Bab 8: Curious

7 0 0
                                    

Untuk yang kedua kalinya, Mas Dareen mengantarku pulang ke rumah. Padahal aku sudah menolak tawarannya dan memilih untuk memesan ojek online. Namun, Mas Dareen mengatakan kebetulan ia ada keperluan di daerah dekat rumahku. Aku yang tidak enak menolak penawaran itu kedua kalinya pun mengiyakan.

"Gimana persiapan ujian akhirnya, Ra?" Mas Dareen membuka obrolan ketika kami sudah berada di dalam mobil. Aku memang sempat menyinggung soal ujian akhir saat Mas Dareen mengantarku pulang ke rumah untuk pertama kalinya. Saat itu, aku mengaku selain part time, aku juga sibuk persiapan diri untuk menghadapi ujian akhir kelulusan SMA. Namun, aku tidak menyangka bahwa Mas Dareen mengingat percakapan itu dan menanyakan progres yang sudah aku lakukan sejauh ini.

"Lancar aja kok, mas," jawabku singkat. Mobil Mas Dareen mulai melaju dengan mulus di jalanan Kota Yogyakarta yang masih padat dengan kendaraan-kendaraan lain.

"Selama part time, ada kendala nggak di kafe?" tanyanya lagi. Aku tertawa kecil. Mas Dareen lantas melepaskan pandangannya dari jalanan dan melirik ke arahku. "Ada kendala, ya?" selidiknya.

"Enggak kok, Mas," jawabku sambil menggeleng dengan keras. Berusaha untuk tidak mengingat insiden pernyataan cinta beberapa waktu lalu.

"Terus, kok ketawa?" tanyanya skeptis. Kali ini, tatapan Mas Dareen kembali ke jalanan di depannya.

"Aku kaget aja ditanya soal ini sama mas. Takut dipecat kalau jujur." Mas Dareen tergelak. Aku terkesima, ini pertama kalinya aku mendengat Mas Dareen tertawa cukup keras. 

"Enggaklah, ini memang kewajibanku untuk menanyakan kenyamanan pegawai selama kerja di kafe." Aku cukup takjub dengan pernyataan Mas Dareen. Ternyata, aku memang tidak mengenalnya dengan baik selama ini. Melihat sisinya yang berbeda ketika membicarakan pekerjaan ternyata membuatku penasaran. Mas Dareen yang aku tahu adalah bos ganteng berhati devil yang sempat menyatakan cintanya padaku. Tapi, sekarang aku jadi semakin ingin tahu tentang bosku ini. Aku memperhatikan Mas Dareen yang sedang memegang kemudi dengan serius. Urat-urat yang menonjol di lengannya saat sedang menyetir membuat mataku memicing. Namun, saat itu Mas Dareen melirik ke arahku karena aku tak kunjung menjawab pertanyaannya.

"Oh eh oh," sahutku tergagap. Hampir saja aku ketahuan sedang memperhatikan lengannya itu. "Aman kok, Mas. Sejauh ini, aku cukup enjoy dengan pekerjaan di kafe. Nggak ada kendala yang berarti. Teman-teman yang lain juga cukup membantu," jawabku diplomatis.

Mas Dareen hanya mengangguk-angguk mengerti. Akupun menghela napas lega karena jawabanku diterima oleh Mas Dareen.

"Sampai kapan kamu mau part time di kafe?" Pertanyaan Mas Dareen kini membuatku juga berpikir. Jujur, aku sendiri belum tahu mau sampai kapan aku akan kerja paruh waktu di Dreamy Cafe. Mengingat, tujuanku kerja di kafe hanya untuk menghabiskan waktu luang selama tahun terakhir masa-masa SMA-ku.

Memang sih, sebentar lagi aku akan menghadapi Ujian Akhir Semester 1. Mama pasti akan memintaku untuk fokus belajar menghadapi ujian. Apalagi, aku akan segera masuk semester dua dan menghadapi Ujian Akhir Sekolah di awal tahun depan. Sudah pasti, mau tidak mau aku akan meninggalkan pekerjaan ini.

"Atau kamu udah kelewat betah, jadi nggak niat berhenti?" kali ini Mas Draeen berspekulasi karena tak kunjung mendapat jawaban dariku. Aku hanya terkekeh dan menggeleng.

"Belum tahu nih, Mas. Sejauh ini sih, belum ada yang aku putuskan."

*

Mas Ega sudah terbatuk-batuk hebat ketika dia melihat Mas Dareen keluar dari mobil saat mengantarku pulang ke rumah. Saat itu, Mas Ega juga baru sampai ke rumah setelah menjemput Mama dari bengkel. Mama sendiri sudah siap-siap bertindak sebagai tuan rumah yang ramah dan manis kepada tamunya. Mama juga sempat menawarkan Mas Dareen untuk mampir sejenak. Mengingat, ini sudah kedua kalinya Mas Dareen mengantarku pulang. Namun, aku menyenggol lengan Mama kuat-kuat dan menjelaskan bahwa Mas Dareen sudah punya urusan lain. Sebelumnya, Mas Dareen juga tidak sempat mampir karena hari sudah sangat malam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Café SparksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang