"Dancing bears.... painted wings... things I almost... remember... and a song... someone sing... once upon... a December..."
Sayup sayup aku mendengar lantunan itu.
Dan pikiranku melayang ke masa lalu.
Aku tidak banyak mengingat masa kecilku sebelum itu, tapi aku ingat momen-momen indah dan mungkin momen yang buruk.
Aku ingat saat pertama kali mama menunjukkan keong dan kepiting kecil di tepi pantai, lalu ia mencoba memberikannya padaku dan aku penasaran namun akhirnya kepiting itu mencubit tanganku.
Aku pun menangis. Mungkin itu saat aku berumur 3 atau 4 tahun.
Aku juga ingat saat sudah berumur 6 atau 7 tahun mama mengajakku ke mall dan aku pergi ke salah satu sudut tempat bermain hingga mama sepertinya mencariku dan nampaknya aku hilang entah kemana, aku takut dan aku memutuskan ke pool taxy lalu pulang sendiri ke rumah, dan di dalam taxy, si sopir yang melihatku sendiri, meraba-raba paha dan dadaku. Aku tidak tahu apa maksudnya namun aku tidak nyaman dengan itu.
Sampai akhirnya aku berteriak dan keluar dari taxy dan ditolong oleh orang-orang yang ada di sekitarku. Namun aku kabur dari mereka karena aku takut hal buruk akan terjadi padaku lagi.
Dan karena sudah dekat rumah, untungnya mama melihatku dan ia dan memelukku erat saat akhirnya menemukanku berjalan sendirian ke arah rumah.
Aku juga mengingat mens pertamaku, dan bercerita padanya.
Aku juga bercerita saat aku patah hati karena pacar pertamaku itu memutuskanku, dan aku menangis di pelukannya.
Namun di semua momen buruk itu, selalu ada mama yang menjaga dan menenangkanku saat aku menangis, itulah memori yang kuingat, memeluknya dan menangis di pelukannya.
Menjadi peraduanku.
"Dancing bears.... painted wings... things I almost... remember... and a song... someone sing... once upon... a December..."
Itu adalah lagu dari film animasi Anastasia yang sering mama lantunkan saat aku hendak tidur, itu adalah film favoritku dan aku selalu meminta mama menyanyikannya sebagai lagu pelantun tidurku. Dan juga saat aku menangis atau sedih dan aku memeluk serta menyadarkan kepalaku di pahanya, mengusap-usap dahi dan menyisit rambutku dengan jari-jarinya.
Hingga aku tertidur.
Bukan momen buruk yang kuingat, tapi keberadaan mama yang hadir setelah momen buruk itulah yang selalu membekas di ingatanku. Bahkan aku lebih sering memimpikan mama, daripada orang lain. Dialah segalanya bagiku.
Seperti saat aku bertemu mamanya Julia, aku merasakan hangat yang sama dengan mama.
Aku merasakan sosok yang selama ini hilang dari hidupku. Aku pun menangis kencang di pelukan mamanya Julia, karena aku sudah tak tahu lagi harus mencurahkan kemana lagi kerinduanku ini tentangnya. Aku merindukan senyumannya, tutur katanya, dan hangat pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEX and The City 3 (Final Season)
RomansaSex and The City 3 (Final Season) SATC3 ini menjadi season terakhir perjalanan cinta, petualangan, aksi dan puncak dari semua cerita SATC... Di malam terakhir ia bersama Vero, Julia mendapati dirinya bersama Nadine melakukan threesome dalam keadaan...