Di antara banyaknya jenis arwah yang pernah Greya temui. Hanya satu yang membuat Greya tidak pernah ingin bertemu dengan sosok itu.
Yaitu arwah mantan pacar satu-satunya semasa remaja, lebih tepatnya orang yang menjadikan Greya sebagai bahan taruha...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
⋆⭒⋆
Begitu Shaka perlahan membuka kelopak matanya ia terkejut karena tiba-tiba dirinya berada di tengah jalan yang sepi. Seluruh tubuhnya kaku tidak bisa di gerakan seolah menempel pada aspal. Shaka tidak ingat kenapa dirinya bisa berada di sini saat tengah malam.
Ini aneh sekali Shaka tidak bisa mengingat apapun. Semakin di pikiran membuat kepala nya sangat sakit. Belum sepenuhnya sadar Shaka di kagetkan oleh sebuah truk yang melaju kencang ke arahnya.
Shaka panik tapi tidak bisa berbuat apa-apa, ia memejamkan matanya saat hantam itu akan terjadi. Tapi tunggu... Tidak ada yang terjadi pada tubuhnya bahkan tidak ada yang sakit. Padahal sudah jelas dirinya tidak bisa menghindar dan truk itu sudah melewati nya.
Shaka spontan menoleh kebelakang memperhatikan truk itu berjalan dengan normal seolah tidak pernah terjadi sesuatu sebelumnya. Kemudian tatapan beralih pada kedua telapak tangannya yang bergetar dengan napas yang memburu.
"A-apa yang terjadi?" gumam Shaka. Telapak tangannya terlihat transparan Shaka sangat ketakutan wajahnya pucat pasih.
"TUBUH GUE KENAPA!?" teriak Shaka frustrasi.
⋆⭒⋆
Hari sudah sangat larut tapi Greya baru memutuskan untuk pulang setelah memastikan hujan benar-benar berhenti. Sampai gadis itu ketinggalan angkutan umum. Tapi tidak apa-apa di bandingkan harus pulang saat hujan lebat, Greya tidak suka suasana hujan.
Setelah menutup toko Greya berjalan dengan tergesa-gesa melewati jalanan yang sepi. Tidak lupa Greya menyalakan musik menggunakan headset nya dan berjalan dengan menundukkan kepalanya.
Di waktu seperti ini bukan lagi manusia yang banyak beraktivitas tapi mereka. Yang tentunya hal itu membuat Greya terganggu jika mereka mengetahui keberadaan dirinya. Makanya Greya selalu berjalan dengan menundukkan kepalanya untuk menghindari mereka.
Saat ingin menyebrang Greya tidak sengaja melihat seorang laki-laki yang berdiri di tengah jalan dan di depannya melaju sebuah mobil. Laki-laki itu terlihat pasrah menanti kematian.
Greya berlari ke arah laki-laki itu sebelum terlambat ia dengan sekuat tenaga mendorong tubuh lelaki itu agar tidak terkena mobil.
"Awshh." Greya meringis merasakan tangannya yang tergores aspal. Mereka berhasil selamat dari tabrakan itu.
"Kamu gapapa kan?" tanya Greya. Ia tak berani menatap wajah orang yang ada di depannya.
Pertanyaan Greya tidak di jawab oleh lelaki itu membuat Greya menghela napas. seraya berdiri dan membersihkan pakaiannya. Mungkin orang ini syok pikir Greya.
