EPS 10 : Hari yang Normal

58 10 1
                                    

Dipublikasikan pada 28 Februari 2024
Telah direvisi pada 24 Februari 2024

"I'm in the mood for chancing I feel like dancing. Ooh so come on and hold me tight"
-I'm In The Mood For Dancing, Yuju (True Beauty OST)

『✎﹏ 』

HANIA berjalan riang gembira di sepanjang lorong kelas 10 IPS, menyapa guru-guru yang lewat dan entah mengapa ia merasa menjadi manusia paling bahagia sedunia. Akan tetapi kesenangan itu tak berlangsung lama, langkah kaki si jaket hitam tiba-tiba terputus, senyumnya menjadi suram waktu bertemu Jovan dan Gavin dari arah yang berlawanan.

"Ey yo wassup, anak olim!" sapa Gavin, namun yang disapa langsung pergi begitu saja.

Dua remaja itu menoleh ke belakang berbarengan, mengamati punggung teman sekelasnya dari jauh. Gavin mengendikkan bahu dan berpikir jika dirinya terlalu tampan, sampai membuat Hania pergi begitu saja karena salting.

"Tingkat pedenya lebih tinggi dari pada harapan keluarganya," cibir Jovan seraya menggelengkan kepala.

Usai menempatkan sepatu di rak, Dhara membuka pintu kelas. Menyapa teman-teman yang kelihatan dalam keadaan bahagia hari ini, tapi bohong.

"Selamat pagi teman-teman gue yang imut dan mempesonaaaa ...." sapa Dhara masuk ke dalam kelas seraya melompat-lompat kecil.

Gita yang sedang mengelabang rambut Yuvika tanpa diduga bulu kuduknya berdiri usai kedatangan Dhara. "Kok tiba-tiba gue merinding ya?"

Yuvika menoleh ke belakang sekilas. "Pertanda apa itu, Git? Tell me, tell me, tell, tell, tell, tell, tell, me."

"Waktunya bayar kas semua!" pesan Dhara lalu mengeluarkan buku kas kelas, tak lupa pulpen kuda poni kesayangannya.

Dan saat itu pula semua orang mulai mengeluh bersamaan.

"Cuma dua ribu doang lho! Apa perlu gue naikin uang kasnya jadi lima ribu? Biar sama kayak kelas sebelah," saran Dhara lalu bercekak pinggang, "Mau pilih yang mana hayooo ...."

"Nggak mau bayar kas!!" balas para gadis membuat si Bendahara mengerucutkan bibir.

"Sampai kapan kalian mau nunggak uang kas? Astaga!" Dhara terperanjat melihat Gavin tiba-tiba menyembul dari belakangnya sambil menari tarian India.

"Selaaamanya ...." balas Gavin seraya bersenandung. Kemudian merogoh saku seragam, memberikan uang dua ribu rupiah ke Bendahara. Usai namanya tercatat, Gavin berjalan menuju bangkunya sambil menari.

"Devan."

Devan yang sedang fokus belajar Sejarah untuk mempersiapkan olimpiade refleks menengok ke atas, melihat seseorang baru saja menaruh minuman isotonik di atas mejanya.

"Buat lu, semangat belajarnya yak," ucap Dhara diakhiri kedipan mata yang gagal karena gadis itu tak bisa mengedipkan sebelah matanya.

Devan menerima minuman isotonik tersebut, netranya dibuat salah fokus dengan sticker notes yang tertempel di bagian depan botol tersebut.

Lo ga suka sama gue? It's okay, yang penting gue suka sama lo.
Kiw kiw Devan, fb Instargram gue dong. Gue maksa!!
Ig: @dun__.a

Excellent '05 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang