01

196 45 0
                                    

Please tell me that it's not too late
If this is a nightmare, please save me
Look carefully, I'm still waiting for only you

.

.

.


"Kau tak mengucapkan apapun saat aku lulus." Kata Seokjin, sembari merebus daging.

"Bukankah ucapan kelulusan sudah diwakilkan oleh ketua murid kala itu." Jawab Suzy, yang berbinar saat merasakan rasa daging rebus.

"Itu berbeda, kita cukup dekat jadi bukankah sudah seharusnya kau memberikan ucapan selamat dan salam perpisahan secara personal padaku."

"Untuk apa aku mengucapkan selamat pada kekasih orang." Jawab Suzy sedikit tergelak, seolah yang diucapkan nya cukup lucu.

"Sira tak keberatan kok kalau sekedar ucapan selamat."

Suzy hanya tersenyum kecil, sebagai upaya menutupi kegusaran terkait Sira, prempuan yang berhasil merebut hati kakak kelas didepannya.

"Bagaimana kabar nya? Atau bagaimana kabar dia dan anak anak kalian?." Tanya Suzy, sedang memastikan.

"Anak? Kami bahkan belum menikah dan ya dia sehat."

Hati Suzy mencelos dengan jawaban dari Seokjin. Meski begitu, ia masih tersenyum dan berusaha untuk tetap tenang.

"Semoga kalian lekas menikah ya, 7 tahun bukan waktu yang sebentar kan." Ucap Suzy dengan tulus, meski hatinya terasa tergerus.

Setelah itu kembali hening, hanya terdengar suara alat makan. Dan senyuman Suzy pun semakin lama semakin memudar.

"Aku ingin ke toilet ya Sunbae." Ucap Suzy, sembari berdiri untuk melangkah keluar.

"Bukankah sudah kukatakan untuk memanggilku oppa." Balas Seokjin, menahan lengan Suzy.

"Ya oppa, bisa tolong lepaskan aku, aku hanya ingin ke toilet." Kata Suzy, mengkoreksi panggilan nya.

Lalu melangkah cepat untuk keluar, tetapi bukan kearah toilet melainkan ke arah kasir didepan. Membayar makan malam mereka dan berpamitan kepada Seokjin melalui pramusaji.

Ya, Suzy melarikan diri.

Lebih tepatnya tak ingin mencari masalah karena sudah berani menerima tawaran makan malam dari kekasih orang.

.

Seokjin menghela nafas panjang, begitu mendengar kabar bahwa Suzy sudah pergi terlebih dahulu dan sempat membayar makan malam mereka.

"Dia pergi dengan kendaraan apa?." Tanya Seokjin.

"Ah, nona Bae pergi dengan taksi. Ia bilang ada urusan mendadak jadi tak sempat mengabari anda, tuan." Jelas pramusaji.

"Oke baiklah." Jawab Seokjin, merasa tak ada yang perlu ia tanyakan lagi.

Sembari mengambil kunci mobil dan jas nya yang masih tersampir di kursi.

"Apa yang ia pikirkan." Kata Seokjin lirih.

Seumur hidup baru kali ini Seokjin ditinggal saat makan berdua dan lebih parah lagi ia ditraktir padahal dirinya yang berniat untuk mentraktir.

.

Suzy sampai dirumahnya dengan selamat, terima kasih kepada supir taksi ramah yang membuat perjalanan nya tak terasa.

Dengan rambut basah dan piyama ia pun merebahkan diri dibantal. Entah kenapa hari ini ia merasa lebih lelah. Mungkin efek dari pertemuan nya dengan si cinta pertama yang sampai hari ini pun masih menjadi milik orang lain.

Bel tiba tiba berbunyi membuat Suzy buru buru beranjak dari ranjang nya. Bingung dan penasaran datang secara bersamaan, membuat kaki mulus nya melangkah tanpa sadar kearah pintu, sembari melihat siapa gerangan melalui layar interkom.

"Bisakah aku masuk?." Tanya tamu tak diundang.

Suzy menghela nafas panjang, dalam hati bertanya darimana sosok diluar itu tau tentang tempat tinggal nya. Padahal selama percakapan tadi, Suzy tak pernah memberitahu detail alamat nya pun kepada Gyuvin. Ya, Kim Seokjin ada didepan pintu nya.

"Aku akan tetap disini, meskipun kau tak membuka kan pintu. Aku masih tak terima ditinggal begitu saja oleh mu." Sambung Seokjin dengan nada jenaka.

"Darimana kau tau, kalau aku tinggal disini?." Tanya Suzy melalui interkom.

"Koneksi. Sekarang boleh kah aku masuk, diluar terlalu dingin."

Suzy menyerah dan akhirnya membuka pintu dan menerima pria yang susah payah ia tinggalkan tadi, sembari dalam hati mengutuk diri sendiri.

.

"Kenapa pergi?." Tanya Seokjin, sembari menikmati coklat hangat buatan Suzy.

"Aku ada urusan, juga apakah kau tak merasa salah karena sudah mengajak wanita lain makan malam berdua bahkan datang kerumah nya."

"Bersalah? Pada siapa aku merasa bersalah, ah apakah kau sudah punya kekasih?."

Suzy menghela nafas, ingin sekali ia melemparkan segelas coklat panas ke wajah tampan itu.

"Apa kau tak memikirkan perasaan Sira?."

"Untuk apa aku memikirkan perasaan nya?."

"Dia kekasih mu."

"Dia mantan kekasih ku, kami sudah putus sejak lulus, tapi kami memang masih berhubungan baik."

Suzy tak menjawab, meninggalkan Seokjin sendiri di ruang tengah. Sementara dirinya merebahkan diri di tempat tidur.

"Kim Seokjin pabbo." Hujat nya dengan nada pelan.

.

Past {BSZ X KSJ}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang