00

314 50 2
                                    

Though I drink coffee and open my eyes
It feels like I’ll fall asleep, oh no no
I imagined if I ruled the world
I would place you by my side again

.

.


.

Dengan sekuat tenaga, mata lentik itu berusaha untuk terbuka. Melawan kuatnya arus kantuk nan mendera, membuat ia kehilangan sedikit fokus kerja.

Bahkan ice Americano pun tak sanggup melawan kantuk yang membuat ia serasa dikutuk, membuat mata lentik itu semakin lama semakin tertutup, sudah tak sanggup.

"Ya Kim Gyuvin, kau sudah berani membawa anak gadis ya, wah kau sudah tumbuh besar." Ucap sebuah suara dengan nada menggoda.

"Ya hyung, bukan seperti itu. Noona ini tutor ku yang di rekomendasikan oleh ibu. Juga kalau aku ingin macam macam, bukan disini tempat nya."

"Ah ku kira nona cantik ini kekasih mu, ternyata dia cukup waras."

"Hyung!."

Percakapan itu terdengar sayup-sayup, membuat mata lentik yang terkatup, terbuka dari penutup.

"Maafkan aku." Ucap nya setengah sadar, sembari menegakkan tubuh.

"Noona terbangun, astaga pasti karena suara tawa hyung yang aneh ini." Kata Kim Gyuvin, murid nya.

"Bae Suzy." Ucap pria berbahu lebar yang di panggil Hyung oleh Gyuvin.

"Seokjin sunbae." Jawab tutor cantik, Bae Suzy.

"Wah kalian saling kenal." Jerit Gyuvin.

.

Memori masa lalu mendobrak langsung kedalam pikiran memaksa Suzy mengingat kembali semua yang terjadi disaat remaja. Kala ia merasakan bagaimana jatuh cinta serta patah hati untuk pertama kali nya.

"Suzy, kau melamun." Tegur Seokjin, berada dibelakang kemudi.

"Ah maaf Sunbae." Jawab Suzy, kikuk.

Tak pernah terpikir bahwa murid nya yang jenaka itu merupakan sepupu dari sunbae nya di masa SMA. Juga kenapa diantara begitu banyak populasi marga Kim di negri nya, justru ia bertemu Kim yang terhubung oleh Kim Seokjin. Dunia sangat sempit memang.

Dan sekarang Suzy berada di mobil Seokjin, karena Gyuvin menyuruh Seokjin untuk mengantar nya.

"Berhentilah meminta maaf, aku hanya menanyakan bagaimana kabar mu."

"Aku baik, kau sendiri bagaimana? Kau bersekolah diluar negri bukan? Sejak kapan kembali ke Korea?."

"Ya,aku meneruskan sekolah di Inggris dan sudah lama kembali ke Korea, pun aku sering mengunjungi Gyuvin karena ibu selalu khawatir dengan Gyuvin, tapi baru kali ini aku bertemu dengan mu."

"Ah aku baru 3 bulan belakangan ini menjadi tutor nya dan mungkin waktu mengajar ku mungkin tak sama dengan jadwal mu berkunjung."

Setelah itu sunyi tiba-tiba, menghasilkan canggung untuk keduanya. Kecanggungan yang menerus hingga mobil menelusuri jalanan yang berbeda dengan jalan pulang Suzy.

"Apa kau kurang tau jalanan didaerah ini sunbae?." Tanya Suzy memastikan.

"Tidak, aku hafal toh aku sudah lama kembali ke Korea. Aku lapar, jadi mari makan malam terlebih dahulu."

"Hah? Tapi bagaimana dengan Gyuvin? Bukan kah dia belum makan malam?."

"Wah kau sungguh tutor yang baik, hingga mengkhawatirkan murid mu. Tenang , anak itu baik baik saja karena ia izin untuk bertemu teman teman nya tadi, juga aku memberi nya uang jajan yang cukup."

Suzy mengangguk, sejujurnya daripada murid, ia menganggap Gyuvin sebagai adiknya sendiri karena ia pun memiliki adik yang seumuran dengan Gyuvin.

Setelah itu keduanya turun di restoran pilihan Seokjin, restoran dengan masakan Jepang dengan antrian yang agak panjang. Tapi anehnya Seokjin tak mengantri dan dipersilahkan untuk masuk begitu saja oleh penjaga pintu.

"Memang nya tak apa?." Tanya Suzy bingung.

"Memang kenapa?."

"Langsung masuk tanpa mengantri seperti ini?."

"Ah tenanglah, ini restoran milikku." Ucap Seokjin.

Membuka pintu ruangan, yang akan menjadi tempat mereka makan malam. Lalu mempersilahkan Suzy untuk masuk terlebih dahulu.

"Bae Suzy." Ucap Seokjin

"Ya Sunbae?." Jawab Suzy, menoleh.

"Berhentilah memanggil ku dengan sebutan sunbae, kita bahkan sudah lulus sejak lama." Bisik Seokjin, dengan jarak yang cukup dekat.

"Hah? Eh? Ah baiklah."

"Oppa, aku lebih suka dipanggil oppa." Ucap Seokjin lagi, semakin mendekat.

"Baiklah sunbae eh oppa."

"Katakan sekali lagi." Suruh Seokjin dengan nada memerintah.

"Oppa."

"Good girl." Jawab Seokjin dengan senyum sembari mengacak rambut Suzy.

Tanpa ia sadar bahwa hati Suzy pun ikut teracak-acak. Dan itu sangat tak baik, terlebih dengan fakta bahwa Seokjin merupakan cinta pertama nya, cinta pertama yang tak pernah ia ungkap maupun ucap.

Dan membuat ia mempertanyakan, apakah perasaan itu masih ada dan akan kembali bertumbuh?

.

.


.

Ini cerita baru, karena aku ngerasa kurang sama cerita lama yang dibuat pakai lagu ini
Dan lagi, semua yang disini adalah fiksi ya

Past {BSZ X KSJ}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang