| 6 | Sempurna! [END]

864 73 7
                                    

Dengan senyuman mengembang tangan Sakura terlihat gesit dalam membentuk nasi untuk sebuah onigiri. Sarapan kali ini Sakura hanya menyiapkan menu yang ringan, beberapa butir onigiri dan sop miso sebagai teman.

Kegiatan Sakura terhenti mendadak saat Sakura dikejutkan dengan lengan kekar yang memeluk perutnya, Sakura menoleh dan menyaksikan bagaimana kepala Naruto kini mendarat di pundaknya, memeluk manja sang istri dari belakang, dengan sesekali modus memberikan kecupan singkat di leher serta pipi Sakura.

Laki-laki itu telah siap dengan setelan jasnya untuk bekerja, dan tinggal mengisi perut sebelum berangkat ke kantor.

"Naruto, kau menghambat pergerakanku, tahu," protes Sakura.

Yang mana tak digubris oleh Naruto, justru laki-laki itu semakin mengeratkan lilitannya di tubuh ramping Sakura, kecupan singkat kembali Naruto berikan pada pipi Sakura. "Biarkan seperti ini, aku perlu mengisi stamina,"

Dengusan pasrah pun akhirnya Sakura lakukan, Sakura mencoba tak terganggu dengan kegiatan Naruto dan tetap fokus pada kegiatannya.

Hingga tubuh si gadis terjengkit ketiga jemari Naruto dengan nakal meremas dadanya, Sakura langsung menepis tangan sang suami. "Yak!"

Naruto hanya menanggapinya dengan kikikan geli lalu menjauh untuk duduk di kursi ruang makan.

...

"Semua baik-baik saja?" Sakura mulai membereskan kekacauan di atas meja makan, mereka barusaja selesai sarapan dan mereka beberapa waktu lalu sedang membahas kondisi perusahaan Naruto.

Laki-laki itu meneguk air putih dan disusul anggukan kepala. "Tentu saja. Walaupun otakku di bawah rata-rata saat di sekolah, tapi semua itu berkembang semenjak lulus,"

Sakura menggelengkan kepalanya melihat kesombongan Naruto, perempuan itu mendekati Naruto yang kini sudah berdiri untuk bersiap pergi.

Tangan si gadis terangkat untuk merapihkan simpul dasi Naruto, menepuk ringan jas di tubuh suaminya kemudian tersenyum ketika melihat penampilan sempurna di hadapannya. "Nah, selesai!"

"Terimakasih," Naruto sedikit mengacak pucuk kepala merah muda Sakura untuk menyalurkan rasa gemasnya. "Aku berangkat sekarang." Kecupan ringan Naruto daratkan di kening lebar sang istri.

Sakura mengangguk dan membuntuti Naruto yang berjalan menuju pintu dan berakhir berdiri di teras rumah menyaksikan kepergian suaminya. "Hati-hati suamiku!"

Naruto yang akan memasuki mobil pun terhenti, wajahnya nampak terkejut karena panggilan baru yang Sakura berikan, bibirnya tak kuasa menghadirkan senyuman lebar, Naruto menoleh pada Sakura dan mengangguk. "Tunggu aku pulang."

...

Malam ini, jam sudah menunjukkan pukul 12 malam, Sakura terlihat berjalan bolak balik di ruang tamu yang dekat dengan pintu utama untuk menantikan kehadiran Naruto.

Perasaan Sakura menjadi tidak menentu, terlebih penggilan telepon yang sejak tadi Sakura lakukan tidak juga mendapatkan jawaban.

Naruto memang mengatakan akan lembur, tapi ini tidak biasanya Naruto mengabaikan panggilan serta pesan miliknya.

Sampai akhirnya suara bel berbunyi mengambil perhatian Sakura, keningnya mengernyit, siapa yang bertamu di malam hari seperti ini?

Jika memang itu suaminya, seharusnya Naruto memiliki kunci cadangan dan bisa langsung masuk, tidak perlu menekan bel seperti ini.

Dengan waspada Sakura berjalan cepat mendekati jendela lalu mengintip, kedua matanya terbuka lebar saat melihat Konohamaru dan Udon sedang memapah tubuh Naruto.

"Naruto!" Sakura pun dengan cepat membuka pintu.

"Konohamaru, Udon. Apa yang terjadi?" Sakura terlihat panik dan mencoba mengambil alih tubuh lemah suaminya, yang mana Naruto terus meracau tak jelas.

"Sakura-sama, maaf. Kami kembali kecolongan, Nona Shion tadi datang ke kantor menyamar sebagai Office girl, ternyata kopi yang dibuatnya telah dicampur dengan obat tidur, Nona Shion berencana memperkosa Naruto-sama, untungnya kami lebih dulu datang sebelum Nona Shion melancarkan aksinya, dan sekarang Naruto-sama menjadi seperti ini," Konohamaru menjelaskan.

Konohamaru dan Udon membungkuk atas rasa sesalnya karena merasa gagal dalam bertugas. "Sakura-sama, maaf karena kami ceroboh,"

"Dimana Shion sekarang?" Sakura harus memastikan gadis gila itu berada dalam situasi yang pantas.

"Kami telah menyerahkannya pada keluarga Nona Shion, dan keluarga Nona Shion meminta maaf atas sikap lancang putri mereka dan mereka memutuskan untuk kembali mengirimnya ke London sebagai hukuman bagi Nona Shion, itulah informasi yang kami dapatkan,"

Sakura mengangguk mengerti atas penjelasan Konohamaru. Naruto sempat mengatakan jika kinerja asistennya itu sangat patut untuk diapresiasi, dan kini Sakura merasakan bagaimana hebatnya kemampuan bawahan Naruto ini walaupun umurnya masih terbilang muda.

"Baiklah, terimakasih untuk informasinya dan terimakasih juga karena telah membantu Naruto,"

Konohamaru dan Udon mengangguk sebelum kemudian ijin untuk undur diri.

...

Dengan susah payah akhirnya Sakura mampu membawa tubuh lemah Naruto sampai ke kamar mereka.

Sakura membimbing Naruto supaya berbaring di atas ranjang. Dengan telaten Sakura mulai melepaskan sepatu dan kaus kaki suaminya, melepaskan jas dan dasi yang terlihat sesak di tubuh Naruto.

Sakura menatap prihatin Naruto yang kini tertidur di atas ranjang akibat efek obat.

"Gadis itu, benar-benar mengerikan," Sakura bergumam.

Kemudian perempuan itu bergerak ke kamar mandi untuk mencari handuk kecil beserta air hangat, Sakura berniat membersihkan tubuh Naruto yang pastinya lengket oleh keringat. Sakura yang kini duduk di sisi Naruto pun mulai mengelap tubuh suaminya yang sudah bertelanjang dada.

"Kau itu benar-benar, ya! Bagaimana bisa kecolongan seperti ini!" Dengusnya. Sakura tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika Shion berhasil melakukan rencananya? Aish, Sakura akan membunuh gadis itu jika sampai menyentuh suaminya, awas saja!

Brukh! "Akh! Naruto!" Sakura yang sempat melamun pun tak menduga jika Naruto akan sadar dengan cepat dan langsung menerjang dirinya hingga kini Sakura berada dalam kungkungan laki-laki tersebut.

Tatapan sayu Naruto memandang lurus emerald Sakura, membuat debaran dada perempuan itu tidak bisa dikendalikan.

"Sakura-chan... aku..."

Sakura menjerit di dalam hati saat wajah Naruto semakin mendekatinya, dan yak! Sakura terjengkit merasakan bibir Naruto kini mendarat tepat di bibirnya, hanya menempel sebelum kemudian membisikkan sesuatu di telinga sang istri.

"Aku... menginginkanmu malam ini."

Srak! "Yak!" Sakura menjerit ketika Naruto dengan kasar merobek pakaiannya membuat tubuh Sakura nyaris telanjang. "Naruto, hey! T - tunggu─"

Sakura tidak bisa bertindak banyak dan sulit mengimbangi keganasan Naruto kali ini, bahkan kini Naruto sudah kembali melumat bibirnya lebih kuat.

Tubuh Sakura merinding saat jemari Naruto mulai menjelajahi lekuk tubuhnya, pergerakan Naruto pun kini terfokus untuk mengusap perut rata Sakura.

Wajahnya menjauh untuk memperhatikan ekspresi istrinya yang begitu menggoda, Naruto untuk beberapa waktu menelisik penampilan perempuan di bawahnya yang begitu berantakan karena ulahnya, bibirnya menyeringai puas dan kembali menerjang Sakura dalam ciuman panas.

Sampai ucapan Naruto selanjutnya berhasil membuat Sakura gelagapan dan menjerit kuat di dalam hati.

"Ayo bermain hingga pagi, Sakura-chan..."

Siapapun. Tolong selamatkan Sakura!



-END-

🎉 Kamu telah selesai membaca 𝐌𝐚𝐫𝐫𝐢𝐞𝐝 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐌𝐲 𝐁𝐞𝐬𝐭𝐟𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝 ✓ 🎉
𝐌𝐚𝐫𝐫𝐢𝐞𝐝 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐌𝐲 𝐁𝐞𝐬𝐭𝐟𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang