10. Brain & Heart

210 26 2
                                    

Soobin's pov :

Sudah satu minggu berlalu sejak Yeonjun menceburkanku ke dalam kolam renang waktu itu. Sejak saat itu pula, aku selalu berusaha untuk menghindarinya. Alasan utama mengapa aku memilih untuk menjauhinya adalah karena aku masih merasa malu mengingat apa yang terjadi setelahnya, yaitu ketika ia memberiku nafas buatan. Dan sepertinya kejadian itu memberikan efek yang cukup aneh pada otakku.

Sungguh. Setiap kali aku melihat pantulan diriku di cermin, aku tidak dapat mencegah otakku untuk membayangkan bibirnya menyentuh milikku dan memejamkan kedua mataku ketika lidahnya mulai—

"Sepertinya belakangan ini kau sering melamun." Satu kalimat dari Jaesung sukses membuyarkan lamunanku.

"Ah? Tidak. Hanya perasaanmu saja, mungkin"

"Hey, coba lihat ini! Bukankah itu Soobin?" Tanya Taejeong seraya menunjukkan layar ponselnya pada Eunhoon.

"Tidak salah lagi. Itu memang Soobin." Jawab Eunhoon mengiyakan.

"Kalian sedang melihat apa?" Tanyaku penasaran.

"Videomu ketika berada di acara fashion show viral di Tiktok." Jawab Taejeong. Ia pun memperlihatkan layar ponselnya padaku.

'Aku sangat beruntung bisa bertemu keluarga konglomerat ketika menghadiri acara fashion show. Mereka sangat tampan dan terlihat berkelas. Terutama yang menggunakan jas merah. Benar-benar tipeku!' Tulis pemilik akun.

Dalam video tersebut, terlihat aku yang sedang menonton acara catwalk sambil duduk di salah satu kursi VVIP. Aku tidak bisa menyangkal bahwa diriku terlihat begitu tampan di sana. Namun, hal itu tidak mengubah fakta bahwa video tersebut diambil secara diam-diam tanpa ijin. Dan anehnya, orang-orang di internet seolah menormalisasikan budaya menjijikan ini.

"Mereka merekamku tanpa ijin. Aku akan minta seseorang untuk menghapus akun ini secara permanen."

"Huh? Semua orang memuji ketampananmu. Kau seharusnya bangga akan hal itu!" Ujar Eunsoo.

"Benar. Ibuku sendiri saja tidak pernah memujiku tampan." Tambah Taejeong. "Jika saja kau sedikit lebih ramah, kau pasti sudah menjadi salah satu anak paling populer di sekolah ini."

"Bukankah ia memang sudah populer?" Tanya Jaesung. "Dulu, setiap Soobin berjalan bersama kita, banyak siswi yang mencoba untuk menyapanya sepanjang jalan. Namun, karena ia tidak pernah menyapa balik, pada akhirnya mereka memilih untuk menyerah."

Eunhoon menggeleng-gelengkan kepala. "Ck, ck, ck. Sayang sekali. Padahal kau bisa mendapatkan banyak 'keuntungan' dari mereka jika kau mau."

Cih. Apa level mereka memang serendah ini?

"Mereka bukan standarku." Ucapku tak acuh.

"Benarkah?" Eunhoon menatapku penuh selidik. "Tapi, kurasa selama ini kau tidak pernah tertarik pada perempuan."

Tubuhku terasa membeku seketika.

"Selain itu, kau juga terlihat cukup dekat dengan Yeonjun. Bahkan, sepertinya kau jauh lebih dekat dengannya daripada kami. Atau jangan-jangan..." Taejeong mendekatkan wajahnya padaku. "...kalian diam-diam memiliki hubungan khusus, ya?"

"Jangan berasumsi sembarangan." Sangkalku seraya mendorong Taejeong agar menjauh dariku.

"Hey~ Santai sajalah! Kami hanya ingin memastikan bahwa kau bukan gay seperti si sampah masyarakat itu."

Sampah masyarakat? Bukanlah mereka adalah definisi sampah masyarakat yang sesungguhnya? Sekelompok anak orang kaya yang berpikir bahwa mereka berhak mengatur dunia ini sesukanya tidaklah lebih baik dari seekor binatang.

Golden Spoon | BTS + TXT [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang