Chapter 1 : How it begins

2 2 0
                                    


Happy reading all

..
.
.
.

🐣🐣🐣


Seharusnya sore itu ketika sekolah selesai Karina dan Sakala pergi berkencan. Namun, berakhirlah kini Karina di depan gerbang sekolah yang telah sepi itu berdiri sendirian menunggu kekasihnya.

Berkali-kali ia mengecek room chat nya dengan Sakala. Berharap ada balasan dari cowok tersebut.

Sakaa💕🤠
Terakhir dilihat pukul 15.30

Kal?|
Kamu dimana?|
Aku udah nunggu dari tadi, loh.|
Kal?|
Sebenernya ini jadi ngga, sih?|
Kalau cmn omdo gausah janjiin diawal.|
Saka, are you serious??|

Jam sudah menunjukkan pukul empat lebih tiga puluh menit si cowok tak juga menampakkan batang hidungnya.

Mael yang baru saja keluar dari sekolah bersama enam temannya itu melihat Karina yang berdiri risau dengan wajah tertekuk.

"Udah, samperin aja kali. Mumpung ngga ada cowoknya juga," ujar Juna- temannya yang melihat Mael memperhatikan Karina.

Didorong tubuh sahabatnya itu agar berani melangkahkan kaki.

"Good luck bro." Hakeem menepuk bahunya sembari berjalan menyusul teman-temannya yang lain.

***

"Sendiri aja Rin?" tanya Mael ketika berada di dekat Karina.

"Eh, iya nih, lagi nunggu Saka dari tadi ngga ada kabar."

"Oh nunggu Sakala." Mael manggut-manggut saja. "Mau ditemenin ngga?" tanyanya.

Karina tampak tersentak kaget. "Ngga usah El, paling juga bentar lagi Saka sampai." Ia menolak dengan halus.

Mendengar itu Mael menaikkan alisnya. "Beneran? Sekolah udah sepi loh, tinggal gue sama temen-temen doang."

Karina menjadi tambah gamang dibuatnya. Sudah sekitar satu jam ia menunggu Saka dan tubuhnya terlanjur lelah, mood-nya pun terlanjur berantakan.

Bersamaan dengan itu motor teman-teman Mael menggeber melewati keduanya.

"Cieilah angkut aja bang, mumpung kagak ada pawangnya, nih." Caiden dengan suara lumba-lumbanya berteriak dari atas motor saat melintasi keduanya.

Mael rasanya ingin menyumpal mulut besar temannya itu. Sungguh ia malu.

"Shh sorry, Caiden emang suka gitu anaknya." Mael menggaruk-garuk belakang kepalanya yang tak gatal itu.

"Jadi, gimana? Mau nebeng ngga, nih?" tanyanya sekali lagi memastikan.

"Aduh, gimana ya," cicit Karina semakin panik.

"Yakin cowok lo bakal kesini lagi? Udah sore juga ini, ngga baik disini sendirian." Mael dengan segala modusnya mencoba merayu Karina.

"Emm yaudah, deh, gue nebeng lo."

"Nah, gitu dong. Yuk, ke motor gue." Mereka berjalan menuju motor Mael, untung saja Karina membawa helm jadi Mael tak perlu pusing-pusing meminjam helm yang lain.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Piece Of Your Soul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang