[9 AM KST | 00 AM UTC]
Author's pov :
Soobin menatap ke arah sebuah bangunan tua di hadapannya itu. Segala memori yang selama ini sudah terkubur dalam-dalam, kini kembali mencuat ke permukaan. Perasaan rindu bercampur kesedihan muncul begitu saja.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Yeonjun.
Baru Soobin sadari bahwa air matanya telah menetes. Ia meletakkan kardus berukuran sedang yang dibawanya ke lantai sejenak agar bisa mengusap wajahnya. Ia menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya kembali.
Tidak. Ia tidak boleh terlihat lemah sekarang. Tidak di hadapan anak-anak yang sedang menanti seseorang untuk mengubah nasib mereka.
"Aku baik-baik saja. Hanya merasa sedikit... teringat akan masa lalu."
Yeonjun mengangguk paham. "Ayo kita segera masuk ke dalam."
Soobin kembali mengangkat kardus yang dibawanya tadi dan mereka pun berjalan memasuki bangunan panti asuhan.
.
.
.
"Selamat datang kembali di panti asuhan yang sederhana ini." Sambut seorang biarawati tua kepada Soobin.
"Terima kasih, Suster Verena. Maaf karena aku baru sempat berkunjung kemari hari ini." Kata Soobin.
"Kau tidak perlu minta maaf, Nak. Mengunjungi tempat ini bukanlah sebuah kewajiban bagimu. Aku senang ketika mendengar bahwa kau sekarang menjalani kehidupanmu dengan bahagia bersama keluargamu." Tutur sang biarawati.
"Apa yang kakak-kakak itu bawa di dalam kardus?" Tanya salah seorang anak panti asuhan.
"Pakaian musim dingin. Siapa yang mau?"
"Aku!"
"Tidak, aku duluan!"
"Minggir kalian! Aku juga ingin dapat!"
"Hey, jangan berebut! Duh, kalian ini!" Tegur Suster Verena kepada anak-anak panti asuhan yang kini sedang berebut pakaian musim dingin yang dibagikan oleh Soobin dan Yeonjun.
Soobin tersenyum kecil. Ia ingat, dirinya dulu juga sering berebut barang-barang yang diberikan oleh pada donatur panti. Tidak pernah ia pikir bahwa dirinya akan berada di posisi ini sekarang.
"Oh, bukankah kau Junhee? Kau sudah sebesar ini sekarang!" Ujar Soobin kepada salah seorang anak panti asuhan.
Anak itu menatapnya bingung. Wajar saja karena anak dulu masih begitu kecil ketika Soobin meninggalkan panti asuhan. "Bagaimana kakak bisa tahu namaku?"
"Rahasia!"
Selain anak itu, hanya sedikit sekali wajah-wajah yang bisa Soobin kenal. "Sepertinya ada banyak hal yang berubah dari sejak terakhir kali aku berada di sini."
"Tentu saja. Beberapa biarawati dipindahkan ke cabang lain dan banyak anak yang sudah bertemu dengan orang tua angkat mereka. Meskipun begitu, anak-anak yang baru juga terus berdatangan."
Soobin menatap prihatin. "Orang-orang yang membuang anak mereka itu... parah sekali."
Suster Verena mengangkat bahu. "Kita tidak bisa menghakimi mereka begitu saja..." Ia tiba-tiba teringat akan sesuatu. "Oh, aku ada titipan untukmu."
"Titipan?"
"Aku akan mengambilnya sebentar." Ujar Suster Verena sebelum pergi entah ke mana. Ia pun kembali lagi tak lama setelahnya dengan membawa sebuah kotak kecil. Ia lalu menyodorkan kotak tersebut pada Soobin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Golden Spoon | BTS + TXT [End]
Hayran KurguSEQUEL OF "PARTNER" Ketika anak-anak pasangan 'Double Kim' telah beranjak remaja dan mulai menyembunyikan berbagai rahasia dari kedua orang tua mereka.