PRIA BERJAS HITAM 🌌(2)

3 0 0
                                    

Tiba-tiba, sebuah siluet gelap dengan sedikit kilatan warna merah mulai mendekati Bos Botak dan pria berjas hitam. Asap hitam yang mengintai itu membentuk sosok yang menakutkan, seolah-olah merupakan manifestasi dari kegelapan itu sendiri.

Suara misterius yang terdengar seperti desiran ular atau naga semakin menguat, memenuhi ruangan dengan ketegangan yang mencekam. Rahayu, Rom, dan wanita muda itu menatap ke arah siluet hitam dengan keterkejutan dan kebingungan yang mendalam.

Bos Botak dan pria berjas hitam terlihat ketakutan, wajah mereka pucat dan mata mereka memancarkan rasa ketidakberdayaan. Mereka sepertinya menyadari sesuatu yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Tiba-tiba, asap hitam yang mengintai itu bergerak dengan cepat, mengelilingi Bos Botak dan pria berjas hitam dengan gerakan yang mengancam. Kilatan warna merah di dalam asap hitam semakin terang, menciptakan aura yang menakutkan di sekitar mereka.

Rahayu, Rom, dan wanita muda itu menyaksikan dengan nafas terhenti, tidak dapat memahami apa yang sedang terjadi di hadapan mereka. Mereka terpaku pada pemandangan yang menakutkan di depan mata mereka, tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Seketika, suasana ruangan menjadi semakin tegang dan hening. Hanya suara desiran asap hitam dan napas tercekat mereka yang terdengar di dalam ruangan yang gelap itu.

Setelah siluet hitam tiba-tiba lenyap, kebingungan dan kepanikan menguasai Rahayu dan Rom. Mereka saling bertatapan dengan ekspresi yang penuh tanya.

"Tadi apa itu? Apa yang baru saja kita saksikan?" tanya Rahayu dengan suara gemetar, mencoba mencari jawaban dari Rom.

Rom menggelengkan kepala dengan wajah yang pucat. "Aku... aku tidak tahu, Rahayu. Itu seperti... seperti sesuatu yang luar biasa."

Mereka berdua terdiam sejenak, mencoba memproses apa yang baru saja mereka alami. Tidak ada yang bisa menjelaskan apa yang terjadi, dan misteri di kantor mereka semakin dalam.

"Kita harus mencari tahu lebih lanjut," ucap Rahayu dengan suara mantap, meskipun hatinya masih dipenuhi dengan ketakutan.

Rom mengangguk setuju. "Ya, tapi bagaimana caranya? Dan di mana Bos Botak dan pria berjas hitam itu pergi?"

Rahayu menghela nafas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya sendiri. "Kita harus mencari petunjuk di sekitar kantor ini. Barangkali ada yang bisa memberikan penjelasan tentang apa yang terjadi."

Mereka berdua bangkit dari kursi mereka, siap untuk memulai pencarian mereka. Namun, di dalam hati mereka, masih terbayang-bayang kejadian misterius yang baru saja mereka saksikan.

Dengan langkah hati-hati, mereka meninggalkan kantin dan berjalan menuju ruang kantor Bos Botak yang sekarang kosong.

Di sepanjang perjalanan, mereka merenungkan apa yang bisa mereka lakukan untuk mengungkap misteri yang menggantung di udara.

Tidak ada yang tahu apa yang menunggu mereka di depan. Namun, mereka bertekad untuk menemukan jawaban atas semua pertanyaan yang menghantui mereka.

Rahayu dan Rom memutuskan untuk menyelidiki sekitar kantor tanpa bertemu dengan Bos Botak atau pria berjas hitam yang misterius tadi.

Mereka berjalan-jalan di sekitar lantai kantor, mencari petunjuk atau tanda-tanda yang bisa menjelaskan apa yang baru saja terjadi.

Mereka memeriksa setiap sudut dan ruangan, tetapi tidak menemukan apa pun yang mencurigakan atau menarik perhatian mereka.

Ruangan-ruangan kantor terlihat seperti biasa, tanpa tanda-tanda kejanggalan atau aktivitas yang mencurigakan.

Setelah beberapa lama berkeliling, Rahayu dan Rom akhirnya kembali ke tempat duduk mereka di meja kerja masing-masing, masih dalam keadaan bingung dan tidak tahu harus melakukan apa selanjutnya.

"Rahayu, apa yang sebenarnya terjadi tadi?" tanya Rom dengan suara bergetar.

Rahayu menggelengkan kepala dengan frustasi.

"Aku tidak tahu, Rom. Semuanya begitu aneh dan misterius. aku rasa nih si botak kayak nya melakukan peejanjian dengan setan?." pinta rahayu mengejek

Rom mengangguk setuju.

"Ya, kamu benar. mungkin saja sih botak mau numbalin kita tapi ngak jadi, karna lu bauk bawang wkkw" pinta romi sambil bercanda

mereka duduk di meja kerja mereka, berusaha memikirkan langkah selanjutnya.

Rahayu merenung sejenak atas kata-kata Rom, lalu dia tersenyum meskipun masih memikirkan bau bawang.

Rahayu mengangguk setuju, meskipun senyumnya sedikit berkurang saat dia menyinggung tentang bau bawang.

Rahayu dan Romi kembali fokus pada tugas-tugas mereka, meskipun pikiran mereka tetap terbagi antara pekerjaan dan misteri yang mengelilingi kantor mereka.

Waktu berlalu dan hari sudah menunjukan tengah malam.

Meskipun kebingungan masih menghantui mereka, Rahayu dan Rom berhasil menyelesaikan sebagian besar pekerjaan mereka untuk hari itu.

Ketika mereka bersiap-siap untuk pulang, Rahayu memandang sekeliling kantor yang sepi dengan perasaan campur aduk.

Dia merasa yakin bahwa jawaban atas misteri ini akan segera terungkap, tetapi dia juga merasa khawatir dengan apa yang mungkin mereka temukan.

Dengan hati yang berdebar-debar, Rahayu dan Rom meninggalkan kantor, siap untuk kembali ke esok hari dan melanjutkan perbudakan pekerjan bagi mereka
Rahayu berjalan pulang sendirian setelah berpisah dengan Romi di depan pintu gerbang kantor. Romi bermaksud untuk singgah ke supermarket sebentar sebelum pulang ke rumah, sementara Rahayu memutuskan untuk pulang langsung.

Saat melangkah menyusuri jalan menuju rumahnya, suasana malam terasa hening dan tenang. Cahaya bulan purnama bersinar terang di langit, menciptakan bayangan yang samar di sepanjang jalan.

Namun, ketenangan itu tiba-tiba terganggu saat Rahayu melihat sesuatu yang tidak biasa di sudut jalan. Dia melihat tiga pria berpostur kekar dan besar membawa anak-anak yang terikat dan ditutupi matanya dengan kain.

Rahayu merasa kepo dan tidak bisa menahan diri untuk tidak mengikutinya. Dia mengikuti mereka melalui gang-gang kecil yang gelap dan sempit, sampai akhirnya mereka tiba di sebuah toko bernama "Santi Aswanti".

Saat mereka sampai di toko itu, Rahayu menyaksikan pemandangan mengerikan: para preman tersebut menempatkan anak-anak itu dalam formasi lingkaran di sekitar seorang wanita paruh baya yang duduk di tengah.

Saat Rahayu terus memperhatikan, dia terkejut melihat bahwa anak-anak itu hendak dibakar.

Tanpa berpikir panjang, Rahayu langsung masuk melalui jendela dan meneriaki para preman tersebut.

Karena tindakan gegabah nya itu, Rahayu di jegat oleh para preman, karna preman tersebut sibuk dengan wanita paruh baya itu

oleh sebab itu rahayu mrlepaskan anak-anak dari ikatan mereka, menggagalkan ritual yang dilakukan oleh wanita paruh baya itu.

Wanita itu kemudian melayang dan mengeluarkan asap berwarna putih dan hijau dari mulutnya.

Cahaya itu tiba-tiba terserap oleh Rahayu, membuatnya sangat kesakitan dan meninggalkan tanda di pergelangan tangan nya, rahayu tak sadar.

Tanpa ragu, Rahayu segera berlari bersama anak-anak itu, meninggalkan toko tersebut jauh di belakangnya.

Dengan napas tersengal-sengal, Rahayu berusaha mencari tempat yang aman untuk berlindung bersama anak-anak yang diselamatkannya.

Dia tidak tahu apa yang baru saja dia alami, tetapi satu hal yang pasti, kejadian malam itu pasti ada hubungan dengan hilang nya bos botak

Dalam kegelapan malam yang menakutkan, Rahayu dan anak-anak itu berlari menuju masa depan yang penuh dengan ketidakpastian, tetapi juga dengan harapan yang baru saja mereka temukan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

(On Going) ꦢꦼꦮꦶ ꦫꦠ꧀ꦔꦺꦥ꧀ || Ratih " Bangkitnya Gagak Hitam" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang