Cast :
Lee Haechan
Jung JenoGenre : Historical, Drama
Rated : G
WARNING : JIKA TIDAK MENYUKAI CERITA INI DIMOHON UNTUK SEGERA KELUAR DARI SINI TANPA MENINGGALKAN KOMENTAR KEBENCIAN! TERIMA KASIH
.
.
.
.
..
.
.
.
.Pagi ini istana diserang kepanikan yang luar biasa saat tabib mengabarkan jika Yang Mulia Ratu akan segera melahirkan.
Pelayan dan dayang langsung bersiaga didepan ruangan Ratu jika tabib membutuhkan sesuatu untuk proses persalinan nanti.
Paviliun Bulan Malam sejak tadi sudah dipenuhi oleh banyak orang. Termasuk Raja Jeno dan Selir Lee yang sudah hadir sejak tadi didepan ruangan Ratu.
Raut kekhawatiran terpampang jelas diwajah keduanya.Sejak mendengar kabar jika Yang Mulia Ratu akan melahirkan, mereka buru-buru berlari menuju kediaman Yang Mulia untuk menemani selama proses persalinan.
"Yang Mulia, tenanglah.." Selir Lee mengusap punggung lebar Raja yang sejak tadi tidak berhenti panik. Padahal dirinya sendiri juga merasa tidak tenang.
Itu karna sebelumnya tabib mengatakan jika proses persalinan nanti mungkin tidak akan berjalan dengan mudah, baik bagi bayinya atau juga bagi Yang Mulia. Mengingat bagaimana kesehatan Yang Mulia yang selama ini jauh dari kata sehat.
Kondisi kesehatan Yang Mulia sejak awal kehamilan memang sudah tidak baik, jadi tentu saja saat melahirkan ini adalah momen yang paling berbahaya bagi Ratu.
Beberapa tabib wanita yang memang sudah dipilih untuk bertanggung jawab atas persalinan Yang Mulia. Mereka melakukan berbagai cara terbaik untuk membantu Ratu agar bisa melewati masa sulit ini.
Dan itu lah yang membuat mereka semua merasa sangat khawatir dengan keadaan ibu dan anak itu. Tidak henti-hentinya mereka berdoa pada dewa agar semua ini bisa terlewati dengan mudah.
Sedangkan didalam sana Yang Mulia masih berjuang keras untuk melahirkan. Tubuhnya basah oleh keringat yang terus saja keluar dari pori-porinya. Dengan mulut yang tersumpal kain, berguna untuk menahan erangan kesakitan serta menghalangi Yang Mulia tanpa sadar menggigit lidah atau bibirnya.
"Yang Mulia, terus dorong dengan kuat!" Seorang tabib wanita memberikan aba-aba.
EUNGGHHH!!!
Ratu Heejin kembali mendorong perutnya sesuai dengan arahan sang tabib, Ratu mengejan dengan sangat kuat. Namun sepertinya bayinya masih enggan untuk keluar.
Tubuh Yang Mulia melemah, wajahnya sudah memerah. Air mata juga tidak berhenti mengalir dari matanya.
"Yang Mulia, anda harus kuat. Ini demi Putera Mahkota." Dayang kesayangan Ratu menyeka peluh yang membasahi wajah cantik itu.
"Yang Mulia, ayo bertahan.. Dorong yang kuat. Hamba bisa melihat kepala Putera Mahkota." Ujar Tabib.
Mendengar itu Yang Mulia segera menarik nafasnya dalam-dalam, lalu kembali mengejan dengan kuat. Kedua tangannya memegang kuat kain yang diikat dimasing-masing tiang ranjang, yang memang disiapkan tabib untuk menjadi pegangannya selama proses persalinan.
EUNNGHHH!!!
EUNGHHH!!
EUNGHHH!!!!!
Berkali-kali Ratu Heejin mengejan dengan kuat hingga menghabiskan sisa tenanganya, namun lagi-lagi begitu sulit untuk bayi itu keluar.
Ratu Heejin menggelengkan kepalanya dengan lemah, dan saat dayang-nya melepas sumpalan dimulutnya Ratu berucap dengan suara yang parau dan lemah, "A-akuhh sudah ti-tidak kuat lagihh"
"Tidak Yang Mulia, Yang Mulia tidak bisa berhenti sekarang. Atau nyawa kalian berdua akan menjadi taruhannya. Yang Mulia, bertahanlah sedikit lagi." Ujar Tabib.
Lagi-lagi Yang Mulia Ratu menggelengkan kepalanya. Tubuhnya melemah, dan pegangan tangannya pada kain sudah terlepas. Nafas Ratu sudah terpatah-patah. Dan sungguh ini adalah sesuatu yang sangat fatal jika Ratu benar-benar berhenti disini.
"Dayang, tolong panggilkan Yang Mulia Raja masuk. Mungkin dengan kehadiran Yang Mulia bisa sedikit memberikan motifasi untuk Ratu." Suruh seorang tabib lainnya.
"Ye.." Dayang itu segera keluar dari kamar untuk menyampaikan perintah.
Dan tak menunggu waktu lama lagi, dayang itu kembali masuk dengan Raja Jeno yang berjalan panik dibelakangnya.
"Yang Mulia."
"Apa yang terjadi?" Tanya Raja panik melihat tubuh isteri-nya yang terbaring lemah diatas ranjang.
"Yang Mulia, Yang Mulia Ratu merasa tidak sanggup untuk mengejan. Yang Mulia, ini sungguh tidak baik jika kita berhenti ditengah jalan seperti ini. Baik nyawa Ratu atau nyawa Putera Mahkota tidak akan selamat." Jawab Tabib utama.
Raja Jeno segera mendekati Ratu Heejin dan duduk disebelah wanita cantik itu. "Ratu-ku."
"Ya-Yang Mulia, a-aku sudahh tidak kuat." Jawabnya lemah.
Raja Jeno mengusap peluh dikening Ratu menggunakan tangannya, "Ratu-ku, bertahanlah.. Semua akan baik-baik saja, sedikit lagi kita bisa melihat putra kita."
Laki-laki itu menggenggam satu tangan Ratu dan memerasnya dengan lembut. "Aku tahu kau pasti bisa."
Ratu Heejin menatap mata Raja yang sangat terlihat mengkhawatirkan dirinya, Ratu bisa melihat jika Raja tengah memberikan kekuatan untuknya.
"Bertahanlah, aku disini bersamamu." Ucapnya lembut.
Ratu meremat tangan Raja yang sedang menggenggamnya, kemudian mulai lagi menarik nafasnya dalam-dalam, dan kembali mengejan.
EUNGGHHH!!!
"Sedikit lagi Yang Mulia, sedikit lagi.."
Sang tabib wanita menuntun Ratu Heejin untuk mengejan lebih kuat karna dia sudah bisa merasakan tangannya menyentuh kepala dari bayi itu.
EUNGGHHHH
Raja Jeno menitikan air mata saat melihat bagaimana isteri-nya berusaha sekuat tenaga untuk melahirkan anak mereka.
Matanya menatap wajah Ratu Heejin yang memerah dan basah kuyup.Dengan lembut tangan satunya yang menganggur mengusap peluh diwajah sang isteri. Sedangnya tangan satunya lagi ia berikan untuk diremat kuat oleh Ratu.
"EUNGGGHHHH!!!!!"
Suara geraman yang panjang terdengar sangat kuat. Dibarengi dengan suara tangisan bayi yang keras dan memenuhi ruangan.
"Putera Mahkota telah lahir!!" Seru Tabib utama yang memimpin persalinan ini.
Mereka yang berada didalam ruangan tentu saja tersenyum lega dan merasa bersyukur karna Putera Mahkota sudah lahir didunia, meskipin harus melewati persalinan yang begitu panjang dan melelahkan.
"Kau lihat? Anak kita sudah lahir. Putera Mahkota sudah lahir. Ratu-ku?"
"Yang Mulia Ratu?!"
"..."
"Ratu-ku! Isteri-ku?!!"
.
.
.
.
..
.
.
.
.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Musisi [NoHyuk] END
FanficHaechan hanya seorang musisi jalanan yang dibawa oleh Raja Jeno untuk tinggal di istana. . . . . BxB Bahasa Baku