03. Gula kapas

0 0 0
                                    

Halo rakyat ijotomat nyampe dimana nih cerita!

Gimana hari kalian guys aman?

Ada yang nungguin kagak nih ye,kalau ada komen dong

Jangan lupa sebelum baca follow dulu ye,vote sama komen dan share ke temen kalian biar cerite ini meluas heheh

Okey kita lanjut aje kali ye

Happy reading

.
.
.
.
.
.


Disebuah taman aku duduk sambil melihat sekeliling yang penuh dengan keluarga harmonis dan bahagia,rasa iri menghinggap padaku kala melihat seorang anak kecil yang sedang berlari kearah orang tuanya sambil menangis.

"Hiks.. adek jatuh tadi kesandung batu itu" anak kecil itu menangis tersedu-sedu sambil menunjuk kearah batu yang membuat nya jatuh

"Cup cup jangan nangis lagi ya sayang nanti ayah buang itu batunya karna udah berani buat putri kecil ayah menangis hm" unjar Pria berumur itu pada anak nya sambil mengusap air mata yang kian membasahi pipi gadis gembul itu

"Gadis cantik nya bunda udah ya nangis nya nanti mata kamu bengkak sama air mata nya habis udah ya sayang cup cup" sambung wanita yang berada di sebelah pria itu


Aku yang melihat interaksi itu sedikit tertampar dan tanpa di sadari air mata turun secara perlahan.

"Andai aku seberuntung gadis kecil itu yang mendapatkan limpahan kasih sayang dari kedua orang tua nya pasti aku nggak bakalan iri kayak sekarang ini" batin ku

Aku menghela napas berat sambil menaikkan pandangan ku ke atas untuk melihat langit agar air mata ini tidak turun lagi.



Tanpa di sadari seakan semesta kian memberikan kejutan yang tak terduga seperti sekarang ini,seorang anak kecil melangkah ke arah tempat duduk ku sambil membawa gula kapas yang cukup besar berbungkus plastik dengan gambar Upin Ipin.


"Nih buat kakak bial Ndak cedih lagi" gumam gadis kecil itu sambil menyerahkan bungkus gula kapas dari tangan kanan nya


"Ini buat aku?" Kataku memastikan jika itu benar

"Iya buat kakak nya aja bial Ndak cedih lagi,soalnya tadi aku liat kakak cedih" jawab gadis kecil itu dengan nada khas sambil tersenyum memperlihatkan barisan gigi yang bisa di bilang kecil dan tidak rata


"Makasih cantik" balasku dan membalas senyuman indah gadis kecil itu

"Kalau gitu aku balik kesana lagi ya kakak takut ayah sama bunda aku caliin aku,dah Kakak semoga kakak telus telsenyum ya" pamit gadis kecil itu padaku sambil melambaikan tangan nya

Aku kembali cuma bisa membalas perlakuan gadis kecil itu dengan senyuman,tak tau apa maksud dari semesta tapi jujur aku bahagia walaupun dengan ini.


"Tuhan,makasih, karna engkau telah menghadirkan senyuman ini dengan tulus tanpa ada keterpaksaan dan membuat aku bersyukur walaupun dengan hal kecil seperti ini" batinku




Menatap langkah kaki gadis kecil itu yang perlahan menjauh dan mendekat kearah orang tua nya sambil memegang kedua tangan orang tua nya yang terdapat di samping kanan dan kiri nya.



Gula kapas itu masih ku pegang tanpa mau membuka nya sekarang,mungkin bagi orang kalau hal kecil seperti ini tidak memiliki makna yang menarik tapi bagiku sebungkus gula kapas ini adalah hal yang membuat aku merasa indah.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Reyna Dan Ribuan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang