Brukk
Fonix membaringkanku dengan lembut di atas ranjang. Aku selalu suka setiap kali dia melihatku dengan tatapan hangat itu. Untuk sepersekian detik kami saling menatap, sampai aku bisa melihat, Fonix mengurangi jarak diantara kami. Semakin dekat Hingga deru nafasnya bisa kurasakan. Aku mengerti apa yang ingin dia lakukan. Aku membuka sedikit mulutku untuk membiarkan lidah Fonix masuk. Sedikit lumatan membuatku sangat bergairah.
Ciuman Fonix mulai turun ke ceruk leherku. Lidahnya menelusuri setiap inci leherku. Aku sedikit geli tapi Juga menikmatinya. Tanpa sadar aku sedikit mendesah. Sensasi ini—adalah pertama kalinya ku rasakan. Aku mencintai Fonix, tapi apa memang harus memberikan semuanya. Kami memang berpacaran, tapi apa aku harus membiarkan Fonix mengambil hal berharga miliku.
"Sa-sayang, aku gak bisa. Maaf." Ucapku. Aku harap Fonix mengerti dengan apa yang ku maksud. Dia menengadahkan wajahnya dan menatap ku lembut. Sedikit senyuman yang terpatri, dan ciuman kecil di bibirku.
"Aku mengerti apa Yang kamu maksud, maaf jika aku terlalu terbawa suasana." Ucapnya. Aku senang Fonix bisa memahaminya. Aku tidak tau jika aku berpacaran dengan orang lain. Apa mereka akan bersikap Seperti Fonix dalam suasana seperti ini?
Fonix berbaring di sebelah-ku Dan membuat lengan kekarnya menjadi bantalan untuku.
"Kalau hanya sekedar ciuman mungkin aku bisa, Tapi untuk hal itu—maaf."
Fonix merubah posisinya menjadi menghadap padaku. Tubuhku lebih kecil dari Fonix, jadi dengan mudah Fonix bisa menariku dalam dekapannya.
"Aku mengerti, aku tidak menyalahkan kamu." Ucapnya.
"Apa kamu—percaya sama aku?" Tanyanya. Aku tau ada maksud lain dari pertanyaan itu.
"Aku lebih percaya sama kamu darpada orang lain."
"Aku pikir, untuk sementara kita harus sedikit menjauh." Ucapan Fonix membuatku tersentak. Aku menengadah dan menatap wajah Fonix yang terlihat sendu.
"Kenapa? Apa karena—aku tidak ngasih yang kamu mau?"
"Bukan itu, kamu tau kan kalau ayahku sudah mengirim anak buahnya untuk mencari ku? Ayahku bukan orang sembarangan. Akan berbahaya jika ayahku tau tentang Hubungan kita. Aku tidak mau melibatkan kamu dalam bahaya. Jadi untuk kali ini aja, Tolong ngertiin aku."
Aku tau Fonix bermaksud melindungiku. Tapi apa harus sampai menjauh. Aku juga sadar, aku tidak bisa banyak membantunya. Aku hanya akan menjadi beban untuknya.
"Tapi kita harus tetap ketemu ya?" Fonix mengangguk sambil tersenyum.
***
Byuur
Huft~entah kenapa hari ini—benar benar melelahkan. Aku memang tidak mengetahui bagaimana keluarga Fonix. Dari apa yang sering Fonix bilang, aku mengerti kalau keluarganya sangat keras. Yakuza bukan sebutan untuk orang orang biasa. Aku sedikit tau tentang itu. Yakuza atau mafia jepang, adalah keluarga yang terorganisir dan sering berkecimpung di dunia Hitam. Tidak heran jika ayah Virgo begitu keras. Dan aku memahami alasan Fonix kabur dari rumahnya.
Tok
Tok
Tok
"Sayang, sudah selesai?"
"Iya sebentar lagi!"
Aku membilas tubuhku dan mengeringkannya. Mengambil handuk putih dan melilitkannya di pinggangku. Apartemen Fonix cukup nyaman. Aku bisa menumpang Mandi lagi lain kali. Astaga aku lupa! Aku tidak membawa pakaian kedalam sini. Aku sedikit ragu untuk memanggil Fonix. Apa dia akan menerkamku jika melihatku seperti ini? Tapi jika aku keluar dengan penampilan seperti ini—sama saja kan?
![](https://img.wattpad.com/cover/362252813-288-k585552.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DAKISIMETA : Jika Aku Di Pelukmu
RomansaJika aku dipelukmu Sekejap ku terbakar dan akan menjadi abu Jika aku terus begini Menghilang dari dunia ini pun ku tak apa Dibanding tak disentuhmu Dan menjadi sebuah fosil Better