Bab 1

1.3K 67 0
                                    

16 tahun kemudian

Seorang anak laki-laki sedang mencuci piring, setelah itu iapun bergegas ke kamar bersiap untuk ke sekolah. Setelah selesai pun ia pergi dapur menemui bibi nya.

"Bi gavi ke sekolah dulu ya"
"Iya nak tapi minum dulu susu nya ya" bi sari memberikan segelas susu kepada gavi yang langsung diminum gavi hingga habis.

Iya pun pergi ke meja makan.

"Tuan saya izin dulu pergi dulu, assalamualaikum" pamitnya sambil menunduk.

Daddy nya hanya membalas deheman, setelah itu gavi pun pergi ke sekolah menggunakan sepedanya meninggalkan keempat laki-laki yang sedang duduk di meja makan.

"Sampai kapan kita mengabaikan ny dad?"tanya Geri putra sulung naren. Geri angkasa Narendra.

Daddy nya hanya diam sambil menyantap makanannya.  Setelah selesai naren dan sulung pergi  kekantor lalu putra ke dua Gio Kean Narendra dan putra ketiga ny kembaran gavi Gevanka Narendra pergi ke sekolah menggunakan mobil mereka masing-masing.

Sementara itu gavi sudah sampai di sekolah Dra high school, gavi bisa bersekolah disini karna ia mendapatkan beasiswa berkat kepintaran ny. Ia pun pergi menuju kelas ny X MIPA 2 lalu duduk disamping temannya, lalu menelungkup kan kepalanya diatas meja sambil mengontrol nafasnya.

"Cape gav?" Tanya arka teman nya sejak dari SMP. Gavi hanya mengangguk sebagai jawaban.

Gavi memang jika disekolah ia terkenal irit bicara.

Bel pun berbunyi murid-murid pun segera keluar kelas menuju kantin.

"Yuk gav kita kekatin" ajak arka.
Mereka berdua pun pergi menuju kantin lalu memesan makanan nya dan menunggu di meja kantin.

Dilain tempat

"Woi bos gw perhatiin semenjak awal masuk lu merhatiin anak baru itu emang dia siapa?" Tanya Dion.
"Ga" bantah Gio dingin lalu melirik adik nya yang sedang makan.
Gevan yang dilirik pun menoleh ke arah kakak nya bertanya "kenapa?"
"Gpp lo lanjut makan aja" ujar gio.

Gevan pun mengangkat bahu acuh lalu melanjutkan makanan nya.

"Ar yuk kekelas gw udah selesai makan" ajak gavi.
"Yuk gw udah juga selesai, eh tapi lu udah minum obat gav? Tanya arka.

Gavi hanya menyengir sebentar "hehe lupa Bawak Ar" ujar gavi

Arka hanya menghela napas memang anak satu ini jika tidak diingatkan dia akan lupa.

"Yaudah nanti abis pulang langsung minum gw ga mau liat lu drop lagi"

Gavi pun hanya mengangguk sebagai jawaban lalu mereka pun pergi menuju kelas.

Bel pulang pun berbunyi gavi pun segera menuju ke cafe tempat ia bekerja.

"Bang Satya" panggil gavi
Satya pun menoleh lalu menghampiri gavi

"Kamu ganti baju dulu trus cuci piring ya hari ini kerjaan ga banyak setelah selesai kamu boleh pulang" ujar Satya

"Iya bang" jawab gavi lalu segera kebelakang untuk bekerja.

Malam pun tiba gavi pun segera pulang lalu memarkirkan sepedanya di samping gudang. Lalu ia pun segera masuk ke masion.

"Assalamualaikum"ucap gavi.

Plak

"Dari mana saja kamu Ha! Jam segini baru pulang"tanya naren dingin.

"Maaf tuan saya tadi bekerja sebentar di cafe" jawab gavi sambil menunduk takut.

"Saya kasih hukuman kamu karna sudah berani pulang malam" ujar naren sambil menyeret gavi ke ruang bawah Tanah.

"Hitung Vian!"
Ctar
"Satu"
Ctar
"Dua"
Ctar
"Ti..tiga"

"Ha.ha.ha" ucap gavi yang tersengal-sengal karna asma ny kambuh lalu pingsan karna naren menyuntik kan obat tidur di leher gavi.

Naren pun menggendong putra bungsunya ny bridal style lalu membawa kekamar ny setelah itu merebahkan putranya ke kasur lalu mengobati lukanya.

Setelah selesai naren pun mengolesi minyak telon dan mengganti baju putra nya dengan sweater, lalu iya pun merebahkan tubuhnya disamping bungsunya, lalu mengecup pucuk kepalanya.

"Maafkan Daddy nak, tetap seperti ini ya Daddy sayang kamu" ujarnya lalu tersenyum tipis.

Ia pun ikut tertidur sambil memeluk putra bungsunya.


Gavian Arga NarendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang