02

187 40 1
                                    

I just wanna love ya
I just wanna love ya
It still feels like a dream oh baby

.


.

.


Seokjin tak mau pulang, Suzy terlalu lelah untuk sekedar komplain dan hanya menyiapkan kamar tamu serta pakaian ganti untuk sunbae nya itu.

"Apa kau sering mengundang pria kemari?." Tanya Seokjin dengan nada penuh selidik.

"Pertanyaan aneh macam apa itu." Jawab Suzy dengan nada sebal, merasa dituduh.

"Hanya bertanya, karena kau menyimpan pakaian pria."

"Itu milik adikku."

"Ah aku hampir lupa soal Soobin."

Suzy mendengus, memilih untuk keluar dari kamar tamu. Banyak sekali pertanyaan yang terbentuk dikepala nya, namun ia abaikan karena tak ingin memulai percakapan panjang yang mengurangi waktu istirahat.

"Kau jangan tidur dulu, bukan kah ini baru saja bertemu lagi." Ucap Seokjin dari ambang pintu yang hampir tertutup.

"Ini sudah malam oppa.*

"Besok akhir pekan."

"Aku mengantuk."

"Kau masih sama seperti dulu ya, punya mood berubah-ubah, padahal diawal kau tampak malu dan terkejut, sekarang kau serupa kelinci galak. Padahal kita sudah lama tak bertemu dan aku kemari agar kita dapat mengobrol lebih banyak tau." Sunggut Seokjin.

"Tak ada yang mengundang mu kemari, juga kau yang membawa ku untuk makan malam ya."

"Ya karena aku penasaran tentang bagaimana kabar dari hoobae kesayangan ku."

Suzy menghela nafas, teringat begini lah sebenarnya dinamika mereka saat sekolah dulu. Sering beradu argumen terlebih disaat rapat, yang mana Seokjin ketua murid dan Suzy terpilih sebagai sekretaris.

.

Semalam, setelah beberapa argumen akhirnya Suzy dibebaskan untuk mendapatkan tidur malam nyenyak. Lalu terbangun pagi ini dan langsung membuat sarapan.

Karena ada Seokjin dan adik adik nya kembali kemari, ia pun membuat sarapan lebih banyak daripada biasanya. Kali ini ia tak komplain karena bagaimana Seokjin yang mengesalkan itu tetaplah tamu.

"Wangi nya enak." Kata Seokjin, mengambil air di dispenser.

"Selamat pagi." Jawab Suzy yang memakai celemek dengan rambut bun.

"Ah begini rasanya punya istri." Kata Seokjin, memeluk pinggang Suzy.

"Oppa, kau tak ingat kalau aku punya sabuk hitam taekwondo?." Tanya Suzy penuh peringatan.

Seokjin tak peduli, menaruh kepala nya dileher Suzy. Ia ingat bagaimana aroma Suzy cukup menganggu nya setiap kali mereka berdekatan dulu.

"Apakah sudah telat bagiku untuk mendapatkan hatimu?." Tanya Seokjin dengan suara khas bangun tidur nya.

"Apa kau berkata seperti ini karena ingin mempermainkan ku? Atau kau merasa putus asa karena ternyata mantan mu lebih dahulu menikah?."

"Tidak keduanya, juga bagiku pernikahan bukan lah lomba."

"Terus kenapa kau tiba-tiba begini disaat kita bertemu lagi setelah sekian lama?."

"Karena aku tak sempat menyatakan perasaan ku padamu dan kau menjauh begitu saja. Aku tau salahku, karena jatuh cinta saat aku memiliki kekasih , juga tak tegas dengan perasaan ku sendiri."

"Kau menyukai ku dulu?."

"Aku menyukai mu hingga hari ini dan sampai kapanpun."

Sebelum Suzy menjawab, pintu ruang depan terbuka, menampilkan kedua adiknya, Soobin dan Sullyoon beserta kekasih Soobin, Arin juga satu orang yang ia cukup kenal, Gyuvin.

"Astaga dunia ini sungguh sempit." Pekik Gyuvin, tak menyangka bahwa Sullyoon ternyata berhubungan dengan Suzy. Juga ada kakak sepupu nya disini.

Past {BSZ X KSJ}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang