1. The Beginning

172 38 40
                                    

Markas yang porak-poranda, terbekas serpihan besi dan peluru dimana-mana. Robot rusak berserakan dan darah bergenangan.

SLINGS! DOOR! DOR! DOOR! Gemuruh pertarungan itu tak henti, terlihat seorang gadis kecil terkapar dengan kedua pistol yang masih digenggamnya.

SLING! Suara pedang menusuk seseorang. Kedua mata gadis itu samar-samar mulai terbuka bersamaan dengan darah seseorang yang mengalir ke arahnya.

Saat dirasa sudah aman, dia mulai berdiri. Mengusap noda darah yang membasahi tubuhnya. Nampak, banyak mayat manusia dan robot-robot berserakan.

Avia Madava Stalwart, gadis 13 tahun itu berjalan lesu di atas genangan darah sembari me-reload peluru pistolnya.

"Kenapa, aku harus berpegang teguh pada aturan dan kemauan orang?" ujar pelan Avia.

Bersamaan itu, dia menatap dingin atasannya yang tergeletak bersimpuh darah. Yaitu Devan.

"Tanpa diikat orang lain pun, aku sudah sangat berguna, kan?" tanya Avia.

Avia mengabaikan sinyal suara dari alat komunikasi di telinganya yang memerintahkan untuk mundur.

Secara mengejutkan, dari belakang puluhan besi kecil terbang ke arah Avia. Avia langsung membalikkan badan. Menembaki semua besi-besi itu dengan kedua pistol secara cepat dan tepat.

Saat tengah fokus menembaki besi-besi itu. Seseorang melesatkan pedang ke arahnya. Avia terkejut, tapi refleksnya kuat. Langsung menangkis punggung pedang itu dengan pistolnya.

Pedang itu terlempar, ditangkap seorang lelaki berbadan besar. Avia langsung menembakinya, tapi dengan mudah setiap peluru ditangkis lelaki itu.

Avia mengerutkan dahi. Dia maju ke arah lelaki itu. Baru akan menodongkan pistol dengan tangan kanan. Lelaki itu menunjukkan wajahnya, menarik tangan kanan Avia. Kemudian mencengkeram tangannya dengan kuat sehingga pistolnya jatuh ke bawah.

Avia mengangkat tangan kiri dengan pistol yang siap ditembak ke kepala lelaki itu. Demikian juga dengan lelaki itu, menawan leher Avia dengan pedangnya.

Pergerakan mereka saling terhenti. Avia menatap lelaki itu. Rambut hitam dengan mata berwarna emas menyala. Dia, lelaki itu adalah Punk. Salah satu bawahan terkuat musuh mereka. Punk menunduk melihat wajah serius Avia di depannya.

"Anak kecil?" gumam Punk.

Avia menembakkan pistolnya ke arah Punk. Tapi tak kena, hanya melewati telinga. Kerasnya suara tembakan membuat Punk sedikit lengah. Avia menendang Punggung pedang di tangan Punk ke atas. Lalu mengambil pistol yang tadi terjatuh. Kemudian melemparkan kedua pistol ke langit.

Dari sakunya, Avia melemparkan 4 buah cip kecil yang berubah menjadi persegi berukuran 10 cm. Cip berwujud hologram yang bisa memanipulasi gravitasi.

Avia menangkap kedua pistolnya yang sempat melayang di udara. Kemudian menghujani Punk dengan peluru. Sesaat, Punk menatap dingin ke arah Avia dan menangkis semua peluru itu dengan sekali tebasan pedang.

"Hah?" Avia terkejut.

Avia segera me-reload peluru pistolnya. Lalu kembali menghujani peluru dengan pola zigzag ke arah Punk. Mengejutkannya, Punk tiba-tiba berlari ke arah Avia sembari menangkis semua peluru yang tertuju padanya.

Stalwart : Meaning of This World [Spoiler]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang