hali

154 17 0
                                    

Halilintar pov

Gw kembali dengan celotehan.

Jika di tanya apakah aku senang punya adik? Yaa senang namun tidak juga, semuanya punya kekurangan dan kelebihan masing masing.

Awalnya, ketika masih kecil. Aku cukup menikmatinya yahh walau kejahilan Taufan sudah membuat ku komat Kamit, itu masih bisa ku tahan.

Namun semuanya berubah ketika, duo tantrum lahir di usiaku yang ke 2 tahun. Tepat setelah kami bertiga berulang tahun, keesokan nya mamak kami lahiran.

Awalanya aku mengira kedua adik baru ku itu kalem ternyata kesalahan besar aku berpendapat seperti itu, nyatanya mereka lebih rewel.

Setiap detik blaze dan ice berada di gendongan ortu ku, bahkan termasuk sangat menempel. Namun ada satu hal yang benar benar membingungkan. Blaze dan ice jika di dekatkan akan tantrum tapi jika di jauhkan juga tantruman.

Sehingga orangtua ku perlahan mendapatkan migrain, kejahilan Taufan juga meningkat, membuat gempa berani menonjok pipinya. Dan aku juga mulai tidak bisa diam jika Taufan mulai mengacau.

Di tambah blaze mengikuti jejak Taufan, aku benar benar sudah tak tahan namun aku harus berthan. Alhamdulillah sekali ice itu hanya tantrum bersama blaze, sisanya dia mengikuti jejak kalem gempa.

Di usia ke 4 tahun, aku mendapatkan adik baru lagi. Dan kali ini memiliki kepribadian yang lebih mendekati ke orang tua kami.

Duri dan solar lahir, cukup kalem di bandingkan duo tantrum. Mereka hanya tantrum jika mereka berdua di jauhkan atau di jahili.

Duri memiliki kepribadian yang lebih anteng, awalnya. Itu berubah ketika duri di rekrut oleh tim Taufan dan blaze, menjadikan mereka trio trouble maker.

Solar sendiri perlahan juga menemukan hobinya, membuat duri bisa bebas dari kecemburuan Solar yang tak berarti.

Namun aku dan solar benar benar rival, ini dimulai sejak solar bayi sudah berani teriak-mengejek ke diriku dan di mulai lagi, solar mulai berani menyolong buku matematika ku.

Solar juga sering sekali mengusik ketenangan jiwa raga ku. Hahh dasar.

Ku kira dia mengikuti jejak seperti gempa dan ice, rupanya dia memilih mengikuti ku walau ia tak mengatakan secara langsung. Namun solar mengucapkannya lewat bahasa tubuh.

Gini gini aku tuh peka.

Ia ingin sekali menyaingi kepopularitas dan rangking juara ku. Aku juga semakin tertantang untuk bersaing.

Sudah cukup, aku jarang sekali menulis dengan kata 'aku' namun yaa Sekali Sekali tidak apa. Lagi pula ini di diary ku.

Tapi geli juga gw dan awas aja klo lo baca,fan. Gw gorok lo.

19/02/20xx

Another side 1.2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang