di masa lalu; sampai-sampai harus ditempeli oleh wanita gila sepertimu, (Name)?"
"Kenapa seolah-olah bertemu denganku adalah suatu malapetaka?" Wanita itu memiringkan kepala, sorot matanya tiada berubah sama sekali, menunjukkan dirinya tidak bersalah. "Memangnya, aku salah apa?"
"Dengar, bodoh. Kau punya TIGA kesalahan; pertama, tujuh kali kau menghancurkan pintu laboratorium dalam tiga hari ini; kedua, sikapmu yang selalu seolah-olah tidak bersalah itu membuatku muak; terakhir dan yang paling utama, kenapa kau sudah mengajak aku merayakan tahun baru, bahkan ketika tahun baru masih besok lusa?!" Dottore mengucapkan itu semua dalam satu tarikan napas, mengutarakan isi hatinya yang terdalam.
"Sudah? Apa lagi?" tanya (Name) sambil tertawa-tawa sarkas, jarinya mengetuk-ngetuk meja laboratorium yang sedang ia duduki sekarang. "Biar aku jawab. Pertama; aku menghancurkan pintu sebab kamu menutup semua akses, jadi aku ledakkan saja pintunya. Kedua; aku memang tidak salah apa-apa, kok. Dan yang terakhir; aku mengajakmu dari sekarang sebab pasti butuh waktu lama untuk membujuk kamu, Tuan Dottore."
"Sekarang saja, kamu sudah menolak ajakanku, 'kan?"
Helaan napas berat lolos dari bibir Dottore. Jika tahu anak kecil yang terlihat lugu itu akan menjadi wanita gila yang menyebalkan begini, sudah pasti Dottore akan menendangnya jauh-jauh dari laboratoriumnya atau sekalian membuatnya jadi kelinci percobaan saja.
"Mau sejuta kali kau mengajakku, sejuta kali juga aku akan menolak ajakan bodohmu itu. Kau paham?" Dottore berjalan melewati (Name), kembali menuliskan rumus rumus di kertas uji cobanya. "Mendingan, kau pergi saja sana. Ajak saja Balladeer, atau Tartaglia yang sudah jelas akan menemanimu."
"Tidak mau, aku 'kan maunya mengajakmu, Tuan Dottore sayangku." (Name) melompat turun dari meja laboratorium, kemudian berjalan mendekati Dottore. "Kamu yakin sejuta kali menolak ajakanku? Baiklah; akan aku coba. Maukah kamu pergi merayakan tahun baru denganku?"
"Tidak."
"Maukah kamu pergi merayakan tahun baru denganku?"
"Tidak."
"Maukah kamu pergi merayakan tahun baru denganku?"
"Tidak."
"Maukah kamu pergi merayakan tahun baru denganku?"
"Tidak."
"Maukah kamu pergi merayakan tahun baru--"
"Sumpah, aku benar-benar harus membungkam bibir berisikmu itu, (Name)." Dottore mendecak kesal, ia melempar pena miliknya ke wajah wanita itu, tetapi dengan ringan ia berhasil menghindar.
"Belum sampai lima kali aku ajak kamu, tetapi kamu sudah menyerah," ledek (Name) tanpa ada rasa bersalah sama sekali. Namun kali ini tidak digubris sama sekali oleh Dottore.
Ya, bukannya menyerah, (Name) malah berjinjit sedikit dan membisikkan satu kalimat tepat di telinga laki-laki berambut biru itu. "Sudah aku bilang; bungkam saja aku dengan ciuman mistletoe di tahun baru."
"Keluar kau dari laboratoriumku, wanita gila!"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
New Year's Eve « Il Dottore x Reader » (Genshin Impact)
Fanfic"Wah, Tuan Dottore, wajahmu terlihat kecut sekali~ Bagaimana kalau istirahat sejenak dan rayakan tahun baru bersamaku?" "Kau ini bodoh, kah?" tanya Dottore dengan nada ketus, jelas-jelas ia menunjukkan rasa bencinya pada hal bodoh yang keluar dari b...