Author's pov :
Rasanya aneh sekali bagi Jungkook. Mendengar Soobin berkelahi dengan orang lain itu sama anehnya dengan mendengar seseorang yang melihat unicorn di atas danau. Selama ini, ia tidak pernah mendengar berita bahwa adiknya itu berkelahi dengan siapapun. Walaupun Soobin tidak memiliki banyak teman, ia bukanlah tipe orang yang suka menambah musuh. Jika ia sampai berkelahi dengan seseorang, maka orang itu pasti sudah keterlaluan.
Sudah tiga hari berlalu dan sejak hari itu pula Soobin mengurung diri di dalam kamarnya sendirian. Sesekali ia keluar dari kamar hanya untuk mengambil makanan kemudian makan sendirian di dalam kamarnya.
"Di mana Appa Jin?" Tanya Jungkook ketika menyadari bahwa hanya dirinya dan Namjoon sajalah yang berada di ruang makan pagi hari itu.
"Ia bilang ingin bangun siang karena tidak pergi ke kantor hari ini." Jawab Namjoon. Ia mengamati sang anak dari kepala sampai ujung kaki. "Kau sendiri bukankah libur hari ini? Mengapa sudah bangun?"
"Seorang pria berumur kira-kira empat puluh tahun pernah berkata seperti ini padaku, "Contoh adikmu yang tetap bangun pagi pada hari libur untuk belajar." Aku hanya sedang berusaha mengikuti perkataan pria itu saja." Ujar Jungkook sarkas.
Sang ayah terkekeh. "Baguslah jika kau mengikuti saran dari pria itu."
Jungkook hanya menggeleng-gelengkan kepala.
"Apa Soobin masih tidak mau keluar dari kamarnya?"
Ia mengangkat bahu. "Mungkin belum."
"Apa yang sebenarnya terjadi padanya? Apa kau tahu sesuatu?" Tanya Namjoon penasaran.
"Aku sendiri juga tidak tahu secara detail. Pa' Jin juga hanya bilang bahwa kita tidak perlu khawatir karena ia akan menyelesaikan semuanya." Jawab Jungkook apa adanya.
Namjoon menghela nafasnya. "Tidak biasanya mereka seperti ini..."
"Kau tidak perlu khawatir, Appa." Sang anak memasang sebuah senyum untuk meyakinkannya. "Aku akan mencoba membujuk Soobin untuk keluar dari kamarnya. Aku jamin nanti sore ia sudah keluar dari kamarnya."
Namjoon mengusap puncak ubun-ubun sang anak. "Kuserahkan semuanya padamu, Jungkook. Sekarang, Appa akan berangkat ke kantor dahulu." Ia bangkit berdiri dan terdiam sejenak. "Ah, ada satu hal lagi."
"Apa itu?"
"Appa ingin merayakan malam tahun baru bersama denganmu, Soobin, dan Pa' Jin. Apa kau bisa pulang dari Perancis sebelum malam tahun baru?" Tanyanya.
"Tentu saja. Aku tidak berencana untuk berlama-lama di sana."
Namjoon tersenyum lembut. "Baiklah. Sampai nanti." Ujarnya.
"Sampai jumpa! Hati-hati di jalan!"
Ia pun bergegas pergi meninggalkan ruang makan. Sementara Jungkook hanya terdiam sambil menatap punggung sang ayah yang semakin lama semakin menjauh.
Ayahnya yang satu itu memang orang yang sangat unik. Bagi mereka yang tidak mengenal seorang Kim Namjoon secara personal, ia adalah sosok yang karismatik dan terkadang agak menakutkan. Tetapi, sesungguhnya apa yang pria itu inginkan hanyalah sederhana, yaitu menghabiskan waktu bersama dengan keluarganya.
Jungkook menghela nafasnya sejenak. Ia sendiri tidak yakin apakah dirinya mampu membujuk Soobin untuk keluar dari kamarnya. Tapi, karena ia sudah berjanji, maka dirinya harus mencobanya.
Ia membuka totebag berisikan makanan dari delivery yang tadi dipesan sang ayah. Ia mengambil satu dari tiga bungkus yang ada di dalamnya dan meletakkannya ke atas meja. Kemudian ia mengambil totebag tersebut dan membawanya pergi menuju kamar sang adik.
![](https://img.wattpad.com/cover/272182485-288-k651497.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Golden Spoon | BTS + TXT [End]
FanfictionSEQUEL OF "PARTNER" Ketika anak-anak pasangan 'Double Kim' telah beranjak remaja dan mulai menyembunyikan berbagai rahasia dari kedua orang tua mereka.