khawatir yang tak ada artinya

36 28 1
                                    

Baca dulu yahhh... Mungkin awal-awal memang agak boring tapi untuk kesananya aku pastikan kamu makin boring muehehe...
Happy reading



Manusia terlahir untuk menjadi manusia, namun pada kenyataannya kebanyakan manusia bertingkah seperti bintang, bahkan lebih parah dari seekor binatang. Mungkin ini memang cobaan hidup di akhir zaman, seolah hidup di dalam lingkaran manusia yang tidak pantas di sebut sebagai manusia.

Waktu menunjukkan pukul 23:45 WIB, yang artinya waktu untuk sewajarnya manusia tertidur lelap. Namun berbeda dengan seorang gadis cantik yang sedang mondar mandir di ruang tengah kost-an nya, raut wajah yang menampilkan kekhawatiran menghiasi wajah yang tampak lelah tersebut.

Dia kalisya Aruela gadis dari desa yang merantau ke ibukota untuk melanjutkan pendidikan nya. Dia sedang menunggu kepulangan sang teman yaitu Merina Saswita, teman satu kost-an sekaligus teman dari desa.

Tidak seperti biasa Merina belum juga pulang, apalagi sudah hampir tengah malam. Kalisya yang terus dihantui kekhawatiran pun memilih untuk menghubungi beberapa teman kampus yang tadi pagi bersama Merina, tidak ada yang menjawab satu pun karena mungkin mereka sudah tertidur pulas di kasurnya masing-masing. Tapi kalisya tidak akan menyerah begitu saja, ia terus menghubungi orang-orang yang menurutnya sering bersama Merina. Akhirnya satu sambungan terhubung dengan seseorang.

"Oh gitu, makasih Dian atas informasinya. Sorry udah ganggu malem-malem gini" ucap kalisya yang merasa tidak enak karena telah mengganggu Dian, untung saja Dian baru pulang nongkrong jadi masih bisa di hubungi.

Kalisya pun menyambar jaketnya dan segera pergi untuk mencari Merina di tempat yang telah di beri tahu oleh Dian.

Setelah 30 menit perjalanan menggunakan ojek online akhirnya kalisya tiba di tempat yang di beri tahukan Dian.

"Apa benar tempat ini? Gak mungkin Merina pergi ke tempat kayak ini?" Tanyanya kepada diri sendiri yang sudah berada di depan bangunan yang bertuliskan 'club kekasih hati'

Merina adalah gadis yang pemalu dan pendiam, jadi akan Sulit jika di ajak ketempat seperti ini. Tapi kalisya mencoba untuk masuk dan membuktikan apa benar Merina si gadis lugu datang ke tempat yang berbau dosa seperti ini.

Kalisya benar-benar tidak ingin menginjakkan kaki di tempat seperti ini. Namun lagi-lagi ini demi Merina temannya, dia tidak ingin melepaskan tanggung jawabnya karena kedua orang tua Merina menitipkan Merina kepada kalisya. Awalnya hanya kalisya yang akan berangkat kuliah ke kota karena mendapatkan beasiswa, tapi Merina berkata ingin melanjutkan pendidikan nya juga, seperti kalisya. Merak tidak satu sekolah saat SMA dan bukan pula teman dekat, hanya saja ayah kalisya yang bekerja kepada kedua orang tua Merina sebagai buruh di sawah ayah Merina jadi mereka hanya saling mengenal.

Kalisya merasa takut akan terjadi hal yang tak di inginkan, apalagi jika sampai kedua orang tua Merina tau jika anaknya berkeliaran tengah malam dan mengetahui bahwa anaknya yang pergi ke ibukota untuk melanjutkan pendidikan nya malah merusak masa depan nya sendiri.

Sesampainya di dalam club kalisya di sambut oleh dentuman musik yang memekakkan telinga dan cahaya lampu berwarna warni yang memusingkan kepala. Kalisya berusaha menetralkan semua keadaan saat ini dan fokus mencari Merina.

"Hai cantik!" Ucap lelaki asing seraya menggoyang goyangkan badannya di hadapan kalisya

"Minggir!" Balas kalisya

"Ayolah! Tidak perlu jual mahal seperti itu, kita bersenang-senang malam ini" ucapnya sembari menegak minuman keras

Dengan lancangnya si laki-laki tersebut mencolek dagu kalisya

"SIALAN LO!" Teriak kalisya sembari menepis kasar tangan haram bajingan tersebut. Kalisya memilih meninggalkan laki-laki yang sudah kobam itu dan terus mecari sosok Merina. Menurut kalisya memang tidak ada gunanya meladeni manusia yang sudah di kuasai minuman haram.

Sudah hampir satu jam kalisya berkeliling di dalam club, namun tidak ada sosok Merina di sana. Dia sudah tidak tahan dengan bau alkohol yang menyengat dan para manusia yang terus bergoyang tidak jelas di sana. Kalisya pun memilih pergi dan memutuskan untuk pulang. Semoga saja sesampainya kalisya di kost-an sudah ada Merina yang menunggunya.

Kalisya terus berjalan di tepi jalan, dia sudah memesan ojek online untuk pulang, namun belum juga datang. Dia merasa takut-takut saat ini terlebih ini sudah larut malam dan tidak baik bagi seorang wanita berkeliaran seperti ini. Meskipun masih banyak orang yang beraktivitas, tapi tetap saja dia takut ada lelaki bajingan menghampiri nya.

Saat kalisya menunggu ojek online datang, dia melihat seorang lelaki yang dia kenal di kampusnya sedang membopong wanita seksi yang sepertinya tidak sadarkan diri. Lalu tak lama dia menghampiri sebuah mobil hitam dan membawa masuk wanita tadi kedalam mobil.

Awalnya dia merasa takut jika itu adalah Merina tetapi ternyata bukan. Karena dia bisa mengenali jika itu memang Merina.

"Dasar laki-laki berengsek" ucap kalisya memaki laki-laki yang terkenal sebagai maniak wanita tersebut.

"Mba kalisya yah?" Tanya seorang tukang ojek yang baru saja berhenti di depan kalisya

"Oh Iyah mas"

"Waduh ko malem-malem keluyuran sih mba? Untung mba pesen saya, coba kalo pesennya tukang ojek yang cari-cari kesempatan bahaya mba " ucap tukang ojek menasehati

"Hehe iya mas, saya ada urusan mendesak jadi terpaksa keluar malem-malem deh"

"Oh... Ya udah ayo mba" ajak si tukang ojek sembari menyodorkan helm pada kalisya, kalisya pun menerima nya dengan senang hati karena dirasa si mas tukang ojek nya baik.

--------------------

Kalisya terburu-buru masuk kedalam kost-an, dia benar-benar berharap Merina sudah ada di dalam dan dalam keadaan baik-baik saja.

Pintu tidak di kunci, itu artinya sudah ada yang masuk ke dalam.

" Merina! Merina!" Panggil kalisya sembari masuk kedalam kamar, dia melihat Merina sedang bermain handphone

"Hmm" jawab Merina singkat

"Ya Tuhan lo dari mana saja Merina? Gue benar-benar khawatir tau gak?"

"Aku habis main di rumah Siska"

"Apa? main? Lo tau gue habis cari lo ke club barusan"

"Kenapa Lo pergi cari gue kesana? Lo pikir gue cewe apaan? Gila!"

" Yah, karena gue dapet informasi itu dari Dian, dia bilang tadi lo mau pergi ke club karena di ajak seseorang"

"Ah udahlah ini udah malam, lagi pula gue gak pergi kesana, Dian di percaya" ucap Merina seraya menenggelamkan tubuhnya dalam selimut

Kalisya menarik nafas dalam-dalam agar tidak emosi menghadapi Merina yang semakin hari semakin berubah sikap nya. Dia memilih untuk pergi ke kamarnya sendiri karena dia benar-benar lelah untuk hari ini, untuk apa juga dia sampai harus sekhawatir itu pada Merina, bahkan yang dikhawatirkan saja bersikap tidak peduli, apalagi dia bukan teman dekat nya waktu di kampung. Tetapi menjaga Merina sudah menjadi sebuah tanggung jawabnya karena ibu Merina menitipkannya pada kalisya sewaktu ingin berangkat ke kota. Sungguh berat memang bedan hidup kalisya.

Jangan lupa vote lah, biar aku senang gak ikhlas juga gapapa....
Harus di vote tapi gak maksa sih tapi harus tetap pencet bintang oghey....Babay...

Dark University Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang