manusia gila

21 19 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim...

"Merina ayolah! Lo gak perlu sampe minggat begini" bujuk kalisya agar Merina urung untuk pergi dari kost-an nya

Pagi-pagi sekali kalisya sudah di kejutkan dengan perbuatan Merina yang menyeret-nyeret koper besar. Awalnya kalisya hanya ingin mandi dan bersiap-siap untuk berangkat kuliah, namun
lagi-lagi Merina sudah membuat aktivitas paginya sekacau ini dan harus memulai ceramah kembali

"Minggir kalisya! Gue cuman pengen hidup dengan cara gue sendiri!"

"Merina. Tapi gak kayak gini. Gimana kalo ibu lo tau kalau kita pisah tempat tinggal ? Pasti dia bakal khawatir banget sama lo"

"Ibu gue gak bakal khawatir karena gue bisa jaga diri gue sendiri!"

"Gimana kalo ibu lo nelpon gue, terus gue harus bilang apa? Dan apa Lo masih berpikir kalau kedua orang tua Lo gak akan khawatir setelah gue menceritakan semua kelakuan lo akhir-akhir ini!"

"Lo cukup tutup mulut. Bilang aja kalau gue udah gak betah tinggal sama lo dan pengen hidup mandiri mulai sekarang. Beres kan?"

"Lo kira gue bakal menuruti perkataan lo? "

"Terserah aja. Sebelum itu gie bakalan telpon nyokap bokap gue untuk mecat ayah lo, dengan alasan selama kita tinggal bersama, Lo gak pernah memperlakukan gue dengan baik" ucapnya kemudian menyeringai karena tahu jika kalisya tidak akan mampu melakukan itu.

"Oke terserah Lo, tapi Lo gak akan tinggal sama verko atau tinggal serumah sama cowok kan?" Tanya kalisya meyakinkan

"Udah gue bilang gue bisa jaga diri kalisya!"jawabnya sembari tertawa kecil

"Tapi boleh juga kalo gue minta tinggal sama Verko aja" lanjutnya

"Merina jangan gila. Meskipun Lo gak pernah menganggap gue seorang teman, tapi gue tetap peduli sama lo. Gue takut kalau nantinya lo benar-benar tersesat dalam pergaulan bebas"

"Gue bukan lagi anak SMA labil kalisya, gue cuman butuh hiburan sedikit, gak akan sampai terjerumus kayak yang ada dalam bayangan lo itu"

Kalisya sudah menyerah. Dia tidak tau harus berkata apalagi, jika saja ayahnya tidak bekerja di bawah kekuasaan ayah Merina, dia pasti benar-benar sudah melaporkan kelakuan Merina pada kedua orang tua nya.

Yah, kalisya benar-benar merasa menjadi manusia pengecut yang tidak bisa menegakkan kebenaran pada orang di sekitarnya. Mau bagaimana lagi, kalisya memang sedang tidak punya pilihan lain selain bungkam akan kebenaran.

.......

Kalisya berharap bisa bertemu dengan Merina di kampus. Sudah lama kalisya tidak berpapasan dengan Merina selama di kampus, memang jurusan mereka berbeda. Merina memilih jurusan administrasi publik sedangkan kalisya memilih jurusan ekonomi pembangunan.

Sudah hampir jam kuliah selesai namun kalisya tak kunjung melihat batang hidung Merina di kampus ini. Dia mencoba menanyakannya pada teman Merina apakah dia masuk kelas mata kuliah nya, tapi semua jawaban dari mahasiswa di jurusan Merina menjawab " tidak melihatnya" Bahkan mereka bilang sudah beberapa hari Merina tidak masuk kuliah.

Akhirnya kalisya memutuskan untuk mencari Verko saja di kampus ini, barangkali dia bisa mendapatkan informasi tempat tinggal yang baru Merina dari Verko. Dan setelah di telusuri ternyata Verko kuliah di jurusan kedokteran, ya ampun begitu mengejutkan bukan. Pasalnya jurusan kedokteran itu sangat tidak mudah, untuk mendaftar saja harus memenuhi nilai yang tinggi apalagi untuk sampai semester 6. Kalisya benar-benar tercengang dengan pernyataan mahasiswa yang dia tanyai barusan tentang Verko. Memang untuk biaya pasti Verko akan sangat mudah mengatasinya secara dia terlihat seperti dari keluarga yang berada.

Dark University Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang