1

2 0 0
                                    

"GOOD MORNING BUNDAA!!!"

Suara teriakan nyaring plus cempreng itu berasal dari bawah sana,tetapi kedengaran sampai di kamar Octo. Rasa nya segala benda yang ada dirumah ini pun ikut bergetar,saking menggelegar nya suara itu.

"Octo nya ada,Bun?"

Octo segera bergegas mengunci pintu kamar nya,mendengar pertanyaan itu. Lalu mengambil sepasang earphone dan memasang di kedua telinga nya. Octo menghitung mundur 5,4,3,2 dan ...

"OCTO!! KELUAR GAK LO!! KALO GAK KELUAR GUE BOM KAMAR LO INI!!"

Octo melepas malas earphone itu. Percuma saja menyumpal nya meski dengan musik yang nyaring sekali pun karena suara teriakan dengan gedoran pintu itu masih terdengar.

"Gue hitung ya! Kalo gak dibuka gue dobrak!"

Octo mendengus mendengar itu,"Kayak aja lo mampu,"

Gedoran semakin keras,"Buka gak lo. Oh atau gue pecahin aja kaca jendela lo."

"BENTAR ELAH!! Gue lagi ganti kolor ini."

"Ewh Jorok!"

Setelah nya ketika Octo baru saja membuka pintu,Nove segera menerobos masuk tanpa permisi meninggalkan Octo yang melongok.

"Ayo jogging! Gue lagi ikut program diet biar makin seksoyy."celetuk Nove.

"Oh iya baju putih lo ada gak sih?"Nove membuka lemari pakaian Octo,lalu memilah baju-baju disana.

Octo menghela napas berat melihat itu,bahkan bagian privasi nya juga ikut di trobos. Ini cewek waras apa gimana sih?.

"Ya ampun kok cuma hitam semua. Beneran gak ada nih kaos putih nya? Oh ada ini satu. Omaiigot masih baru banget,pasti gak pernah dipake kan?"

"Jawab dong? Lesu amat udah kayak jemuran kering. Jadi cowok itu harus semangat,karena selera kita cewek ini tuh tinggi. Pantesan aja lo gak laku-laku. Cewek mana yang mau sama cowok kerempeng,tinggal tulang begini-"

"Bunda! Anak Bunda dinistakan."lirih Octo.

"Udah,ganti baju sana. Ntar udah terik."

Octo pasrah-pasrah saja jika sudah begini.

***

"OMAIGOT! Kak Jack nge follback gue dong. Mimpi apa sih gue semalam?"

Octo hanya bisa menghela napas,melihat pada sekitar yang memperhatikan kearah mereka-lebih tepatnya ke arah gadis yang baru saja memekik kencang.

Nove menyodorkan handphone nya kepada Octo. "Lo harus liat ini, To! Ganteng kan, cool gitu gak sih? Nah,selera gue tuh yang begini-begini."

Octo memutar matanya jengah, melihat foto laki-laki yang dia ketahui nama nya Jack itu. Padahal mah biasa-biasa aja tuh mukanya, cuma emang menang dihidung nya doang. Kalo Octo kan mancung dikit,nah si Jack itu mancung banget. Kalo masalah tinggi badan juga Octo gak kalah-kalah amat. Tunggu! Kenapa pula ia jadi membandingkan diri dengan tipe si Nove. Octo menggeleng kepala,mengenyahkan pikiran itu.

"Upload story ah, siapa tau diliat si doi. "celetuk Nove sambil memotret bubur nasi yang Octo anggap tampilan nya gak terlalu menarik. Ini cewe emang kelewatan narsis.

"Nih, makan aja gue udah kenyang."Nove mendorong mangkuk buburnya ke Octo.

"Kenyang? "Octo mengernyit."Makan apaan lo? "

Nove mengangguk, "Makan angin gue,biar makin kurus. Pengen nya sih, bodi kayak Lisa blackpink gitu. "

"Mimpi. Yang ada lo mati kelaparan trus gentayangin gue. Lebih baik lo makan tuh bubur, sebelum gue tinggal pulang. "

"Lagian katanya mau jogging biar sehat,ini malah cuma numpang duduk doang ke penjual bubur. "lanjut Octo.

Nove berdecak, "Harus nya lo itu support gue,bukan malah ngeledek. Gini-gini gue juga besti lo dari orok."

Octo baru saja akan membuka mulut untuk menjawab perkataan Nove,tapi..

"EH Bro! Apa kabar lu pada? "Seorang laki-laki yang Octo dan Nove sangat kenali kini tengah ber high five layak nya sesama laki dengan Nove. Dan Nove yang menanggapi nya dengan antusias.

"Baik bang. Lu gimana? Apa gak gila lo masuk kampus jurusan bisnis?

Galen terkekeh,"Ye! Kagaklah. Malah gue santuy-santuy aja."

Nove menepuk kursi kosong disampingnya, "Duduk bang,udah makan belum? Gue traktir nih. "

"Boleh banget tuh, kebetulan lagi bokek gue abis bayar ono-ini. "

Octo hanya diam saja melihat kedua manusia itu. Sejujurnya Octo malas sekali jika dua orang prik ini dipertemukan. Karena tidak akan baik untuk indra pendengaran Octo yang masih suci ini.

"Gimana hubungan lu sama tante Nisa,bang?"tanya Nove santai.

Galen menelan buburnya, "Stt, gak usah nyaring-nyaring lo tau kan istilah tembok punya telinga. Takut nya laki dia dengar. "bisik Galen.

"Alah yang disini palingan juga warga komplek kita doang. "celetuk Nove lalu menyedot es tawar nya hingga ketitik darah terakhir.

"Nah,itu. Jadi gue baru tau kalo ternyata tante Nisa itu satu komplek sama kita. "

Octo mendadak tersedak bubur,dan jangan lupakan Nove yang menggebrak meja,membuat mereka menjadi pusat perhatian. Galen yang paling baik-baik saja disana pun hanya menampilkan senyum canggung dan menganggukkan kepala nya meminta maaf.

"Jadi-"Octo mengantung perkataan nya. "Lo pacaran sama tante-tante,bini orang dan sekomplek kita?!"

"Wah,parah sih lo bang! Lapor pak erte, To. Cepat! "kata Nove mengebu-gebu.

Galen malah menampilkan wajah yang biasa saja.

"Buat apa lapor erte? Orang gue udah putus juga."celetuk Galen kelewat santai.

Octo rasanya tidak perlu berpikir lagi kalau harus menjedotkan kepala Galen di meja tukang bubur ini. Disuruh ganti rugi meja nya lecet juga tidak masalah. Tapi kayaknya tidak perlu karena Nove sudah mewakili dengan menggeplak lengan Galen dengan kuat.

"Aws, "jerit Galen.

Octo sih hanya bagian meringis nya saja.Meski Nove keliatan kurus kering tenaga nya tidak perlu diragukan lagi.

"Jadi sekarang lo jomblo dong,kayak kita-kita? "Nove menunjuk dirinya dan Octo.

"Gak usah diperjelas juga."sentak Octo.

Asal kalian tau Octo itu jomblo bukan karna gak laku tapi jika Octo laku maka Nove yang merasa malu. Karena apa yang dimiliki Octo harus dimiliki Nove. Jika Octo punya motor maka Nove juga harus punya, meski dengan model yang berbeda tapi nama nya kan tetap motor. Makanya sampai sekarang Octo malas mencari pacar. Pernah waktu esempe Octo dekat sama cewe yang cantik lah pokoknya. Belum juga jadian ,Octo harus menahan malu karena si cewe menjauhi nya dan mengatainya kurapan plus panuan, padahal mah kagak. Dan kalian tau gosip itu berasal dari siapa?.Tentu saja Maria November orang nya.

Galen menggeleng cepat mendengar pertanyaan Nove.

"Terus lu pacaran sama tante-tante mana lagi? Jangan sampe Mama sama Bunda juga elo embat. "Nove mendelik tajam pada Galen yang kini tersenyum malu,persis seperti gadis kasmaran.

"Gue pacaran sama Nina, "Jawab Galen bangga. "Anak tante Nisa. "lanjutnya.

Octo dan Nove menjatuhkan rahang nya mendengar itu.

"Luar biasa! Habis emaknya sekarang anak nya. "

***

Hallo sebelumnya mau ngucapin salam kenal dulu!
Baru belajar juga,jadi kalo banyak yang masih kurang boleh dikomen.

Salam hangat dari Ra😉

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OCTOBER-NOVEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang