Prolog

309 17 0
                                    

Hujan menyambut datangnya pergantian bulan. Dengan alat rajut yang masih di genggaman tangan, Anton men-jeda kegiatannya untuk menikmati udara dingin yang mulai menusuk kulitnya.

"Anton"

Dengan merasakan pundaknya yang ditepuk, Anton segera menoleh.

"Apakah kamu sudah makan?"

Anton hanya menggelengkan kepala sebagai jawabannya.

"Sudah waktunya makan malam. Ayo makan bersamaku"

"Tidak, aku masih kenyang"

Dengan bahasa isyarat Anton menjelaskan bahwa dirinya sedang tidak lapar. Anton sebenarnya bisa mendengar dan bisa berbicara, hanya saja dia mengidap selective mutism yang sudah dirinya idap sejak Ibunya meninggal sampai sekarang, Anton masih saja menggunakan bahasa isyarat untuk berbicara dengan orang lain, begitu juga dengan keluarganya sendiri.

"Kamu melewatkan makan siang, dan kamu masih belum juga lapar? Tidak, aku tidak menerima penolakan. Ayo makan, atau aku akan memanggilkan Sakuya agar kamu diceramahi habis-habisan?"

Sakuya, adik angkat Anton. Anak itu sangat cerewet, dirinya sangat patuh pada adiknya itu, karena Anton sangat menyayanginya seperti adik kandungnya sendiri.

Mendengar nama Sakuya disebutkan, Anton langsung mengiyakan ajakan makan malam itu. Walaupun Sakuya sedang ada kegiatan sekolah yang mengharuskan anak itu menginap di sekolah, tetap saja Anton takut kalau Sakuya akan pulang dari kegiatannya hanya untuk menyuruh Anton makan.

Saat di meja makan sebenarnya tidak ada yang spesial, hanya ada Anton, Sohee, Wooseok-Ayah Anton, dan Ibu tirinya-Ibu Sohee.

"Sohee, bagaimana apakah kamu menyetujui perjodohan yang kita bicarakan tadi"

"Maaf Ayah, tapi aku tidak bisa menyetujuinya. Aku sudah memiliki kekasih"

"Akhiri saja hubungan kalian, dan terima perjodohan ini"

"Jawabanku masih sama, Ayah"

"Apa yang bisa kau banggakan dari kekasihmu itu?"

"Walaupun dia bukan dari keluarga yang berada, aku sangat mencintainya, Ayah. Mencintai tidak perlu alasan, dengan saling percaya dan menerima apa adanya itu sudah cukup"

"Aku mohon pada Ayah untuk tidak memaksaku untuk menerima perjodohan ini, aku harap Ayah bisa menghargai keputusanku"

"Baiklah jika itu maumu, tapi jika dalam 1 tahun kekasihmu itu belum ada perkembangan, tidak ada penolakan lagi"

Wooseok pergi begitu saja meninggalkan Istrinya Anton, dan Sohee.

"Sohee-yaa, Ibu pikir lebih baik dengarkan kata Ayah, percayalah Ayah hanya ingin yang terbaik untukmu"

"Tapi bu, aku juga punya hak untuk memilih pasangan hidupku. Karena aku yang menjalaninya, kalaupun keputusanku itu tidak sesuai apa yang aku harapkan, aku masih punya waktu untuk memperbaiki semuanya sendiri. Aku sudah dewasa bu, tolong jangan berlebihan"

"Ibu mengerti nak, tapi jujur saja Ibu juga sedikit ragu dengan kekasihmu itu. Apalagi dia bukan dari keluarga yang berada, kalaupun kalian menikah bagaimana kalian akan hidup dengan finansial yang tercukupi? Ibu hanya takut kamu akan hidup sengsara"

"Tidak selamanya dunia hanya tentang uang bu, uang bisa dicari bersama sama. Aku dan kekasihku berencana untuk memiliki anak saat sudah sama sama siap dan itu juga butuh pertimbangan. Semua nya pasti akan aku pikirkan dan rencanakan dengan baik bu. Jangan khawatir"

Tapi sebelum Ibu Sohee ingin menjawab perkataan Sohee, Anton memberanikan diri untuk memegang pundak sang Ibu tiri.

"Maaf menyela, tapi jika Ayah masih memaksa Kak Sohee untuk menikah, biar aku saja yang menggantikan. Walaupun aku juga tidak tau apakah pendapatku akan diterima oleh Ayah, tapi aku tidak ingin Kak Sohee terus-terusan di desak untuk menerima perjodohan ini"

𝐁𝐄𝐒𝐓 𝐏𝐀𝐑𝐓 - Park Wonbin & Lee AntonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang