BAB I

106 22 5
                                    

Di laboratorium yang tersembunyi di sebuah Institut Penelitian Fisika, Dr. Emily Parker, seorang ilmuan yang brilian dan tekun, duduk didepan layar komputer dengan ekspresi yang tegang. Disekelilingnya, para anggota timnya sibuk memeriksa peralatan dan instrumen yang kompleks.
Emily, dengan rambut pirang panjang terikat kebelakang dan kacamata yang duduk di hidungnya, menggerakkan jari-jarinya diatas keyboard, memeriksa hasil eksperimen yang mereka lakukan selama berbulan-bulan. Mereka telah bekerja tanpa lelah untuk memahami konsep-konsep kompleks fisika kuantum, terutama tentang dimensi paralel dan perjalanan lintas dimensi menuju suatu tempat yang disebut-sebut sebagai kiblat peradaban barat.


Disudut ruangan Dr. Ethan Carter yang memiliki pemahaman mendalam tentang fisika teoretis, memeriksa perangkat terbaru yang ia kembangkan. Dengan rambut hitam keritingnya ia tampak fokus pada pekerjaannya.
Sejak hari pertama penemuan mereka tentang teori baru yang mengubah paradigma tentang alam semesta, mereka telah merancang dan mengembangkan portal ke dimensi lain, untuk itu tim mereka telah bekerja tanpa henti sekalipun berhasil dengan penelitian ini.
Portal interdimensi ini sebenarnya merupakan proyek rahasia yang meraka kerjakan diluar pengetahuan publik. Tentu ada banyak alasan mengapa mereka memilih untuk menyembunyikan eksistensi portal tersebut.

 
Dengan nafas tegang Emily  menatap layar komputer, mengingat kembali semua perjalanan panjang dan upaya keras mereka, tibalah saatnya menguji teori mereka. Mereka siap melangkah menuju pintu dimensi lain yang belum pernah mereka datangi namun sudah lama menjadi tujuan mereka.

 Dengan hati yang berdebar Emily berteriak keras 

"Jake, are you ready?!!!

Jake mendekati Emily dan berusaha mengkoreksi hasil kerja Emily disebelahnya. Mereka berdua terlihat begitu serius.

"kurasa semuanya sudah oke" Jawab Jake yakin.

Setelah semuanya siap seluruh anggota tim mulai berdebar-debar,  Emily menekan tombol merah kemudian muncul sebuah cahaya terang yang menyilaukan dan mempesona ditengah ruangan, membentuk pola geometris yang rumit. Inilah awal dari petualangan yang akan mengubah segalanya, petualangan menuju ruang waktu yang mereka tentukan , untuk diteliti.
                                                                                                                * * *

1. KERUSAKAN PORTAL
"Keyakinan untuk terus melakukan perjalanan yang sulit dan belum pernah ada sebelumnya adalah kunci keberanian"

Olivia Evans sedang berjalan-jalan gontai disuatu gang kecil yang gelap, ia tengah menuju apartemennya untuk beristirahat, ia lelah dengan pekerjaannya sebagi dokter intership disela-sela kuliah kedokteran. 

Ia terlalu lelah hingga setengah sadar ia merasakan sensasi aneh, seolah-olah ada daya tarik yang menyedotnya. Ia melihat cahaya yang menyilaukan seperti kilatan ajaib yang mengundang.  Olivia terpaku, terpesona oleh misteri cahaya yang indah. Angin berhembus keras menerbangkah rambutnya, ia merasakan dirinya melayang menuju ruang hampa dengan kecepatan yang tak terbayangkan.


Ketika perjalanan itu berakhir, Olivia menemukan dirinya berdiri disebuah tempat yang sama sekali berbeda. Olivia Evans berdiri dengan kebingungan, memandang sekeliling dengan mata terbuka lebar. 

"Di..mana... di mana aku?" Gumamnya 

ia merasakan tanah di bawah kakinya yang berbeda dari sebelumnya. 

" ini aneh sekali, Cahaya yang tadi... apa itu?"

Olivia memandang langit malam yang berbeda dari langit yang biasa dia lihat, dengan warna yang lebih intens dengan kilauan cahaya bintang yang menyala-nyala  dan banyak gemerlapan semuanya terasa berbeda.

Olivia berbicara pada dirinya sendiri dengan nada tidak percaya

"Ini bukanlah tempat yang aku kenal. Apakah aku... apakah aku benar-benar telah berpindah tempat?" ia mencoba memahami di mana dia berada dan apa yang harus dilakukannya. Dengan perasaan campur aduk antara ketakutan dan kebingungan yang begitu mengerikan. Sensasi yang ia rasakan saat tadi... begitu kuat, kini telah lenyap seolah-olah tidak terjadi apa-apa hanya menyisakan kebingungan dan ketakutan di dalam hatinya.

Olivia menghirup dalam-dalam udara di sekitarnya, mencoba memenuhi paru-parunya dengan oksigen. Dia mencoba menenagkan diri. Dan menyadari bahwa ia harus menemukan cara untuk kembali ke tempat asalnya, tetapi pada saat yang sama, rasa penasaran dan keingintahuan menggelitiknya untuk menjelajahi tempat yang baru ini.

Dengan dada yang bergemuruh, Olivia Evans melangkah maju, menelusuri tanah yang asing di sekitarnya. Setiap langkahnya terasa seperti menapaki kepingan waktu yang baru, membawanya lebih jauh dari kenyamanan dunia yang biasa dia kenal, tempat dimana ia bertumbuh dan struggle hari demi hari. Angin yang berhembus lembut mengusap wajahnya, mengingatkannya pada kehadiran yang asing namun menenangkan. Hawa dingin menyubit kulit wajah dan lengannya ia hanya mengenakan pakaian tipis hari ini. kaos putih oversize dipadu dengan jeans biru muda. 

Siapa yang tahu hal aneh ini akan menimpanya lagi pula ditempatnya tak ada banyak tumbuhan dan pepohonan seperti ini. Melewati hutan yang tidak dikenalinya, Olivia berjalan dengan penuh kehati-hatian. Daun-daun hijau serba kehitam-hitaman menyapa kedatangannya, ia menyusuri jalan menuju keberanian yang lebih dalam, tak tau arah mana yang harus dituju. Sekalipun semua ini terasa aneh dan mendebarkan sekaligus mempesona, terdapat ketidakpastian hidupnya  yang menggantung di udara. Olivia tak punya pengalaman bahkan skill pertahanan sederhana ia buta, namun ia memiliki keberanian tak terhingga.

setelah menapaki lereng bukit-bukit yang melelahkan, dari kejauhan Olivia melihat siluet bangunan yang menjulang tinggi, memancarkan aura kehidupan yang kuat. Tanah yang dia pijak terasa penuh energi yang tak terduga, seolah-olah memberinya petunjuk yang tak terucapkan. Dengan hati yang penuh harapan, Olivia melangkah menuju pusat gedung megah tersebut, mengejar jawaban atas misteri yang menyelubunginya.

Semakin dekat Olivia dengan tempat tujuannya, Olivia disambut oleh panorama yang menakjubkan. Di hadapannya terbentang kota yang tak terbayangkan, dengan bangunan-bangunan megah yang seakan-akan menembus langit. Orang-orang yang berbusana aneh dan berbeda dari dirinya berkumpul di jalanan yang ramai, sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing.

Namun, di balik keramaian itu, Olivia merasakan ketakutan,kesedihan dan kebimbangan. Sesuatu yang besar meninju hatinya. Dengan langkah gusar, Olivia tetap berjalan pelan dan sesekali bersembunyi dibalik bangunan, ia memasuki sudut-sudut jalanan gelap, ia tak suka jika harus berbaur dengan orang-orang setempat, lagipula ia tidak ingin ditangkap dan ditanya siapa dirinya, ia sebenarnya tidak siap untuk menjelajahi dunia yang asing tapi keadaan ini  memaksanya harus dengan mata dan pikirannya yang terbuka. Tak ada rintangan yang terlalu sulit dalam hidupnya  ia pasti mampu memecahkan teka-teki dan semua hal yang terasa aneh ini.

                                                                                       * * *





PORTALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang