Bab 3

1.2K 76 3
                                    

Sore pun tiba terdapat seorang remaja yang sedang tertidur di kasur, lalu iya terbangun karna perutnya mulai kosong.

"Eughh"

gavi pun mulai membuka matanya lalu iya menatap sekeliling kamarnya setelah beberapa menit pun ia tersadar ternyata ini kamar milin tuannya. Iya pun segera turun dari ranjang lalu keluar menuju kamar nya lalu iya segera mandi mandi karna sudah sore. Setelah memakai baju gavi pun pergi menuju dapur untuk membantu bibi nya yang sedang memasak.

"Bi aku bantu bibi masak ya" ujar gavi sambil tersenyum manis.

"Eh gavi kamu udah sehat nak? Bobo dengar dari tuan kalau kamu sedang sakit nak" bibi menatap khawatir gavi.

"Gavi udah sembuh kok bi" jawab nya.

"Yaudah kali gitu kamu bantu bibi anter makanan ini ke meja makan ya"

Gavi pun mengangguk dan mengangkat makanan tersebut lalu meletakan di meja makan.

Tak lama kemudian Naren beserta ketiga putranya turun menuju ke meja makan, naren yang melihat itu langsung ingin pergi ke dapur namun dihentikan oleh naren.

"Vian berhenti!" Perintah Naren.
"I..iya tuan ada apa?" Tanya gavi menunduk.
"Kamu duduk dan makan" ujar naren tak bisa ditolak.

Gavi pun segera duduk di samping naren menunduk. Naren pun segera mengambil nasi beserta lauk dan sayur lalu memberikan ke gavi.

"Makan Vian" ujar naren.
"Ba..baik tuan" pelan gavi.
"Panggil saya Daddy Vian bukan tuan sekali lagi saya dengan kamu panggil saya tuan saya hukum seperti kemarin mau? Dingin Daddy ny.

"Iyaa da...Daddy" takut gavi.
"Good boy" senyum tipis naren sambil mengelus rambut putranya dengan lembut.

Namun perlakuan tersebut membuat ketiga putra lainnya bengong dengan sikap Daddy nya. Namun lamunan itu tersadar setelah Daddy nya menyadarkan mereka.

"Kalian makan juga!" Datar Daddy nya.

Ah nanti mereka akan tanyakan saja kepada Daddy nya. mereka pun melanjutkan makan malam dengar hikmah.

Selesai makan pun Daddy nya memberikan beberapa obat kepada gavi.

"Minum Vian" tegas Daddy nya.
Gavi pun menerima obat tersebut dan meminumnya.

"Sekarang kamu istirahat, Daddy sudah siapkan kamar baru buat kamu jadi sekarang kamu tidur disampir kamar Daddy mengenai barang-barang kamu besok Daddy perintahkan bodyguard Daddy untuk memindahkan nya, sekarang keatas dan istirahat jangan begadang" ujar daddy nya.

"Baik Daddy" gavi pun pergi menuju ke kamar barunya.

Sementara itu

"Apa yang terjadi dad?" Tanya gevan bingung.
"Perbaiki hubungan kalian Dangan bungsu kita" tegas naren.
"Tapi kenapa dad? Padahal selama ini Daddy yang menyuruh kami untuk menjauhi Vian" tanya gio marah.
"Daddy sudah sadar jika ini bukan kesalahan dia tapi karna takdir, Daddy takut kemarin Daddy bermimpi jika Daddy tidak merubah sikap Daddy bunda mu akan mengambil dia" lirih naren.

Ketiga putra nya pun menghela nafas lega, bersyukur karna Daddy nya sudah mau berubah.

"Baik lah dad jadi sekarang aku boleh dekat dengan baby Vian dad?" Semangat Gery.
"Hmm" singkat Naren.
"Terutama kamu gevan, kamu saudara kembarnya jadi sayangilah Vian, Daddy tidak akan melarang kalian lagi untuk dekat dengan permata kita" senyum tipis naren sambil mengelus putra ketiga nya.

Mereka pun lega akhirnya keluarga ini bisa berdamai dengan masa lalu nya dan membuka lembaran baru akan tetapi kita tak tau apa yang terjadi semoga saja gavi terbiasa dengan sikap keluarga mereka.

POV Gavi

Gavi pun naik ke lantai dua menuju ke kamar samping Daddy nya setelah sampai ia pun membuka kamar tersebut.

Ceklek

Gavi pun kamu dengan kamar barunya yang sangat luas seperti kamar tuannya. Terdapat kasur berukuran besar, lemari dan meja belajar yang baru.

"Kenapa tuan aneh hari ini? Apa gw ada salah ngomong?" Bingung gavi.

"Tapi gw senang akhirnya gw punya ayah hehe,gw harap ini ga akan berubah" senyum gavi senang.

"Ya sudah lah mending gw tidur udah ngantuk juga besok sekolah hoammm" ujar gavi.

Ia pun naik ke kasur dan merebahkan tubuhnya, beberapa menit kemudian terdengar suara dengkuran halus remaja tersebut.

Jangan lupa vote ya hehe

Gavian Arga NarendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang