Bertemu kembali

23 20 2
                                    

Bismillahirrahmanirrahim.....

Happy reading












Kalisya sedikit berlari menjauh dari basecamp Verko, sehingga sampailah di sebuah halte bus. Kalisya langsung mendudukkan bokongnya di kursi panjang tempat menunggu kedatangan bus, dia merutuki perbuatannya yang telah menyundul hidung Verko. Tangannya gemetar dan wajahnya terlihat sangat panik, bukan karena kalisya menghawatirkan keadaan Verko namun, dia sedang membayangkan nasibnya yang mendekam dibalik jeruji besi karena telah melakukan kekerasan fisik pada Verko.

Sungguh saat ini kalisya sedang dilanda ketakutan. Tapi dia berusaha berpikir positif bahwa dia tidak melakukan hal yang salah, itu adalah sebuah pembelaan untuk melindungi dirinya dan mendapatkan hak kebebasan bagi Merina, begitulah yang terlintas di pikiran kalisya untuk mengusir rasa takutnya.

"Iya bener, gue gak ngelakuin kesalahan. Bukankah gue udah peringati dia buat menjauhi Merina, tapi dia masih aja bebal. Jadi gue cuman memberikan pelajaran sama dia" monolog kalisya berusaha membela diri sendiri

"Aakkhh! Tapi gimana kalo dia menuntut gue ke polisi?" Merina menjambak rambutnya  perustasi.

"TUHAN! GUE BENAR-BENAR UDAH GILA!" teriak kalisya. Untungnya keadaan halte bus sedang sepi karena hari sudah menjelang malam jadi orang-orang sudah pulang sedari tadi sore, padahal ada seseorang yang terus memperhatikannya sedari tadi.

"Hiks hiks... gimana ini?" Kalisya mulai terisak karena benar-benar merasa takut jika dia akan masuk penjara. Bagaimana dengan kuliahnya? Bagaimana dengan perasaan kedua orang tuanya? Pasti mereka akan sangat kecewa pada dirinya. Pikiran kalisya semakin kalut, dia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan, rasanya ingin menangis kencang tapi takut ada orang yang lewat.

Apakah dia harus kembali lagi ke basecamp Verko dan memohon maaf padanya? Hancur sudah harga diri kalisya jika dia melakukan hal itu. Sampai kegiatan mengais kalisya pun terhenti karena ada seseorang yang menyapanya

"Hay! Kita bertemu lagi!" Ucap seorang pria yang sudah berdiri di samping kalisya

Kalisya menelan ludahnya susah payah, apakah dia salah satu teman verko yang tadi. Dia merasa takut untuk melihat pria tersebut, dia takut jika kedatangan pria tersebut untuk menyeret paksa kalisya pergi ke penjara.

"Apakah kamu tidak mengingatku?" Tanyanya

Kalisya seperti mengenal suara ini tapi siapa dan dimana. Akhirnya kalisya memberanikan diri untuk melihat pria tersebut, dia mendongak sambil mengerjap-ngerjapkan matanya seolah sedang mengingat-ingat sosok pria tersebut. Di mata pria tersebut kalisya begitu lucu, hidung yang memerah dengan mata yang sedikit berkaca-kaca karena habis menangis dan ekspresi wajah yang kebingungan membuat lengkungan indah terbentuk di bibir pria tersebut.

"Aku pria yang waktu itu kamu ajak masuk ke cafe" ucap pria tersebut mengingatkan kalisya

"Oh benarkah. Ya Ampun maaf saya lupa" ucap kalisya tak enak hati

"Tidak apa-apa, lagi pula kejadian itu sudah lumayan lama. Jadi wajar saja jika kamu sudah lupa" pria tersebut tersenyum sembari mendudukkan bokongnya di samping kalisya

"Euuu, apa kamu... sudah dari tadi berada disini?" Tanya kalisya ragu karena takut jika pria tersebut sudah lama beranda disini dan menyaksikan kalisya yang bertingkah seperti orang gila

"Tidak. Aku baru saja sampai" jawabnya berbohong, padahal dia sudah berdiri di balik penghalang kaca halte bus, hanya saja kalisya tidak dapat melihatnya.

"Ahaha syukur lah"ucap kalisya lega, pria tersebut hanya tersenyum melihat kalisya tertawa. Dia berbohong karena kalisya pasti akan merasa malu padanya, bahwa sebenarnya dia melihat semua tingkah laku kalisya waktu pertama sampai di halte bus ini.

Dark University Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang