Chapter 1

4.1K 119 18
                                    

Mentari pagi sudah bertahta di atas cakrawala, memancarkan cahaya & kehangatan ke seluruh penjuru Desa.

Di kediaman Uzumaki, si sulung keluarga itu baru saja keluar dari kamarnya sembari menuruni anak tangga & berjalan menuju kamar mandi,
"Hoaaammmm," ia menguap pertanda rasa kantuk masih terasa,

"Boruto, mandilah dulu, setelah itu sarapan," ucap sang Ibu yang sedang menyiapkan sarapannya,

"Hn," Boruto pun mengangguk & segera ke kamar mandi.
Hampir 1 jam berlalu, sesudah mandi & mengganti pakaiannya, ia pun lekas ke ruang makan tuk menyantap sarapannya,

"Kaa-chan, kemana Tou-chan & Hima, tak biasanya pergi sepagi ini?" Tanya Boruto ke Hinata di sela² makannya,

"Bukankah adikmu selalu pergi pagi, & kalau Tou-chan, karena dia ada urusan dengan Sasuke-san di kantor Hokage, jadi dia pergi sepagi ini," jawab Hinata

"Hn," gumam Boruto sembari melanjutkan makan paginya itu,
Setelah menghabiskan makan paginya, ia pun lekas beranjak dari meja makan & berjalan ke arah pintu keluar rumah,
"Kaa-chan, aku mau keluar dulu, Shikadai & Inojin pasti sudah menungguku," katanya,

"Hn," Hinata mengangguk.
Beberapa saat kemudian Hinata terperanjat, "Astaga, hampir saja aku lupa," batinnya,
Ia pun segera menghampiri Boruto yang untung saja masih di depan rumah,
"Boruto," panggilnya,

Sontak, Boruto pun menoleh, "Ya, ada apa Kaa-chan?" Jawabnya,

"Tadi Tou-chan mu berpesan, temui dia siang nanti dikantornya," Ucap Hinata,

Boruto termangu sejenak, "Apa yang ingin dia katakan, sepertinya penting sekali," batinnya,
"Hn," Boruto pun mengangguk,
"Kalau begitu aku pergi dulu ya Kaa-chan, ittekimasu," ucapnya lalu pergi,

"Itterasshai," jawab Hinata yang lekas masuk kedalam rumah.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Di tempat lain, Sarada baru terbangun dari tidurnya, tentu itu hal yang tak biasanya terjadi padanya, mengingat di keluarga itu, selalu dialah yang bangun paling awal,

"Hmm, sudah pagi ternyata," gumamnya sembari mengucek matanya yang baru melihat cahaya,

Sarada pun meraih kacamata merahnya & memakainya, "Nani!!, Kenapa tidak ada yang membangunkan ku," spontan ia berteriak saat melihat ke arah jam dinding kamarnya,

Terdiam ia sejenak ketika dilihatnya sepucuk surat yang tergeletak di atas laci samping tempat tidurnya, "Ehh, surat apa ini?," Batinnya bertanya & ia pun membaca isi surat itu..........

"Maaf sayang, Mama tidak tega untuk membangunkanmu yang terlihat lelap sekali tidurnya.
Mama sedang banyak pasien, jadi harus datang lebih awal kerumah sakit & Papa mu sedang ada urusan dengan Nanadaime-Sama, jadi dia harus segera ke kantor Hokage.
Oh iya, sarapan sudah Mama siapkan diatas meja, jangan lupa dihabiskan."
Salam sayang Papa & Mama.

Our Destiny - BoruSara Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang