3. Tanpa Tergesa

142 100 76
                                        

Mungkin kau dapat perannya
Tapi hanya sebagai
Bayang bayangnya saja

Jangan minta jatuh cinta
Luka lamaku juga belum reda
Beri waktu hingga aku mampu
Lupakan semua.
- Juicy Luicy.

_______

Jogjakarta, 2023.

"Lo beneran suka sama mantannya Hanan?" Tanya seorang laki laki seraya meletakkan secangkir es teh keatas meja.

Yang ditanya hanya memilih untuk diam, enggan menjawab karena ia sendiri pun ragu atas perasaannya sendiri. Entah ia benar benar menyukai gadis itu karena sudah nyaman, atau hanya karena rasa kasihan yang menjalar. Seperkian detik kemudian, sebuah kekehan terdengar dari laki laki itu, ia menepuk pundak sang sahabat. "Lo boleh suka sama dia, tapi ingat, Sen, Dia masih terjebak di masa lalu nya."

"Gue tau, Jer. Tapi selama ini gue yang selalu temenin dia bahkan sejak dia jadian sama Hanan, si brengsek itu gapernah balas apalagi ngabarin Anindya. Semua nya gue yang lakuin, mungkin gue ga kalah jahat nya sama Hanan," ujar Sendy akhirnya, lelaki itu menghela nafasnya yang entah mengapa terasa sangat berat.

"Tapi emang dia tau kalau lo yang temenin dia?" Sendy terdiam, yang dikatakan oleh jergan adalah benar. Anindya sama sekali tidak tahu jika yang membalas pesannya adalah Sendy dan bukan Hanan. Namun, tidak mungkin ia memberitahu kan Hal itu kepada gadis yang ia sayangi bukan.

Tingg

Sendy membuka ponselnya lalu menatap nanar ke arah layar yang muncul nama Anindya disana, lelaki itu tersenyum saat membaca namanya tetapi senyuman itu langsung memudar kala membaca ada nama Hanan yang menyusul.

Bocil
> Kak Bian
> Kangen kak Hanan:(

Kira kira begitulah isi dari pesan yang membuat Sendy tersadar bahwa ia tidak akan bisa menggantikan posisi cinta pertama sang gadis yaitu sahabatnya, Hanan mahendra.

Jergan ikut mengintip pesan yang ada di ponsel Sendy lalu lelaki itu kembali terkekeh, ia meneguk habis es teh miliknya. "Pikirin baik baik, Sen. Jangan gegabah kayak dulu dulu," ujar Jergan lalu melangkah pergi meninggalkan Sendy diruang tamu.

________

Anindya menatap layar ponsel yang menampilkan sebuah pesan singkat yang ia kirim tetapi tidak ada satupun pesan yang dibalas oleh pemilik kontak.

Kontak itu adalah milik seseorang yang sampai kini memiliki posisi tersendiri dalam hatinya, meskipun Anindya akan menjalani kehidupan dengan orang lain tetapi lelaki pemilik kontak itu akan selalu menjadi rumah baginya.

Seseorang yang kerap anin panggil kak jer adalah seorang yang menyanding status sebagai mantan kekasih dari Anindya. Namun, keduanya terlihat tidak terlalu memperdulikan status tersebut.

"Gue mau kenalin kak Bian ke lo deh kak, dia sebaik lo tau ga," gumam Anindya Lalu mematikan ponselnya, ia bangkit dari kasur dan memilih untuk mengambil laptop nya, ia akan mulai menulis cerita sekarang.

Tingg

Kak Bian
> Cil
> Sibuk ga?
> Temenin gue nugas deh sini

Anindya tak mampu menahan senyumannya saat membaca pesan tersebut. Meskipun tidak pernah bertelepon dengan laki laki, tetapi si gadis Taurus itu Salah satu pecinta quality time jelas senang saat diajak untuk menghabiskan waktu bersama, walau hanya lewat telpon.

Tak lama setelah pesan tersebut, sebuah panggilan masuk ke ponsel Anindya membuat sang gadis langsung mengangkat panggilan tersebut.

"Halo?"

"Halo sayang"

Jangan tanya bagaimana perasaan Anindya sekarang, rasanya ia ingin terbang ke langit Ketujuh hanya karena suara laki laki itu.

"Kenapa kak?" Tanya Anindya seraya berusaha menenangkan jantung yang sepertinya enggan berdetak dengan pelan.

"Kangen sama lo, gaboleh?" Jawab Sendy lalu terkekeh pelan, lelaki itu terdengar menghela nafas. "Lo lagi kangen Hanan kan? Biar ga galau galau, jadi gue yang temenin"

Tidak bohong, Sendy adalah sosok yang mampu membuat Anindya merasa aman dan nyaman disaat ada banyak belati yang akan menusuknya.

"Emang gue bilang gaboleh? Suka banget nyumpulin sesuatu." Anindya mengubah posisinya menjadi duduk lalu menyenderkan punggung nya ke kepala kasur dengan bantal diatas pangkuannya.

Terdengar kekehan dari sebrang sana, lalu tak lama terdengar suara berisik. "Diam deh! Gue mau telponan sama cewek gue!"

Anindya diam diam tersenyum mendengarkan ujaran Sendy kepada temannya.

"Cil, Gue mau kasih tahu sesuatu," ucap Sendy dari sebrang sana secara tiba tiba membuat Anindya menduga duga apa yang akan lelaki itu katakan kepadanya.

"Apa?" Tanya Anindya, ia berusaha sekuat mungkin menyingkirkan pikiran buruk yang terus datang kepadanya, mungkin lelaki itu memberitahu Anindya bahwa ia punya pacar atau kemungkinan buruk lainnya.

Terdengar suara helaan nafas dari sebrang sana, sepertinya yang akan diberitahukan Sendy adalah hal yang berat.

"Asal lo tahu, Nin, selama ini gue yang balas pesan lo. Selama ini, gue yang chattan sama lo dan bukan Hanan." Sendy menghentikan suaranya sejenak, lalu tak lama kembali terdengar suara, "Dia selalu berusaha cari alasan biar ga balas pesan lo, dan gue yang selalu balas pesan lo karena awal nya gue ngerasa biasa aja sekalian bantu teman, tapi lama kelamaan gue malah mulai suka sama lo."

Anindya terdiam, tubuhnya membeku dan jantungnya berdetak dengan sangat kencang, seperti ada sekumpulan belati yang menusuk jantungnya secara berkali Kali, rasanya sangat menyakitkan hingga sesak rasanya. Gadis itu tak mampu menahan tangisannya lagi, ia membiarkan semuanya runtuh begitu saja.

"K-kak, lo bohong kan?" Tanya Anindya dengan suara yang bergetar, untuk berbicara saja rasanya sangat berat, gadis itu mencoba mengatur nafasnya yang terasa sangat sesak karena mendengar fakta yang diujarkan Sendy.

"Dek, tenang dulu, gue gabakal bohong soal ginian. Gue kasih tahu ini ke lo, bukan biar lo makin kepikiran tapi gue gamau nantinya lo tau sendiri Dan jadi kecewa ke gue, gue juga ga tenang kalau harus nyimpan rahasia ini, dek."
Sendy berusaha menjelaskan kepada Anindya, membuat gadis itu sedikit bisa menenangkan dirinya.

Lalu tanpa berkata apapun, Anindya mematikan sambungan panggilan secara sepihak, ia ingin menenangkan diri terlebih dahulu, semua nya terlalu tiba tiba untuknya. Jika Sendy lupa, gadisnya ini masih anak sma yang masih belum bisa mencerna semuanya.

"Huft, capek."

Anindya keluar dari ruang pesan Sendy lalu berganti membuka ruang pesan milik seseorang yang akan selalu ia datangi jika dunia sedang jahat.

Kak je

Kak jer, kangen
Dunia jahat banget
Kalau ga ada lo:(


Lelaki itu, Sendy, membuat Anindya teringat pada seseorang yang dahulu menjadi rumah bagi Anindya. Seseorang yang akan selalu ada untuk Anindya. Namun, yang namanya setiap orang ada masanya, kini lelaki itu dengan Anindya sudah tidak berkontakan lagi. Nama laki laki itu adalah, Jergan.

_________

Losing Us.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang