Pagi yang cerah terpancar sinar mentari di atas langit dJakarta yang masih tercemar polusi udara.
Rahayu, seorang gadis muda dengan langkah-langkah ringan, keluar dari kosnya yang sempit dan kumuh di pinggiran kota.
"Sial, pintunya nggak mau kekunci lagi! Dasar rumah reot!" gerutu Rahayu sambil berusaha mengunci pintu yang rewel.
Tepat saat Rahayu tengah sibuk dengan pintunya, tiba-tiba seorang pria gagah mendekatinya.
"Bujung busut, ancurin saja pintunya," ucap pria itu dengan nada santai.
"Eh, bangsat! Kamu itu, Rom, bikin aku kaget saja!" Rahayu memanggil pria itu dengan sebutan 'Rom', singkatan dari nama Romi.
"Santai saja, Rahayu Ajeng Putri," seru Rom sambil tersenyum lebar.
"Buset, nama lengkapku itu," sahut Rahayu sambil menggumam.
"Buruan, cepat! Nanti bos botak akan marah," desak Rom.
"Duh, iya iya, bentar ya," jawab Rahayu sambil menghela nafas.
Sementara itu, setelah berhasil mengunci pintu yang bandel, keduanya berjalan melalui gang sempit menuju ke arah jalan raya.
"Eh, kamu tahu nggak, tahun depan akan ada pemilihan presiden. Kamu akan memilih siapa?" tanya Rom sambil mengunyah roti.
"Aku kurang tahu, Rom. Aku nggak begitu peduli. Toh, siapapun yang terpilih nggak akan menguntungkan aku," jawab Rahayu sambil sibuk dengan ponselnya.
"Alasanmu itu kok ngak masuk akal banget, Rahayu. Tapi, jangan lupa, dulu lima tahun lalu kamu pernah menerima uang dari calon presiden kan. Wkwk," goda Rom dengan santai.
"Bujeng, masih mengingat itu, ya? Sudahlah, aku malas membahas politik, apalagi masih pagi begini," ucap Rahayu sambil tersenyum.
Keduanya melanjutkan perjalanan menuju terminal busway dengan langkah yang cepat. Namun, saat tiba di terminal, mereka terkejut karena telat dan harus menghadapi antrian panjang.
"Anjing, kita terlambat, Rom! Karena kamu terlalu asik bercanda tadi!" kesal Rahayu sambil bernafas tersengal-sengal.
"Heh, betul juga. Ini antrinya panjang sekali," ucap Rom sambil terengah-engah.
Karena terminal busway terlalu ramai, akhirnya mereka memutuskan untuk berjalan kaki sejauh 4 kilometer menuju tempat kerja mereka.
"Matilah kita, Rom! Kita pasti akan dimarahi oleh bos botak karena telat!" keluh Rahayu.
"Iya, salahku juga. Seharusnya aku nggak mengajakmu bercanda tadi. Sekarang kita terlambat," sahut Rom dengan nada menyesal.
Setelah berjalan kaki selama kurang lebih satu jam, akhirnya mereka tiba di kantor tempat mereka bekerja. Namun, keringat yang membasahi tubuh mereka menjadi bukti dari perjuangan mereka pagi itu.
Ketika mereka tiba di kantor, langkah mereka terhenti oleh suara berat yang menggelegar dari ruang kerja bos mereka, yang terkenal dengan kebotakannya.
"Bos Botak pasti sudah menunggu kita dengan kesabarannya yang terbatas," ucap Rahayu dengan nada khawatir.
"Kita sudah pasti akan dimarahi habis-habisan," tambah Rom dengan wajah yang penuh ketidakpastian.
Dengan langkah ragu, mereka masuk ke dalam ruangan bos. Disana, mereka melihat Bos Botak yang duduk dengan ekspresi serius di meja kerjanya.
"Kalian berdua! Apa alasan kalian terlambat?" tanya Bos Botak dengan suara yang tegas.
Rahayu dan Rom saling pandang sejenak sebelum Rahayu menjawab dengan suara gugup, "Maaf, Pak. Kami terlambat karena ada masalah dengan transportasi, dan kami harus berjalan kaki cukup jauh."
Bos Botak mengangkat alisnya, "Transportasi? Masalah? Berjalan kaki? Apakah kamu pikir aku akan percaya dengan alasan seperti itu? Kalian sudah terlambat dua kali minggu ini! Ini bukanlah sikap yang diharapkan dari karyawan saya!"
Rahayu dan Rom menunduk dengan perasaan bersalah. Mereka tahu bahwa mereka harus bertanggung jawab atas keterlambatan mereka.
"Bapak benar, Pak. Kami minta maaf atas ketidaknyamanan yang kami timbulkan. Kami akan berusaha lebih baik lagi agar tidak terulang di masa mendatang," ucap Rom dengan suara rendah.
Bos Botak menghela nafas panjang sebelum akhirnya berkata, "Baiklah, saya akan memberikan kesempatan terakhir kali ini. Namun, saya ingin kalian berdua memperbaiki sikap dan ketepatan waktu kalian. Kembali ke pekerjaan kalian sekarang juga!"
Rahayu dan Rom mengangguk patuh sebelum keluar dari ruangan bos. Meskipun mereka merasa lega karena masih diberi kesempatan, namun teguran dari Bos Botak membuat mereka bertekad untuk lebih disiplin dan bertanggung jawab di masa mendatang.
KAMU SEDANG MEMBACA
(On Going) ꦢꦼꦮꦶ ꦫꦠ꧀ꦔꦺꦥ꧀ || Ratih " Bangkitnya Gagak Hitam"
Fantasy~MANTRANAGASUKMA~ " Nagasukma rahayu ajeng karta negara" " NagaBumi sang rahayu penjaga sang kerta" "Sang gagak mengbumi sang rahayu" "Sang bumi cang ahyu nagabumi" "Kraton sang cahya abdi" " Saya percaya ke kamu, saya titipkan cangahyu naga ini jag...