21||🐰🐶

341 19 3
                                    

"Dengan keluarga pasien? " Jeno yang melihat dokter tersebut lantas berdiri dan mengangkat tangan nya

"S-saya keluarga nya dok"

"Saya hanya meminta kamu menandatangani surat persetujuan untuk melakukan operasi. Bisa?"
Jantung Jeno berdegup kencang ia takut jaemin...

"Untuk apa dok?. Kenapa harus operasi"

Dokter tersebut menghela nafas pelan lalu berkata
"Akibat benturan yang cukup keras dan juga riwayat benturan di kepala bisa meningkatkan risiko kanker otak hampir empat kali lipat. Jadi kami harus melakukan operasi untuk menghentikan hal itu terjadi tapi kami tidak yakin operasi tersebut berjalan dengan lancar.. "

Jeno memicingkan mata nya menatap heran sangat dokter
"Maksud dokter? "

Dokter itu menatap Jeno sebentar lalu kembali berbicara
"Kami tidak yakin operasi tersebut berjalan lancar. Karena kemungkinan saat operasi berlangsung pasien bisa saja tak selamat. "

Mata Jeno langsung berkaca kaca ia tak mau itu terjadi namun mau tak mau dia harus tetap menandatangani surat itu bukan?

Jeno mengambil berkas itu dan langsung menandatangani nya. Dokter itu pun langsung masuk kembali keruangan meninggalkan Jeno sendiri didepan pintu ruangan itu

...
Hampir 3 jam Jeno menunggu namun tak ada tanda tanda dokter itu keluar. Jeno sendiri merasa deja vu dengan tabrakan yang ia alami sedari tadi ia hanya berdoa agar jaemin selamat ia baru saja berduka atas kehilangan anak nya ia tak ingin kehilangan orang yang ia sayang untuk kedua kali nya

Saat sedang melamun Jeno dikejutkan dengan pintu operasi yang tiba tiba terbuka. Jeno mendekati dokter tersebut

"Bagaimana dok berhasil kan? Pasti berhasil dong mana jaemin? "Dokter tersebut menatap jeno sendu ia menghela nafas panjang lalu...
































" catat tanggal kematian nya pukul 19.59 KST"




























Jeno menatap dokter tersebut dengan tatapan nanar

"Gak... Ini gak mungkin dokter pasti bohong kan.. DOKTER PASTI BOHONG KAN!! " Jeno berlari menerobos masuk kedalam ruang operasi yang ia dapati hanya tubuh jaemin yang sudah terbujur kaku kulit nya yang sudah memucat membuat Jeno tak bisa menahan tangisannya

"GAKK LO GAK BOLEH PERGI. LO RELA NINGGALIN GW SAAT GW MASIH BERDUKA DENGAN KEHILANGAN ANAK KITA HAH BANGUN JAEM BANGUNNN!!" Jeno mengguncang tubuh kaku jaemin dengan keras. Para perawat yang ada didalam ruangan itu menundukan kepala tampa mereka sadari air mata mereka hampir menetes

"LO BELUM MINTA MAAF SAMA GW JAEMIN HAH LO MAU NYUSUL ANAK LO TAPI KENAPA SENDIRI KENAPA GAK AJAK GW KENAPA JAEM. KANAPAA!!? " Jeno terduduk dilantai dengan air mata yang sudah mengalir dengan deras

Hingga salah satu perawat mendekati Jeno dan memberikan sesuatu pada pria tersebut

"Maaf, ini surat dari pasien yang dititipkan untuk anda" setelah memberikan surat tersebut perawat itu pun pergi

Saat merasa sedikit tenang dokter dan perawat itu pun memindahkan jaemin keruang mayat dan Jeno mengikuti dengan air mata yang terus mengalir

Setelah sampai dokter meninggalkan kedua nya Jeno melihat wajah tampan jaemin yang sudah pucat. Ia menatap kertas pemberian perawat tadi ia membuka surat itu

𝘏𝘢𝘪𝘪 𝘫𝘦𝘯𝘰-𝘺𝘢𝘢 𝘬𝘦𝘣𝘦𝘵𝘶𝘭𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘴𝘶𝘳𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘬𝘢𝘶 𝘬𝘰𝘮𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘶𝘳𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘬𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘯𝘤𝘪𝘬𝘶 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪 𝘮𝘢𝘢𝘧 𝘺𝘢𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘩𝘢𝘭 𝘣𝘢𝘳𝘶 𝘴𝘦𝘬𝘪𝘵𝘢𝘳 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘮𝘪𝘯𝘨𝘨𝘶 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘥𝘶𝘢 𝘮𝘪𝘯𝘨𝘨𝘶 𝘥𝘪𝘢 𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪𝘬𝘦𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱𝘢𝘯 𝘬𝘪𝘵𝘢. 𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘯𝘺𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘺𝘢𝘬𝘪𝘯 𝘬𝘢𝘶 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘯𝘤𝘪 𝘬𝘶 .𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨𝘪 𝘮𝘶 𝘫𝘦𝘯𝘰-𝘺𝘢𝘢

jaemjen || House of miser🔞[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang