"Oiya, parfum pesanan kamu aku bawa besok ya. Makasih tadi udah ngajarin aku soal tugas Fisika." Tutur Zafira.
Zafira sudah tidak jutek, nada bicaranya sudah kembali pada Zafira yang lembut itu. Syukurlah, Farhan kira ia berbuat salah pada Zafira sampai gadis itu merubah sikapnya.
"Sama-sama, tapi kayaknya besok aku nggak di sekolah. Ada pertandingan Karate besok."
Jawaban dari Farhan membuat Zafira sedikit kecewa. Masa baru dua hari kenal sudah harus LDR saja nih?
"Jadi kapan kamu balik ke sekolah?"
"Besok kan hari Jumat, kalau Sabtu hari libur. Jadi mungkin Minggu aku ke rumah kamu aja buat ambil pesanan." Terang Farhan.
"APA? KE RUMAH?" Pekik Zafira kaget.
Selama ini tidak ada laki-laki yang main ke rumahnya. Ada sih mungkin, tapi mereka main ke rumah Zafira untuk mengerjakan tugas, atau kalau ada pelanggan laki-laki, Zafira lebih memilih untuk mengantarkan ke rumah sang pelanggan. Bukan mereka yang ke rumah Zafira.
"Jangan teriak-teriak Zaf. Kamu jadi pusat perhatian tuh." Lirih Farhan, gerakan matanya seolah menyuruh Zafira untuk memperhatikan ke sekitar mereka.
"Y-ya aku kaget karena pelanggan-pelanggan aku yang lain nggak langsung ambil ke rumah. Aku yang antar pesanan mereka gitu..."
"Tapi aku maunya ambil langsung aja, sekalian kan siapa tau bisa kenalan sama orang tua kamu, hahaha."
Bisa-bisanya Farhan berkata seperti itu sambil tertawa? Bagi Zafira, itu berarti ia harus mempersiapkan segalanya. Mulai dari bersih-bersih rumah, menyiapkan baju yang bagus dan dandanan yang cocok untuk bertemu Farhan.
Zafira tidak ingin tampil biasa-biasa saja, apalagi hari Minggu bukanlah hari masuk sekolah. Zafira bebas kan mau bergaya seperti apapun jika di luar jam sekolah? Asal tidak melampaui batas dan masih sopan.
"Kok bengong? Itu di mie ayamnya ada lalat terbang loh, Zaf." Celetuk Farhan yang membuyarkan lamunan Zafira.
"Hah, eh iya. Aku gak sadar."
Zafira mengipas-kipas tangannya agar lalat tersebut terbang dan menjauh dari mie ayamnya.
Melihat Zafira yang menampakkan ekspresi kesalnya, Farhan iseng bertanya. "Zaf, kalau disuruh milih, kamu lebih suka bakso atau mie ayam?"
"Ya mie ayam lah! Aku fans nomor satu mie ayam." Jawab Zafira tanpa berpikir dua kali.
"Oh, pantesan kamu kelihatan kesel banget pas ada lalat di mie ayam kamu."
"Iya lah Han! Tak akan aku biarkan lalat hinggap di makanan favoritku."
Ucapan Zafira membuat tawa keduanya pecah. Mungkin menurut orang lain tidak lucu, tapi bagi Farhan itu lucu. Sementara itu, bagi Zafira ia tertawa karena menganggap dirinya terlalu lebay.
Zafira sampai tak ingat dirinya dari tadi pagi murung karena Alexa sakit yang menyebabkan teman sebangkunya itu tidak masuk sekolah. Ia juga merasa sedih dengan pesan Ibunya yang menyuruhnya untuk fokus kepada beasiswa miliknya dan tidak memikirkan hal lain.
Tapi berkat tawa Farhan, Zafira mampu melupakan hal-hal menyedihkan dan tidak menyenangkan itu. Dan berkat Farhan yang mengajaknya makan bersama di kantin sekolah, ia menjadi tidak kesepian saat tak ada kehadiran sahabatnya, Alexa. Rupanya Zafira jadi yakin jika jatuh cinta bisa membuat seseorang gila dan yakin bahwa dunia adalah milik mereka berdua.
Tanpa memikirkan kemungkinan untuk kecewa karena cinta. Tanpa sadar jika bahagia terlalu larut akan mengundang kesedihan setelahnya.
"Zafira." Panggil Farhan seusai tawa keduanya mereda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why We Are Strangers
Teen FictionKonon katanya, jika perempuan yang lebih dahulu jatuh cinta, maka kisah percintaan itu tidak akan berakhir bahagia. Namun Zafira Elina, gadis bertubuh pendek dengan rambut panjang sebahu itu menyangkalnya. Bukankah kisah jatuh cinta akan selalu ind...