Mondo dei Sogni (Dunia Mimpi)

3 1 0
                                    

Mataku mengintip, tidak memejam sepenuhnya. Kulihat si Alice, dengan sorot mata yang penuh misteri, memandang setiap orang di ruangan itu. Suaranya lembut, tapi penuh dengan kepastian. Aku buru-buru memejamkan mataku lagi. Takut kalau ketahuan mengintip.

Pejamkan mata dan konsentrasi? Mimpi? Rasanya seperti terdampar di dalam cerita fiksi yang aneh. Aku memejamkan mataku lebih rapat, mengabaikan kegelapan ruangan, dan mencoba menemukan fokus di dalam diriku.

Perlahan-lahan, aku merasakan diriku tenggelam dalam keheningan. Pikiranku mulai terjauh dari realita sekitar dan bergerak ke arah yang tak terduga. Aku melihat gambar-gambar dan bayangan-bayangan, entah dari mana asalnya.

Tiba-tiba, aku merasa berada di tempat yang sama sekali tidak dikenal. Suasana begitu asing dan misterius. Aku meraba-raba di sekeliling, mencoba memahami di mana tempat ini.

Dalam keheningan yang menyelimuti, aku mendengar suara-suara halus berbisik di telingaku. Mereka memanggil namaku, memanggil dengan suara yang begitu akrab, mirip seperti suara ibuku.

Dengan langkah ragu, aku mulai berjalan ke arah suara itu. Hatiku berdebar-debar, penuh dengan keingintahuan dan sedikit kekhawatiran. Apakah ini mimpi yang si Alice maksudkan? Apakah aku sekarang berada di alam mimpi?

"Ibu...?" ucapku secara reflek.

Semakin jauh aku berjalan, semakin kuat pula suara ibu terdengar. Suara itu membimbingku melalui lorong-lorong yang gelap dan sempit. Aku tak tahu apa yang akan kujumpai di ujung perjalanan ini, tapi aku merasa harus terus melangkah.

Akhirnya, aku tiba di sebuah ruang yang penuh dengan cahaya gemerlap. Di tengah ruangan itu, terdapat sebuah benda yang bersinar terang. Aku mendekatinya dengan hati-hati, mencoba memahami makna dari segalanya.

Saat aku hampir menyentuh benda itu, tiba-tiba semuanya menjadi gelap gulita. Aku terjatuh ke dalam jurang, dan sebuat telapak tangan menggenggam tanganku. Aku selamat. Tidak jadi terjatuh.

Tangan itu menarikku ke atas. Apakah aku akan bertemu dengan orang tuaku di tempat aneh ini?

"Hai Middleca," ucap wanita itu, tapi ia bukanlah ibuku di dunia nyata. Apa aku yang tak ingat? Namun kenapa aku bisa mengingat suaranya?

"Anda ibu saya?" formal banget sih mulutku.

"Di dunia yang saat ini, iya." ucap wanita itu lalu menggandengku ke arah cahaya di ujung. Sepertinya Alice benar, aku akan segera memasuki dunia baru di dalam mimpi ini.

****

Bersambung...

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 16 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SOGNAREWhere stories live. Discover now