Selamat membaca!
.
.
.
.
.
Tempat semewah dan seberkelas itu memiliki sudut tergelap. Xiao Sa melihat ada banyak akuarium di sepanjang lorong menuju tempat pertemuan Ye Mi. Lorong yang tidak dibekali pencahayaan, sangat gelap dan terasa dingin. Namun, ketika mendeteksi adanya orang yang datang, lampu-lampu di dalam akuarium menyala terang. Xiao Sa dapat melihat dengan jelas seberapa banyak orang-orang telanjang di dalam akuarium tanpa air. Entah itu laki-laki maupun perempuan, mereka mempertontonkan ekspresi yang menggoda untuk memikat mangsa. Di balik ekspresi menggoda, tersirat sebuah permohonan dan ketidakberdayaan, terlihat jelas seberapa besar keinginan mereka untuk terbebas dari tempat tersebut.
Tiba-tiba, sebuah pemikiran terlintas di pikiran Xiao Sa. Dia tidak ingin membuat praduga, lebih memilih untuk bertanya langsung kepada sang kekasih, "Apakah kamu pernah membeli salah satunya?"
Ye Mi menatap sekilas pada orang-orang di dalam akuarium tanpa minat. Kemudian, melumat bibir Xiao Sa secara liar sebelum menjawab, "Barang ini lebih bernilai dari pada mereka."
Yang dimaksud "barang" oleh Ye Mi tidak lain adalah Xiao Sa.
Tidak lama kemudian, Ye Mi melanjutkan, "Tapi aku pernah membeli salah satunya dulu."
Xiao Sa terkejut, dia sangat kesal membayangkan Ye Mi bercinta dengan orang lain. Dia baru saja akan memisahkan diri ketika sang kekasih sudah lebih dulu memberi penjelasan.
"Untuk kebutuhan yang lain," jelas Ye Mi.
Dengan begitu, Xiao Sa dapat bernapas dengan lega. Selanjutnya, tidak ada percakapan berarti. Keadaan sekitar menjadi canggung dan sunyi, dia merasa bosan hanya dengan menonton orang yang telanjang di sepanjang jalan. Namun, dia menjadi lebih bersemangat setelah mendapati kehadiran sosok kekar berkulit agak hitam, memiliki penis yang tampak gagah dan perkasa. Dia tidak berkedip, merasa takjub dengan sosok tersebut hingga tidak sengaja mengutarakan isi pikir yang cukup untuk memicu kemarahan milik Ye Mi. "Sangat besar," ujar Xiao Sa secara impulsif.
Hal tersebut menjadi awal dari dekapan posesif yang sangat kuat dan menyesakkan. Ye Mi dapat melihat adanya binar terang di mata Xiao Sa ketika melihat penis orang lain. Lagi pula, kemarahan banyak dipicu oleh ekspresi menggoda dari sosok yang diperhatikan lamat-lamat oleh sang kekasih. Benar-benar terlihat seperti mereka berusaha menggoda satu sama lain. Oleh sebab itu, Ye Mi mempercepat langkah untuk menyelamatkan kekasihnya dari godaan semacam apa pun. Ketika sampai di sebuah kamar, mereka dibiarkan masuk berdua. Xiao Sa tanpa aba-aba menyentuh penis Ye Mi untuk membandingkan penis mana yang lebih besar dari yang dia lihat tadi, bahkan dia tanpa sadar mendorong lelaki tampan itu hingga terlentang. Secepat mungkin dia membuka resleting celana di hadapannya, tetapi dengan cepat ditahan oleh sang korban sebab tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Ye Mi memang ingin bercinta lagi dengan Xiao Sa, tetapi pertemuan penting sama sekali tidak bisa ditunda. Dengan demikian, dia memberikan beberapa patah perintah kepada pihak lain, sebelum meninggalkannya sendirian, "Pertemuan ini tidak akan lama. Tetap diam di sini sampai aku kembali. Setelah itu, aku akan mengajakmu berkeliling."
Xiao Sa dengan mudah mematuhi. Mereka bertukar ciuman sebelum akhirnya berpisah untuk sejenak. Kebosanan melanda dalam waktu berkepanjangan. Meski baru sepuluh menit berlalu, terasa seperti ribuan tahun berlalu. Dia tidak tahu harus melakukan apa. Yang jelas, duduk diam di tepi ranjang benar-benar terasa memuakkan. Xiao Sa tidak sanggup lagi bertahan pada posisi tersebut. Dia melompat turun dari ranjang, berjalan pelan menuju jendela yang menyimpan gambar luasnya hamparan laut. Senyum manis menjalar di bibirnya seiring tangan bergerak untuk membuka sedikit jendela. Tidak membutuhkan lama untuk membuat rambut bergoyang akibat terpaan angin kencang. Mata Xiao Sa menyipit, memperdalam menikmati keindahan laut.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GLOOM S.2 (YIZHAN)
FanfictionThe Gloom Season 2, jangan lupa mampir ke The Gloom Season 1 dulu. Tentang perjalanan hidup si kembar, Chen Yu dan Xiao Sa, dalam menggapai impian. Kebersamaan Chen Yu dan Xiao Sa harus terhalang oleh cita-cita. Keinginan untuk menjelajahi negeri or...