1. Jealousy, Jealousy

241 34 14
                                    

"Jealousy isn't just a fear of loss; it's also a reflection of how valuable someone is in our hearts."

🌸🌸🌸

Trisha hanya bisa mendesah kesal dan melempar ponselnya ke atas meja. Benda tak bersalah itu jadi pelampiasan kekesalannya ketika pesan yang ditunggunya tidak kunjung masuk.

Tentu saja tidak akan ada, karena orang yang Trisha kirimi pesan singkat itu bahkan tidak membukanya.

"Kusut amat itu muka, Tris. Ikut makan siang yuk?" tawar Elen, rekan kerja di divisi yang sama dengan Trisha.

"Di kantin ada menu baru katanya dan si Tobby mau bayarin tuh."

Cowok kemayu yang disebut Elen barusan langsung melotot. "Ey sorry strowberry. Bayar sendiri-sendiri sist, eike nggak kebanyakan duit mau bayarin yeiy berdua," balasnya dengan bahasa yang melenceng jauh dari KBBI.

"Pelit amat, katanya lo baru dapet Om baru?" Elen bersuara lagi. Mengingatkan Tobby akan kelakarnya minggu lalu yang katanya berhasil mendapatkan gadun baru nan tampan. Katanya sih, wajahnya setipe dengan Chris Evans, dan menurut Tobby, hanya dengan mengelus dagunya saja pasti sudah bisa membuatnya orgasme.

"Nggak lancar cyin, dese block nomer eike," sungut cowok yang kalau malam memakai nama Beby itu.

"Ih, lo kalah semok sama uke lain kali."

"Mungkin. Huh, jadi sebel kan kalo inget. Udeh buruan capcus kita lunch, janin-janin eike ini meronta kelaparan," keluh Tobby sambil mengelus perutnya.

"Bayi dajjal kali," Trisha ikut bersuara setelah hanya jadi pendengar cerita dua rekan kerjanya itu. Cerita absurd mereka harus dihentikan karena Trisha juga kelaparan.

"Ih mulutnya, cantik-cantik kayak Mak Lampir," seloroh Tobby sambil menyenggol lengan Trisha, pura-pura sebal.

Sedang Trisha yang kesal pun langsung ikut melangkah cepat guna mendahului Tobby, dan Elen hanya bisa mengomel di belakang. Di antara mereka bertiga, perempuan itu yang mungil sendiri hingga langkahnya sulit menyamai dua titan di depannya itu.

Trisha memiliki tubuh yang diimpikan perempuan kebanyakan. Tingginya 165 cm yang tidak terlalu tinggi ataupun terlalu pendek untuk ukuran orang Indonesia. Bulatan di dada dan pantatnya juga pas. Bahkan ketika perempuan itu mengenakan pakaian yang agak ketat, body jam pasirnya pasti membuat siapa pun berdecak kagum.

Sedang rekan Elen yang katanya terjebak di tubuh pria itu, yakni Tobby juga sebenarnya memiliki perawakan yang sempurna untuk seorang pria--jika saja jiwanya tidak kemayu. Dia memiliki tinggi sekitar 180 cm. Kulitnya putih mulus, bahkan mengalahkan Trisha yang katanya tiap minggu perawatan. Suaranya ngebas, tapi lebih sering disembunyikan dengan nada sok lembut.

Dan Elen merasa yang paling sial masuk ke dalam cicle pertemanan itu. Tingginya hanya 155 cm dengan tubuh yang kurang ideal karena dia malas berolahraga. Lebih suka scroll sosial media dan mengagumi para Oppa-nya.

"Tris, yeiy belum cerita kenapose muka yeiy kusut," Tobby menyenggol lengan Trisha ketika perempuan itu hanya mengaduk soto ayamnya. Di kantin perusahaan ada menu baru yakni bulgogi fried rice, tapi Trisha lebih memilih makanan kesukaannya, soto ayam.

Dua sahabat Trisha itu tentu saja tidak sealiran dengannya. Mereka asik menikmati daging sapi dan nasi goreng itu sebelum tersadar melihat Trisha yang kembali tak bersemangat.

Trisha diam sesaat, haruskah dia ceritakan masalahnya pada mereka? Barangkali ada solusi yang bisa dia dapat.

"Javier kayaknya berusaha menjauh dari gue."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our ValentinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang