41

23 9 4
                                    

Lihat ke masa lalu, kau akan melihat kebenarannya.

Suasana suram menyelimuti tempat dengan dinding batu kokoh. Seorang pria tua terbaring lemah di kasur tengah menatap anaknya yang sedang duduk di kursi samping kasurnya.

"Bunuh dia, dengan kekuatannya sendiri, hidupku tidak akan bertahan hingga hari esok," lirih pria tua itu.

"Tapi, apa harus sampai membunuh, Mara?" Seph tidak tahu apa yang harus dia lakukan kedepannya.

Keheningan menyelimuti tempat itu, pria tua itu tetap diam tidak memberi jawaban. Helaan napas berat Seph terdengar keras di tengah ruangan sunyi itu.

"Baik, saya akan membunuh, Mara, seperti perintah, Ayah." Keputusan Seph sudah bulat. Dia tidak mau mencari risiko lain yang akan datang jika menggunakan cara lain.

Gadis dengan mata heterochromia itu terdiam mendengarkan ucapan mereka. Angin bertiup dari arah jendela melewati tubuh transparan Ola yang berada di pojok ruangan.

"Mimpiku adalah sebuah, petunjuk?"

"Kali ini kalian bisa minjemin mana kalian buat Tante?" Saat ini Kae sudah memikirkan apa yang akan dia lakukan kedepannya.

Menyelam ke masa lampau, sembari menelusuri sejarah Krystallo hingga akhir. sekali menyelam, Kae bisa menemukan seluruh ingatan masa lalu orang itu, melewati ingatan satu ke ingatan yang lain. Hanya ada satu risiko, tersesat di antara banyaknya ingatan milik seseorang.

"Nah, Ola, ingatanmu adalah landasan bagi Tante buat masuk ke dalam ingatan sang penyihir agung, Seph," lanjut Kae sambil menunjukkan senyum andalannya.

Linn, Zev, dan Noe menunjukkan reaksi bingung. Dari sekian banyaknya orang, kenapa Ola yang Kae gunakan sebagai landasan.

"Ola Merriell, Seph Merriell, dua orang itu memiliki hubungan darah." Ralu menatap Ola dengan tatapan tajam khas miliknya.

Ola diam seolah membeku dan tidak menjawab ucapan Ralu. Dia hanya mengangguk menyetujui rencana Kae.

Linn, Ralu, Noe, dan Zev saling mengeratkan genggaman tangan mereka. Membayangkan aliran mana mereka saling mengalir menuju ke satu titik. Linn menyentuh punggung Kae, mengalirkan mana miliknya maupun mana yang dia terima menuju tubuh milik Kae.

Ola menaruh telapak tangan kanannya di atas telapak tangan kanan Kae. Ola memperhatikan setiap gerak-gerik Kae yang duduk di depannya.

Kae memejamkan matanya, mulai menggali semua ingatan Ola hingga sejauh mungkin. Cukup sulit untuk menelusuri ingatan lebih dari 10 tahun yang lalu bagi Kae. Namun berkat mana yang diberikan, dia bisa menyelam ke masa lampau lebih jauh.

Beberapa waktu berlalu, cukup lama, hingga Kae membuka matanya kembali. Terlihat beberapa keringat di wajah Kae.

"Ada banyak hal yang baru kuketahui," celetuk Kae.

Banyak hal yang Kae lihat di masa lalu, hubungan pertemanan indah antara Seph dan Mara, penghianatan, rencana perjanjian iblis Mara, dan pembunuhan Mara. Kae benar-benar tidak tahu jika sejarah atau cerita mitos itu hanyalah cerita bohong, cerita yang telah diubah hingga semua orang menuduh Mara adalah pemeran penjahat.

Seorang gadis kecil meringkuk di samping dinding batu sebuah bangunan. Perutnya terasa begitu sakit bagaikan diperas, sudah beberapa hari gadis itu tidak mengisi perutnya. Suasana panas karena matahari yang bersinar terang membuatnya semakin tersiksa.

"Hei, apa kau mau menjadi muridku? Aku bisa melihat potensimu di masa depan." Suara berat milik seorang pria membuat pandangan gadis itu menuju ke atas.

Latar tempat berganti, lapangan luas dengan dua orang tengah berada di tengah-tengah lapangan. Mereka saling menyerang dengan kekuatan sihir mereka.

"Fokus pada setiap gerakan musuh, jangan terkecoh," ucap pria itu sambil terus menyerang murid perempuannya itu.

Gadis berumur tujuh tahun itu mengangguk dan berusaha menyerang pria itu. Seluruh kekuatan telah dia pakai untuk menyerangnya.

"Kau mau menjadi penerus gelar penyihir agung kan? Keluarkan kemampuanmu!"

Sepuluh tahun telah berlalu setelah kejadian itu. Sekarang gadis itu tengah berada di atas pohon sambil menatap seorang lelaki yang mendekat ke arahnya.

"Selamat ulang tahun, ini kado dariku," ucap Seph sambil menunjukkan sebuah kalung dengan permata indah di tangan kanannya.

Dia bisa merasakan jika wajahnya memerah, dia segera memeluk Seph dengan erat. Gadis yang dulunya tak terawat dan tinggal di jalanan telah menjadi penyihir hebat.

"Sihir itu indah, sepertimu, Mara, aku tidak lolos dalam seleksi pemilihan ksatria di Kerajaan Krystallo. Aku akan menjadi teman penyihirmu." Seph tersenyum pada Mara setelah mengucapkan kalimat itu.

"Hingga sekarang pun kamu tidak bisa mengalahkan kekuatanku, Seph," jawab Mara dengan nada bercanda dan tertawa kecil.

Beberapa bulan kemudian ....

Mara merasakan mana miliknya semakin sedikit dan menghilang, hingga dia menyadari keanehan yang berada pada kalung miliknya. Dia tidak bisa melepas kalung itu, jika dia melepasnya maka kemungkinan terbesar mana miliknya tidak akan kembali ke dalam tubuhnya dan benar-benar lenyap.

Di tempat lain, Seph tengah bertengkar dengan Sang Ayah. Raut tidak setuju dan marah terukir jelas di wajah Seph.

"Tapi Mara sahabatku Ayah!" teriak Seph dengan penuh amarah.

"Lalu? Jika kau menjadi penyihir terhebat di sini, kau akan menggantikan posisiku, kau tidak mau?" tanya Sang Ayah dengan raut meremehkan Seph.

"Kau akan dikenal menjadi penyihir hebat, lalu buat pandangan masyarakat terhadap Mara buruk."

Berhasil, Seph mulai terpengaruh oleh ucapan ayahnya. Walau dia mengkhianati sahabatnya itu, dia akan melakukan apa yang ayahnya perintah itu dengan baik.

"Curi kalung yang sempat kau berikan pada Mara, biarkan dia kehilangan seluruh kekuatannya."

"Mara memiliki kemampuan mengendalikan waktu, walau tak begitu kuat dan lemah, itu menyebalkan, jangan biarkan dia berkembang."

Tidak lama setelah perintah itu, tepatnya satu minggu kemudian Mara kehilangan kalung miliknya. Kekuatannya telah menghilang, Mara benar-benar berada di masalah besar.

Mara benar-benar panik dengan apa yang baru saja terjadi. Dia mencari segala cara untuk mengembalikan kekuatannya, hingga dia memiliki sebuah rencana. Perjanjian iblis, adalah rencana terakhirnya.

Berbeda dalam sejarah yang ditulis, Mara melakukan ritual kehidupan kedua. Suatu saat setelah dia mati, dia akan hidup kembali untuk mengumpulkan kekuatannya. Seluruh dugaan Seph yang berada dalam buku yang dia tulis itu salah.

Mara bukanlah penyihir jahat, dia hanya ingin merebut yang seharusnya miliknya. Akan tetapi, memutar waktu adalah hal yang dilarang dalam dunia sihir. Efek yang kemungkinan akan terjadi adalah takdir seseorang yang berubah, dejavu, ingatan lama dan ingatan baru yang saling bertabrakan. Karena hal ini, penyihir dengan kemampuan mengendalikan waktu cukup sedikit dan memilih menyembunyikan dirinya.

Tujuan mereka telah terlihat dengan jelas, menghentikan Mara, walau Mara bukanlah penyihir jahat.

Jadiii, kelihatan kan? Siapa yang jahat? Oh belum, belum ending. Sabar ya, masih ada beberapa episode lagi.

Silahkan berunding dengan pendapat kalian sendiri, votenya di tekan tolong(T^T)

EDELSTENEN [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang