BAB IV

39 17 13
                                    

Malam semakin larut, Angin malam yang sejuk menyusup melalui celah-celah dinding kayu, membawa aroma segar dari ladang sekitar. Di luar, suara jangkrik dan hewan malam lainnya mengisi udara dengan irama alam yang menenangkan. Di dalam rumah, Jake dan Abe duduk di dekat perapian, mencoba mencari kehangatan. Tidak jauh dari mereka, Olivia terbaring di tempat tidur sederhana, masih lemah setelah kejadian yang menimpanya.

Marcus, rekan satu tim mereka, tiba-tiba masuk membawa beberapa cangkir minuman anggur lokal. Senyum lebar terpancar di wajahnya.

"Hei buddy, lihat apa yang aku bawa! Minuman anggur terbaik dari ladang sebelah. Ayo, kita minum untuk menghangatkan tubuh!"seru Marcus memecah keheningan yang menerpa Abe dan Jake

Abe tersenyum tipis dan menerima cangkir anggur dari Marcus. 

"Trims Marcus, Kita memang butuh ini setelah hari yang panjang." Abe mulai menenggak minuman digelasnya. 

Marcus menyerahkan cangkir lain kepada Jake, lalu duduk didekat mereka. 

"Buddy..... you know what?  apa yang paling lucu dari Yunani kuno ini?" Marcus mulai bercanda 

"Mereka tidak pernah mendengar tentang Wi-Fi!" sambungnya terkekeh sambil memegangi perut dengan kedua tangannya.

Abe tertawa kecil. 

"Ya, dan kita mengira masalah terbesar kita adalah sinyal yang buruk." Jake manimpali senyumnya terlihat getir.

"Benar! Kalau saja kita bisa mengirim email ke masa depan, mungkin kita tidak akan se-khawatir ini." kata Abe

Mereka berusaha tertawa sejenak, merasakan kelegaan sementara, dari situasi mereka yang sulit. Setelah beberapa saat, Marcus mulai bercerita.

"Kalian tidak akan percaya apa yang terjadi padaku hari ini. Aku bertemu seorang budak wanita yang sangat cantik dan baik hati bernama Minerva. Dia adalah budak penghibur di rumah tuan tanah. Dia begitu ramah dan membuatku merasa seperti berada di rumah." Marcus menatap jauh membayangkan apa yang terjadi hari ini

Abe mengangkat alisnya. "Minerva? Itu nama yang indah. Bagaimana kamu bisa bertemu dengannya?"

Marcus tersenyum lebar, mengingat pertemuannya. "Aku sedang mencari air di sumur desa ketika dia datang untuk mengambil air juga. Kami mulai berbicara, dan dia bercerita banyak tentang kehidupannya. Meskipun dia seorang budak, dia memiliki semangat yang luar biasa. Rasanya seperti dia membawa sedikit cahaya bagiku"

Sementara mereka berbicara, Olivia mulai terbangun, mendengarkan percakapan mereka dengan lemah dari tempat tidurnya.

"Siapa kalian? dimana aku?" Olivia tampak kebingungan

Mereka terkejut mendengar suara Olivia. Abe segera mendekat dan membantu Olivia duduk.  "Kamu sudah sadar. Bagaimana perasaanmu?" tanya Abe prihatin

Olivia mengangguk pelan. "Aku merasa sedikit lebih baik. Tapi saat aku mendengar kalian saling berbicara, aku menjadi semakin khawatir. apakah kita akan terperangkap disini selamanya?" air mata olivia mengalir deras dari kedua pipinya. Ia merasakan kerinduan  yang sangat dalam dihatinya untuk kedua orangtua dan sahabat-sahabatnya di New York. dirinya bahkan rindu dengan tempat tidurnya yang empuk bahkan selimutnyapun sangat ia dambakan saat ini.

Abe dan Jake saling menatap sementara Marcus mulai mendekati Olivia dengan duduk disebelahnya

"Ya itu belum tentu nona, kami masih menaruh banyak harapan pada tim kami yang tertinggal di Philadelphia, ia seorang jenius ia pasti bisa membantu kita keluar dari sini, jangan kuatir nona, kau hanya perlu memahami tempat ini dengan lebih baik. Ada banyak hal asik tentang tempat ini." Marcus terlihat berapi-api seperti berusaha menenangkan dirinya sendiri.

Olivia mengangguk, mencoba mengingat detail yang dia dengar. "Mungkin kita bisa mencari cara untuk memperbaiki portal itu sendiri?"

Jake mengangguk setuju. 

"tidak menutup kemungkinan, Kita bisa mencoba banyak cara. Dr.Emily ketua tim kami banyak mengetahui tempat ini, itu tentu bisa membantu kita." Jake menerangkan

Dengan harapan baru, Olivia mulai memperkenalkan dirinya sendiri kepada Jake,Abe dan Marcus. 

"Namaku Olivia Evan,aku dokter internship di Rumah Sakit Mount Sinai. Saat dijalan aku pulang ada gelombang dan cahaya aneh yang menyedotku, saat aku sadar aku sudah berada dizaman ini". Olivia menjelaskan dengan serius, Ia tidak punya banyak pilihan. tempat ter-aman adalah tetap bersama para pria ini.

Jake, Abe dan Marcus menyalami Olivia secara bergantian, mereka memulai perkenalan yang terasa erat ditempat yang asing.

* * *


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PORTALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang