Aneh, aneh sekali
"Oy!" Ucap seseorang mengejutkanku. "Lo kenapa dari tadi melamun? Mikirin apa?"
"Oh, Lady Celeste... Tidak, hanya saja saya merasa aneh," kataku ragu.
"Aneh? Kenapa? Rasa sakitnya muncul lagi?" Tanya perempuan bersurai coklat itu.
"Tidak, justru dari tadi aku tak merasakan sakit apa pun," jawabku. Memang aneh rasanya, sejak bangun tidur tadi rasanya ringan. Rasa nyeri di dada yang setiap pagi membangunkanku sama sekali tak terasa. "Apakah kutukan itu sudah berakhir?"
"Baguslah jika benar, lo gak perlu kerepotan dengan itu kan?"
"Ucapan anda ada benarnya."
Sudahlah, tak perlu terlalu kupikir lagi. Jika mulai hari ini aku tak lagi merasakan siksaan itu lagi, itu tandanya aku tak perlu mencari Jill ataupun Eroz lagi.
"Omong-omong gue denger bakal ada murid baru, pindahan dari Rusia." Setelah mendengar itu entah kenapa aku jadi sedikit tertarik. Apakah ini sebuah kebetulan? Entahlah, mari kita lihat saja.
Kriiing....
Bel masuk berbunyi, semua murid duduk ke tempat mereka masing-masing. Sepuluh menit setelahnya wali kelasku masuk. Profesor Nakajima, pria yang baru saja menginjak umur 35 tahun itu masuk dengan tatapan malas seperti biasa. Bisa dilihat dari kantung mata dibalik kaca mata bundarnya itu, semalam dia begadang menonton pertandingan bola favoritnya.
"Baik, semuanya seperti yang kalian tahu, hari ini ada murid baru, masuk lah!" Sesaat setelah profesor mengayakan itu, pintu kelas terbuka. Semerbak wangi teh masuk memenuhi ruangan. Wangi macam apa itu?
Seorang gadis berambut pirang panjang memasuki ruangan. Postur tubuhnya yang tinggi dan ramping dibalut oleh sweater merah ceri, membuat seluruh siswa terpaku padanya. Dia berhenti di samping Profesor Nakajima yang sedang menuliskan namanya.
"Salam kenal semuanya, saya Kuromiya Yuzuru, tolong panggil saya Abby, salam kenal!" Begitulah ucapnya. Logat Kansai yang cukup tebal untuk seorang berdarah Rusia. "Saya kurang lancar dalam berbahasa Jepang jadi, mohon bantuannya."
"Nona Kuromiya ini lahir dan besar di Rusia, karena dia kurang mahir berbahasa Jepang, maka bantulah dia." Ucap Profesor Nakajima. "Nona Kuromiya, silahkan duduk di bangku yang kosong"
Abby duduk di barisan depan, kursi kedua dari depan dan kursi kedua dari jendela, ya, singkatnya, tepat berada di sebelahku. Dia menoleh ke arahku lalu tersenyum. "Mohon bantuannya ya."
Familiar.
"Baik semuanya, pelajaran saya mulai buka buku kalian!"
✢✢✢
Jam istirahat....
"Sekian, kalian bisa istirahat." Hanya 5 menit setelah pintu ditutup, meja si gadis Rusia itu langsung dikerubungi banyak siswa.
"Nona Kuromiya cantik sekali!"
"Kau dari Rusia? Rusia nya mana?"
"Bahasa jepangmu bagus! Belajar dari mana?"
"Alamak, yang lain heboh banget, lo gak masalah Kaze?" Tanya Lady Celeste padaku.
"Biarkan saja, gak peduli," ketusku.
"Hey kalian! Tanya satu-satu dong! Kasihan Nona Kuromiya kalian banjiri dengan pertanyaan begitu," ucap Lady Celeste. Dia berjalan ke kerumunan menghampiri Abby lalu mengulurkan tangannya. "Kuromiya Yuzuru, bukan? Kenalin, gue Ailyn C Parker-Wood, panggil saja Lady Celeste, salam kenal ya, Miss Kuromiya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Vermillion Dawn : Takdir Tinta Merah
Teen FictionYamamoto Kaze, itulah namaku, golongan darah biru yang sesungguhnya, justru dikenal sebagai pangeran palsu dari kerajaan yang hancur, semata karena kekuatanku ini. Hatiku selalu gundah, sakit rasanya, entah sudah berapa lama kurasakan rasa sakit ini...