BAB 3.3

999 112 0
                                        

"Hei ini sudah larut kau tahu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hei ini sudah larut kau tahu."

"Aera-ya sudah aku bilang diam jika ingin ikut bukan?"

Mendengar pertanyaan bernada halus nan menusuk Bora lantas membuat Aera menutup rapat mulutnya. Pun menatap langit gelap yang berhiaskan bola-bola ungu yang bersinar layaknya bintang. Spontan ia memejamkan mata merasakan terpaan semilir dingin malam yang menusuk tubuh.

"Menurut firasatmu, apa yang akan terjadi pada kita semua?"

Bora membuka percakapan selepas membuang rokok yang baru ia hisap setengahnya. Gadis itu kini beralih perhatian penuh pada teman sejawatnya yang tampak memejam dengan santainya.

Tak langsung menanggapi Aera mengerjap beberapa kali—berpikir seraya bergumam, "hm, mungkin kita akan berlarian seperti dikejar zombie. Kau tahu film seperti itu bukan? Kurang lebih mungkin sama nanti."

"Mengerikan."

"Apa ini? Seorang Bora baru saja berkata mengerikan?!" Aera bereaksi heboh akan tanggapan Bora tersebut. Pertama kali ia mendengar bora berkata semacam itu.

"Ya—"

"SHIBAL!"

"SHIBAL! KOMANDAN ITU MENYEBALKAN!"

Atensi Aera kini tertuju pada pintu rooftop yang barusan terbuka kasar. Menampilkan satu orang pemuda berpenampilan berantakan dan penuh tanah di seragamnya yang putih susu. Kemudian di belakangnya tampak sang pujaan hati yang berpenampilan tak jauh beda.

"Apa gagal?" Ceplos Bora menyimpulkan dari penampilan mereka. Yah Aera pun berpikir begitu.

Haerak mendekat dengan terus berceloteh jengkel. Tak cukup itu ia pun turut menendang apa saja di sekitarannya guna melampiaskan rasa jengkel yang sudah berubah marah itu. "Shibal! Ini semua karena Deokjung yang tidak berguna itu! Shibal! Komandan itu! Shibal! Mereka semua menyebalkan! Shibal!"

Aera menutup manual kedua rungunya dengan tangan. Mencegah tragedi telinga berdenging sebab umpatan kotor yang terus dikeluarkan jejaka berandal itu. Bora yang tidak mendapat penjelasan dari Haerak pun beralih perhatian memilih bertanya pada Ilha yang memilih menyulut rokok.

"Hei Ilha apa yang terjadi?" Tanya Bora.

"Tidak ada yang bisa menerbangkan dengan benar. Deokjung katanya bisa, namun itu berakhir jatuh tepat di depan letnan sialan itu!"

"Benar! Kita semua dihukum! Terkecuali kalian berdua yang di sini! Shibal!" Sahut Haerak dengan nada tinggi.

"Apa ini? Kau tidak terima kalau kami tidak ikut dihukum?" Tanya Aera menanggapi.

"Tentu saja! Sialan! Padahal ini idemu! Ide buruk yang gagal! Harusnya kita tetap pada rencana Youngsin."

"Kau menyalahkan ku?"

DAS : VIVA LA VIDA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang