Rasanya Linn benar-benar malas dan ingin lari keluar dari dalam kelasnya, wajah malas dan mengantuk terlihat jelas di wajah Linn. Bukan hanya Linn, hampir pada seluruh murid yang berada di sana.
Suara milik guru laki-laki yang sudah terlihat tua itu seolah menghipnotis para muridnya untuk tidur, suaranya sangat pelan dan terdengar tipis. Ditambah lagi ini adalah pelajaran sejarah, pelajaran yang benar-benar membuat mengantuk dan bosan.
Linn benar benar menyerah, dia memutuskan untuk mencoret-coret kertas miliknya. Tiba tiba saja Linn berhenti mencoret-coret kertasnya, telinganya berdenging.
"Kau adalah orang yang aku butuhkan." Suara bisikan itu muncul di telinga Linn, sekali lagi telinganya berdenging sedikit lama.
Linn menoleh ke arah kanan dan kiri, tak ada satupun orang yang sedang berbisik disampingnya.
"Kenapa?" tanya Ralu setelah melihat Linn yang bersifat aneh itu.
"Gapapa," jawab Linn dengan seadanya.
Beberapa menit telah berlalu, sekarang adalah jam istirahat, seperti biasanya mereka akan keluar dari kelas. Hari ini berbeda, karena mereka berdua pergi ke kantin untuk menemui tiga orang yang bernasib sama seperti mereka.
Setelah Linn dan Ralu sampai di kantin, mereka berdua memesan dan membeli makanan terlebih dahulu. Setelah itu, Linn dan Ralu menghampiri tiga orang itu. Mereka berdua disambut dengan semangat oleh Ola.
"Kalian beneran datang ya!" ucap Ola dengan semangatnya, Linn hanya tersenyum canggung. Linn duduk di tengah-tengah antara Ola dan Ralu.
"Noe, kamu gak dapet bekal lagi dari penggemarmu itu?" Ola terlalu malas mengeluarkan uang untuk dirinya makan, lagipula temannya itu juga sering mendapatkan bekal dari orang yang tidak dia kenal dan tentunya Noe tidak akan memakannya.
"Hari ini gak ada," jawab Noe.
Ekspresi Ola yang tadinya terlihat semangat berganti dengan ekspresi murung. Linn yang melihat itu ingin menawarkan menggunakan kekuatannya.
Hanya Ola saja yang belum membeli makanan, saat ditanya oleh Zev, Ola hanya menjawab sedang menabung.
"Mau coba pakai kekuatanku?" ucap Linn dengan nada seperti berbisik, takut ada orang yang mendengar.
Ola menatap Linn dengan mata yang berbinar dan berharap pada Linn. Ola pun menganggukkan kepalanya tanpa peduli tatapan aneh dari Noe.
Linn melihat sekeliling, tatapannya jatuh pada seorang murid perempuan yang terlihat tengah merundung murid lain.
Seperti biasanya saat dia menggunakan kekuatannya, Linn membayangkan perempuan itu datang dengan bekal untuk Noe.
"Gadis itu akan membawa bekal buat Kak Noe," ucap Linn pada Ola yang berada disampingnya. Cahaya ungu terlihat menyelimuti tubuh Linn dengan tipis.
Benar saja, gadis yang tadinya sedang merundung siswa perempuan lain langsung berlari keluar kantin setelah tatapannya menatap kearah Noe. Beberapa menit kemudian, gadis itu datang dengan kotak bekal berwarna biru dan memberikannya pada Noe.
"Hei, kamu mau makan bekal buatanku kan?" tanya gadis itu dengan percaya diri.
"Makasih buat bekalnya cantik," jawab Noe dengan senyumnya, dia juga menerima pemberian gadis itu. Terlihat dengan jelas rona merah pada wajah gadis itu.
Gadis yang tadinya memberi Noe bekal pun duduk di tempat lain yang dekat dengan tempat Noe yang sedang menatap bekalnya. Gadis itu memastikan bekalnya akan dimakan.
Sayangnya bekal itu Noe berikan kepada Ola, setelah perginya gadis itu raut wajah Noe yang tadinya terlihat ramah berubah menjadi sinis.
"Kenapa harus dia, cewek aneh itu?" ucap Noe yang terlihat tak terima.
"Orangnya kelihatan cocok aja," jawab Linn tanpa menatap wajah Noe, Linn sekarang akan fokus dengan makanannya.
"Sengaja keliatannya," Noe memutar bola matanya dengan malas. Linn tidak membalas ucapan lelaki itu dan memilih untuk melanjutkan kegiatannya.
Gadis yang tadinya memberi Noe bekal merubah raut bahagiannya menjadi raut marah, dia pergi dari bangkunya dan keluar dari daerah kantin. Sedangkan Ola menunjukkan raut bahagia.
Lihat wajah gadis itu yang tadinya terlihat percaya diri sekarang berubah menjadi merah karena marah. Setidaknya Linn bisa membalaskan sedikit rasa kesal oleh korban perundungan gadis itu tadi.
Jika kalian tanya kenapa Zev diam, sekarang dia sedang berusaha untuk tidak mengganggu kucing putih yang tiba-tiba naik ke dalam pangkuannya dan tidur tanpa izin di pangkuan Zev.
"Gabisa dapet cewek, malah dapet kucing ya?" sindir Noe pada Zev.
"Diem sana," ucap Zev dengan nada yang ditekan.
Ralu menggelengkan kepalanya pelan. "Kukira, kamu bakal lempar kucing itu," ucap Ralu sedikit tak percaya dengan sifat Zev pada hewan
Ola dan Noe yang mendengar ucapan Ralu menahan tawa mereka. Jika dipikir-pikir wajah Zev yang sinis itu tidak cocok dengan sifat Zev yang sangat menyayangi hewan.
Kucing tanpa pemilik itu seolah tidak merasa memiliki salah dan tetap tertidur nyenyak di pangkuan Zev yang sedang makan itu.
Beberapa menit telah berlalu, sekarang mereka semua benar-benar selesai makan.
"Ola, sama aku sini!" ajak seorang murid lelaki yang tidak dikenali oleh Linn.
Ola mengangguk dengan senang dan berdiri dari duduknya bersiap melangkah ke bangku lainnya, sedangkan Noe tersenyum miring untuk mengganggu Ola.
"Sekarang sama Rick? pacar keduamu mana? jadi Arse gak kamu anggap?" ucap Noe sedikit keras dengan tujuan agar lelaki yang memanggil Ola, tak lain adalah Rick itu mendengar ucapannya.
Ola membalikkan badannya dan menghadap ke arah Noe dengan senyumnya. Linn bisa membayangkan aura-aura hitam mengelilingi tubuh Ola.
"Kamu selingkuh La?" tanya Rick dengan cepat.
"Nggak kok sayang, kamu cuma satu-satunya pacarku, temenku ini emang suka bohong." Ola membalikkan badannya lagi, sekarang dia menghadap ke arah Rick dengan senyum manis dan efek bunga-bunga disekitarnya.
Rick menatap Ola dengan curiga, dia menghela nafas dan memilih untuk percaya dengan Ola. Setidaknya sekarang Ola tidak ketahuan.
"Kemarin ada cewek yang lagi jalan jalan sama cowok selingkuhannya di taman kota loh." Noe memberi tatapan mengejek, dia semakin menambahkan minyak pada api panas yang menyala.
"Dia bohong sayang, dia juga gak punya bukti, pasti dia nuduh aku." Percayalah Ola mempunyai seribu satu cara untuk menyembunyikan kebohongannya saat berselingkuh. Dengan wajah memelasnya, Ola berhasil meluluhkan hati Rick.
Noe menunjukkan seringai di wajahnya. "Kemarin Ola putus sama mantannya karena selingkuhkan?"
Ucapan Noe adalah fakta baru yang diterima Linn, Linn mengira Ola adalah perempuan dengan sifat setia.
Ola menarik nafas dengan pelan lalu mendekat kearah pacarnya yang tak lain adalah Rick. Rick bingung harus percaya pada siapa, dia tau bahwa Ola putus dengan mantan pacar Ola karena Ola berselingkuh. Tapi Rick bisa menyimpulkan sifat Ola yang tidak mungkin selingkuh karena Ola benar benar menunjukkan sikap yang baik pada Rick.
"Sayang, mending kita ke tempat lain aja ya," ucap Ola pada Rick.
Setelah pulang sekolah akan Ola pastikan Noe mendapatkan 'sedikit' luka pukulan yang tidak terlalu sakit.
•
•
•
『Informasi gak penting
-Noe dan Zev tidak pernah berpacaran.』
Suka dengan ceritanya? vote cerita ini!
Vote☆

KAMU SEDANG MEMBACA
EDELSTENEN [End]
ФэнтезиMenggunakan sihir hitam dan melakukan perjanjian dengan iblis adalah hal yang salah. Seorang penyihir berhasil melakukan perjanjian terkutuk dan membuat masalah di masa depan. Linn dan teman-temannya bertugas menggagalkan rencara penyihir itu *** Ma...