2. KEINGINAN YANG TERWUJUD
"Harapan akan datang seiring dengan fikiran yang positif"
Abraham berada di ruang kerjanya yang tenang, dikelilingi oleh berbagai mesin dan alat-alat mekanik yang rumit. Dia duduk di kursi berputar, menatap layar komputer di depannya, tetapi pikirannya melayang jauh dari tugas teknisnya
Dia melihat sekeliling ruangnya. Di sini ada semua alat yang saya butuhkan, semua proyek yang menantang. Tapi mengapa rasanya tidak cukup? ia membuat monolog dalam hatinya
"Apakah semua ini ada artinya? Ataukah ini hanya tentang mencapai target berikutnya, menciptakan mesin yang lebih canggih, meraih lebih banyak pengakuan?"
"Apa yang terjadi pada jiwa saya? Apakah saya telah terlalu terpaku pada dunia material ini, sehingga kehilangan kontak dengan sisi yang lebih dalam dari kehidupan?" fikirnya lagi
Abraham adalah lelaki pekerja keras dan telah mapan oleh usahanya selama bertahun-tahun. 20 Tahun yang lalu ia hanyalah seorang remaja lugu yang tumbuh di pedesaan terpencil jauh dari hiruk pikuk kota metropolitan. Namun demikian hangatnya kasih sayang keluarga besar selalu dia rasakan, dan impiannya menjadi seorang insinyur telah membawanya ke-Kehidupan yang ia jalani saat ini.
Abraham Rodriguez menyeret tubuhnya ke sofa dan menyalakan TV dengan malas. Ia ingin istirahat sejenak sambil memejamkan matanya ia mendengarkan suara berita yang dibacakan presenter hingga suara itu mulai terdengar sayup-sayup ditelinganya, perlahan kesadarannya pun mulai hilang.
* * *
Di bawah cahaya rembulan yang samar, Olivia berjalan melewati jalanan yang hening tanpa berhenti, setelah tersesat di tengah kegelapan malam. Oliva merasa sedikit lega telah bertemu dengan manusia lagi. Meskipun mereka jauh berbeda dengan dirinya.
Diatas kepalanya langit malam memancarkan warna biru tua yang mengilhami ketakutan di dalam hatinya.
"Dimanakah aku ini?" pikirnya hampir terisak
Setelah berjalan sangat jauh dan merasa sangat letih, dia melihat sebuah tenda tua sepi dan gelap didekat pepohonan, tak jauh dari tenda diseberang jalan lainnya berdiri bangunan megah dengan marmer putih.
Olivia mengintip melalui belahan pintu kain tenda yang tertiup angin.
"apakah tenda ini kosong?" fikirnya.
dirinya yang merasa sangat letih ingin segera beristirahat. tanpa pikir panjang ia langsung masuk kedalam. Tenda yang masih utuh ini terbuat dari semacam kain dan kulit, entah bagaimana ini terlihat cukup baik. sekalipun ia bingung untuk apa tenda ini dibuat, Olivia tidak mau ambil pusing, semua kejadian ini terlalu banyak untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PORTAL
Historical Fictionkehidupan luar dimensi yang diluar dugaan, mitodologi, roman dan sains mewarnai novel ini