Chapter 6

236 22 5
                                    

Dibawah naungan langit biru yang sudah menampakkan cerahnya, shinobi bersurai putih acak itu sedari tadi berdiri di atas patung kepala Hokage tanpa disadari pemuda yang duduk membelakanginya itu,
"Selamat datang kembali," ucapan yang pertama kali keluar dari mulutnya,

"Huh, Mitsuki," anak muda bersurai kuning itu pun sontak menoleh kebelakang,
"Kau sudah lama berdiri di situ ?" Tanyanya kala mendapati bahwa pemuda berkulit pucat itu sedang membelakanginya,

"Sepertinya, tidak," ucap Mitsuki disertai senyum khasnya,
Ia pun menghampiri & ikut duduk menyampingi Boruto,

"Hmm, 3 tahun yah, mungkin hampir 4 tahun," kalimat pembuka obrolan yang keluar dari mulut Mitsuki,

"Sepertinya banyak hal yang telah terjadi," ucap Boruto seraya memandangi pemandangan Konoha dari atas patung kepala para Hokage, tepatnya diatas patung kepala sang kakek, Yondaime Hokage,

"Kurasa, kau menyadari bahwa semua nampak telah berbeda bukan," imbuh Mitsuki,

Tak salah dengan apa yang dikatakan oleh Mitsuki, memang benar adanya bahwa sudah banyak yang berubah selama Boruto meninggalkan desa Konoha,

Boruto tertegun sejenak sebelum menghirup dalam nafasnya,
"Hmm, semua, namun tidak dengan perasaanku," ucapnya dingin,

"Aku mengerti," Mitsuki menanggapi ucapan Boruto itu disertai senyuman khas nya, karena ia tau, tanpa di jelaskan oleh Boruto pun, ia sudah mengetahui apa maksud dari ucapan sahabat nya itu,
"Hmm, rindu makan burger pedas ?" ia pun bangkit seraya menawari Boruto,

"Sangat," ucap Boruto yang juga ikut berdiri & beranjak mendahului Mitsuki,

Mitsuki terpaku sejenak sebelum ikut menyusul Boruto,
"Apakah sikap dingin pertanda jika seseorang itu telah dewasa ?" Batin Mitsuki bertanya seolah heran ketika melihat perubahan sikap Boruto setelah lama tak bertemu,

Sikap boleh berubah, namun Uzumaki Boruto sekarang tetaplah Uzumaki Boruto yang sama seperti dulu, layaknya seperti sang Ayah yang sangat menggemari ramen Ichiraku, begitupun dengannya yang juga begitu menggilai burger pedas.

Langkah demi langkah kaki mereka menapaki jalan Konoha, sembari sesekali Boruto mengamati tiap sisi perubahan di desa yang telah ditinggalkannya selama hampir 4 tahun itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Di lain tempat, tak seperti hari-hari biasanya, rumah sakit hari ini nampak lebih ramai, lalu lalang pasien menghiasi setiap koridornya,

Nampak 2 wanita yang berjalan beriringan sedang berbincang di salah satu koridor rumah sakit,
"Jadi, racun jenis apa itu ?" Tanya wanita berambut blonde itu,

"Yang ku yakini, racun itu berasal dari tanaman langka yang banyak tumbuh di sekitar Amegakure," jelas wanita bermata emerald itu,

"Apakah tanaman itu termasuk jenis tanaman terlarang ?"

"Aku tak bisa memastikannya," jawab nya seraya mengedikkan bahu,

"Hinata," panggil Ino kala mendapati Hinata & Himawari yang sudah berdiri di depan daun pintu salah satu ruangan,

"Hmm," respon Hinata seraya menoleh kearah sumber suara,
"Hima saja duluan masuk, mama ingin menemui mereka," pinta Hinata ke putri bungsunya itu,

"Hmm" angguk Hima,

"Sepertinya tak lama lagi, akan ada yang berbesan dengan keluarga Hokage" goda wanita bersurai merah muda itu,

Tak pelak godaan itu mampu membuat Ino maupun Hinata terkikih,
"Jangan berpikir terlalu jauh Sakura, mereka masih anak²," ucap Ino seolah menentang, padahal jelas bahwa chunin maupun jonin sudah kurang cocok disebut anak² lagi,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our Destiny - BoruSara Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang