Awal Mulanya

32 3 0
                                    

"Penyakit yang susah sembuhnya itu ya selingkuh!"


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Siapa yang bilang jika lelaki yang suka bermain wanita bisa tobat?

Siapa yang bilang jika lelaki punya banyak pacar itu wajar?

Siapa yang bilang jika lelaki berselingkuh itu hal yang biasa?

Intinya, siapa yang bilang lelaki itu leluasa melakukan apa saja?

Sekarang, Sabrina akan bertanya kepada kalian. Pacar kalian pernah selingkuh? Bagaimana rasanya? Sakit? Enak? Biasa saja? Yang mana?

Kalau sudah ketahuan, apa yang kalian lakukan selanjutnya? Memaafkannya karena termakan bujuk rayu yang tak ada bedanya dengan omongan manis orang-orang politik itu?

Atau justru menamparnya, menginjaknya, bahkan menendang penis pacar kalian?

Kalau iya, Sabrina akui kalian sangat hebat. Mengapa? Karena sekarang Sabrina berada di fase terserah aja.

Bukan sekali, dua kali, atau tiga kali. Tapi lima kali! Lima kali Sabrina sudah memergoki pacarnya membawa wanita lain ke hotel. Sialnya, selama tiga tahun berpacaran lelaki itu selalu selingkuh. Jika sudah ketahuan pasti lelaki sialan itu akan berlutut dibawahnya, memujanya seakan-akan dia adalah Tuhan yang menciptakan dunia. Dan bodohnya lagi, Sabrina memaafkannya.

Untuk yang satu itu, kalian bisa menghujat Sabrina. Ia akui dirinya salah, bodoh, goblok, tolol, bulol, dan berbagai umpatan kata bodoh lainnya. Saking bucinnya, ia sampai tutup mata dengan perbuatan bejat pacarnya bersama wanita-wanita binal lainnya. Dasar bodoh!

Kali ini, sudah Sabrina hitung. Ini kelima kalinya. Atau mungkin lebih. Karena Sabrina hanya memergokinya lima kali, bisa jadi pacarnya telah selingkuh lebih dari ini.

Dan ini akan menjadi terakhir kalinya. Sabrina sudah muak, ia jijik dengan pacarnya sendiri yang sudah menjadi bekasan banyak wanita binal.

Sabrina pastikan, mulai hari ini, jam ini, detik ini, ia akan memutuskan pacarnya ditempat!

Jadi dengan langkah kaki yang terburu-buru dan wajah yang bersungut-sungut akibat menahan amarah, Sabrina membuka pintu apartemen itu dengan gegabah. Matanya yang jernih layaknya air menangkap sepasang jalang dan gigolo yang asyik bercocok tanam. Jika suara pintu yang terbanting tadi tidak cukup keras, Sabrina yakin jika mereka tak akan tahu ada penyusup yang masuk.

Aditya, pacarnya selama tiga tahun yang sering keluar masuk kamar hotel bersama wanita lain itu, segera mencabut barang pusakanya dan bergegas berpakaian. Wajahnya yang panik sangat lucu hingga Sabrina ingin sekali menyiraminya dengan asam sulfat.

"Loh, kok udah selesai? Lanjutin aja, aku mau nonton lebih lama. Mumpung ada tontonan porno gratis nih. Siapa tahu bisa jadi langkah-langkah bercocok tanam buatku sama pacar baruku nanti," ejek Sabrina.

Aditya tak menghiraukan hinaan Sabrina, ia sibuk mengusir wanita telanjang itu dengan memberikan beberapa lembar uang merah. Setelah wanita penghibur itu pergi, lantas Aditya mendatangi pacarnya.

Melihat postur pacarnya yang tegak dan congkak membuat Aditya sadar bahwa gadis itu tengah marah besar kali ini. Aditya akui, ini bukan pertama atau kedua kalinya. Mungkin sudah berpuluh-puluh kali? Aditya sendiri tak ingat. Yang ada dipikirannya sekarang adalah, bagaimana membujuk Sabrina? Aditya belum siap di tinggal oleh gadis itu, setidaknya tunggu sampai dirinya tak mencintai gadis itu lagi.

"Sayang..."

Dengan suara manis khas lelaki dewasa, Aditya berlutut dihadapan Sabrina sambil membuat raut wajah memelas. Tangannya hendak meraih jemari lentik gadis itu yang tentu saja ditampar oleh Sabrina. Ia mana sudi disentuh oleh lelaki bekasan wanita binal seperti Aditya.

"Apa?" tanya Sabrina dengan ketus.

Jujur saja, perasaan Sabrina pada Aditya telah pupus. Ia tak lagi menjadi gadis bodoh yang dimabuk cinta, ia telah dewasa. Ia telah mengerti bahwa keadaan ini akan berubah menjadi lingkaran setan dimana Sabrina tak akan bisa keluar lagi. Tak ingin merasakan berada dalam lingkaran itu, Sabrina memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Aditya. Lelaki bajingan sialan yang tolol dan haus belaian wanita.

"Kamu tahu, 'kan cowok itu gak bisa di tinggal sendiri. Aku ada kebutuhan fisiologis yang harus aku penuhin, aku gak bisa sendirian terus. Kamu juga gak mau pas aku ajak having sex. Aku itu lelaki dewasa Sabrina, punya hasrat." Penjelasan dari Aditya membuat Sabrina bingung.

Kenapa seolah-olah dirinyalah yang salah? Hello, yang benar saja. Sabrina tak habis pikir lagi.

"Terus, aku harus jawab apa? Kamu berharap aku jawab "iya, aku ngerti kok, kamu lanjutin aja ya" gitu? Kamu udah gila deh, Aditya. Yang kamu pikirin cuma penis doang, yang lainnya ilang kebawa nafsu. Gak malu sama temen kamu si Karta itu?" Sabrina membuat jarak antara dirnya dan Aditya, ia ingin melihat jawaban apa yang diberikan lelaki itu.

"Setiap lelaki itu punya nafsu yang berbeda sayang. Karta bisa ngontrol nafsunya karena dia gak tertarik sama cewek, sedangkan aku cowok normal. Suka horny liat kamu," ucap Aditya dengan kepala yang menunduk.

Satu alasan lagi agar Sabrina yakin untuk mengakhiri hubungannya dengan Aditya, lelaki itu selalu nafsu melihat dirinya.

•••

Between Love And CheatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang