2

41 5 0
                                    

" haydan , lo udah nengok belum kelasnya ? sama arsa gak ? "
tanya dika pada haydan. Haydan hanya mengangkat angkat bahunya menanda dia belum tahu.

" sama arsa lagi dia " ucap sahabatnya yang satu lagi , mingu.
Dika dan mingu teman haydan dari kecil. Mereka sudah berkongsi banyak cerita sepanjang mereka bersama. Tidak heran jika dika dan mingu selalu menanyakan tentang arsa padanya.

tentang arsa. Haydan mengagumi arsa sudah cukup lama , 3 tahun sejak dia menjadi rakan kelas arsa. Dia juga tidak tahu arsa nampak dirinya atau tidak. Baginya arsa ini seorang yang tertutup dan pandai dengan caranya. Cukup hal itu menunjukkan mengapa bahawa dirinya mengagumi arsandra bintang.

" padahal kita bertiga kelas sekali kok" ini pertama kalinya mereka bertiga berada dikelas yang sama. Selalunya haydan akan terpisah dengan dika dan mingu.

" 5-2 ya ? " mingu hanya mengangguk pertanyaan dika sambil memakan nasi goreng yang dibelinya. Keberuntungan memihak haydan. Dia selalu berada dikelas yang sama dengan arsa.

setelah selesai sesi pelajaran , arsa lantas menyiapkan tugas tugas yang diberi oleh gurunya. Jadi dia pulang lambat dari murid yang lain.

Lagi lagi nasibnya tidak beruntung. Dia dalam perjalanan pulang dia telah ditarik oleh seorang pria. Arsa pingsan selepas ditekup oleh kain. Arsa terbangun dalam keadaan kaki dan tangannya di ikat. Arsa terus menerus menjerit dalam gedung lama itu.

Datang sosok gagah ke arahnya dengan pandangan yang cukup menyeramkan bagi arsa. Dia pelan pelan datang dan mengusap lembut pipi milik arsa. Arsa sudah tentu menyingkirkan tangan pria tersebut.

" makin suka, cerewet sekali ya kamu. Mau tau gak sesuatu yang ada dikamu. Badan kamu itu ahh cukup membuat aku terpesona dengan kulitmu yang putih. Menaikkan ghairahku, boleh kamu nolong aku ? " kata kata barusan yang dikatakan pria tersebut mampu membuat arsa mengigil ketakutan.

pria itu merobek baju bahagian atas arsa dan menampar arsa jika arsa tetap bunyi. Arsa menangis tidak berhenti henti dan dia juga berharap agar ada seseorang datang dan menyelamatkan dirinya. kini pandangannya kabur dan sempat menampakkan seseorang sedang bertarung dengan pria yang cuba memperkosa dirinya.

Dia bersyukur ada orang sebaik itu menolongnya namun dirinya pingsan setelah nampak orang tersebut.

" dika , bola yang mau diambil itu dimana ? gedung lama ? "
dika hanya mengiyakan pertanyaan haydan kerana dia sibuk mengira bola yang diperlukan untuk latihan kelab bola.

setelah dika mengiyakan pertanyaannya , haydan terus mengajak mingu untuk menemaninya mengambil bola. Tapi perkara yang tidak disangkakan terjadi. Dia ternampak arsa yang sedang menangis akibat seorang pria memaksanya untuk berhubungan intim.

Tidak tinggal lama untuk haydan bertindak. Haydan berlari secepat mungkin dan menumbuk pria yang melakukan benda yang menjijikan. Pria itu merupakan senior mereka disana sudah tentu haydan mengenalinya. Deva yang dikatakan baik , budi pekerti. adakah deva yang sama ?

Haydan kecewa dengan apa yang dilakukan deva dia sempat menumbuk deva beberapa kali sebelum deva melarikan diri.

mingu yang sedang memerhatikan keadaan arsa sama ada dia masih dalam keadaan okay atau tidak. Haydan dengan terburu buru datang ke arsa dan mendukung arsa. Membawa arsa ke tempat yang lebih selesa. Dia pelan pelan merawat luka luka arsa yang diberikan deva.

" haydan , gue duluan ya. gue dipanggil dika , soal arsa nanti gue cerita ke dika " haydan mengiyakan kata mingu. cukup lama dia termenung memikirkan bagaimana jika dirinya tidak datang ke gedung tersebut. Adakah arsa akan selamat ? atau sebaliknya.

melihat arsa yang pingsan selama beberapa jam , kini telah bangun dan melihat sosok yang ia pernah lihat tapi tidak mengenalinya. haydan terjaga kerana pergerakan arsa , lalu dia pun menunduk agar arsa tidak terlalu takut padanya.

" maaf ya , aku rakan kelas kamu. Aku nampak kamu di gedung terus aku selamatin kamu. " jelas haydan sambil menunduk.

" makasih " satu kata yang begitu bermakna bagi haydan seakan usahanya tidak sia sia. meskipun arsa tidak begitu cakap dengannya tapi cukuplah perkataan haydan dibalas.

" aku haydan janadi , rakan kelas kamu. Tapi kita gak pernah ngomong bareng " jelas haydan. Arsa hanya mengangguk penyataan yang dikatakan haydan. Bukan sombong atau apa tapi dirinya terlalu lelah.

Melihat luka lukanya dirawat dengan baik membuatkan dia menanyakan mengapa pria didepannya ini begitu baik dengannya.

" ini kamu yang balut ? " wah ini perkataan terpanjang yang pernah dikatakan oleh arsa ke haydan. Haydan tersenyum dan mengangguk.

" maaf ya tapi aku gak punya uang untuk balas semua ini"
arsa mengatakannya pada haydan. sekali lagi perkataan arsa membuatkan haydan lagi merasakan ingin tahu tentang arsa lebih dalam.

"𝘉𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘣𝘢𝘸𝘢𝘩 𝘭𝘢𝘯𝘨𝘪𝘵 𝘱𝘦𝘯𝘶𝘩 𝘣𝘪𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘶𝘯 𝘬𝘢𝘶 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱
𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘭𝘪𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨."

star 💫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang