chapter 3

198 12 0
                                    

Devan baru balik ke desa keesokan harinya, semalam ia menghabiskan waktu bersama dengan pria yang baru ia kenal. Terasa canggung baginya apalagi mereka harus berbagi kamar yang sama. tak banyak hal yang bisa ia ketahui dari pria itu, Harvy tak bercerita tentang masa lalunya dan Devan pun terkesan tak ingin tahu masa lalu pria itu. tak peduli dengan siapa ia berurusan sekarang.

Devan mungkin bisa menebak seperti apa masa lalu pria itu. banyaknya tattoo di tubuh pria itu seakan menggambarkan seperti apa kehidupannya. Mungkin dia juga bisa menyangkal bahwa tattoo hanyalah sebuah art, namun bekas luka di punggung pria itu rasanya bukanlah bagian dari art. Orang mana yang begitu bodoh melukai dirinya hanya untuk sebuah art?

Kecanggungan itu mungkin hanya dirasakan oleh Devan, ia yang begitu hangat, entah mengapa telah dibuat canggung oleh pria yang bersamanya malam itu. tapi bukankah itu hal yang wajar saat bertemu dengan seorang stranger?

Mungkin, tetapi tidak untuk Harvy. Walau ia tak banyak bicara, tak terlihat kecanggunan pria berkumis tipis itu. ia dengan santainya melepas pakaiannya di depan Devan, memperlihatkan apa yang tersembunyi di balik bajunya. Lengan dan tengkuk yang penuh dengan ukiran tatto, bekas luka di badannya, ia biarkan Devan melihat semuanya. Seakan dia ingin memperjelas walau bukan dengan kata-kata bahwa inilah dia sekaligus memperingatkan Devan, "apakah kamu tak takut berurusan denganku?"

Harvy langsung tidur setelah ia menanggalkan bajunya, ia mengambil sisi ranjang sebelah kanan tanpa mengganggu Devan yang sedang sibuk dengan tabletnya.

Harvy tak punya kebiasaan bermain dengan gadget sebelum tidur bahkan ia sangat jarang menyentuh barang itu. ia menutup tubuhnya dengan selimut, hanya beberapa saat berselang terdengar suara dengkuran yang cukup mengganggu di telinga Devan.

Devan melirik ke samping, melihat Harvy begitu mudahnya tertidur pulas. Ia menggelengkan kepala, menarik garis senyuman kemudian melanjutkan membaca jurnal kesehatan di tabletnya. Dia adalah seorang dokter, knowledgenya harus ia asa setiap malam. Rutinitas seperti ini telah menjadi kebiasaannya setiap malam. Ia tak tahu bagaimana akhirnya ia tertidur, dengkuran Harvy sunggu mengganggu untuknya. Namun sedikitpun ia tak mengeluh, ia menganggap dengkuran Harvy adalah cara tuhan memberinya waktu yang panjang di malam itu.

"emang kamu tinggal di hutan?" tanya Harvy setelah melihat kondisi jalan yang mereka lalui menuju desa.

Devan tak menjawab, jalan berlumpur di depannya membuat ia harus lebih fokus mengendalikan kemudi.

"biar aku yang nyetir." Tangan Harvy sudah sedari tadi gatal ingin mengambil alih kemudi itu. Devan tak bisa mengendalikan medan namun jawabannya selalu sama.

"kamu masih sakit."

"shhh...." Harvy mencoba menahan diri tetapi cara Devan mengemudi sungguh telah menguji kesabarannya.

"Van, Evan. Biar aku aja." Ucapnya kembali. Ia seperti punya cara bagaimana mengambil hati pria di sampingnya itu hingga laju mobil terhenti atau mungkin juga Devan sudah menyerah.

Harvy mengambil alih kemudi, seperti layaknya seorang offroder, Harvy melewati semua medan dengan sangat enteng hingga mereka tiba di desa dengan selamat.

"siapa dia?" tanya Reno berbisik di dekat Devan saat melihat seorang pria datang bersama dengannya. Reno memang tak bertemu dengan Harvy hari itu. ia menatap seksama pria itu dari ujung kepala hingga ujung kaki. Dari pengamatannya, nampaknya ia punya kesan negatif dengan pria jangkung itu. dia terlihat bukan orang baik-baik dan lihat, dia seorang perayu. Bagaimana bisa ia merayu gadis-gadis di puskesmas itu. ia mendengus keras saat Harvy menggoda gadis pujaan hatinya. Yah, walau Harvy hanya sekedar menyalami gadis itu.

"kenapa?" tanya Devan.

"ck, dokter yakin membawa dia kemari?" tanya Reno berdecak kesal.

Devan hanya tersenyum kemudian mengajak Harvy ke rumah dinasnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fall in Love By AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang